Anak Baru Dan Kesialannya

1.4K 89 0
                                    

Aurel menatap Sheirna dari atas sampai bawah, lalu kembali keatas lagi, seperti itu terus menerus hingga Sheirna menggeplak lengan Aurel. "Lo natap gue gitu sekali lagi, gue masukin lo ke rumah sakit jiwa!" Sungut Shei kesal.

"Gue cuma syoq sama yang tadi lo lakuin, gak masuk Haikal, diluar Nurul, dan gak habis fikri!"

"Lo udah ngomong kaya gitu sepuluh kali, Aurel Aresti Widyaputri! Lagian lo kaya gak pernah liat gue marah-marah aja, kita kan udah bestian dari julukan  bocil kematian."

Aurel mengangguk setuju, "Iya gue tau, tapi yang tadi itu bukan marah-marah, Shei. Itu ngamuk!"

"Lo belum liat ngamuk versi gue, Rel." Smirk Shei yang terlihat menjijikan dimata Aurel.

"Muka lo kaya nahan berak!"

Tengggg

"Jam pertama siap dimulai!"

Setelah itu, datanglah seorang guru yang diketahui sebagai wali kelas 12 IPA 3. Tak datang sendirian, guru itu diikuti oleh seorang laki-laki yang sepertinya murid baru.

"Selamat pagi anak-anak, sebelum pelajaran dimulai, ibu membawa satu teman baru untuk kalian semua. Silahkan perkenalkan diri kamu, nak." Bu Asti mempersilahkan anak baru itu.

"Pagi semua, nama gue Naresh Alkean Aditama, pindahan dari SMA Wiyata. Semoga bisa jadi teman baik, semuanya." Naresh tersenyum lebar menampilkan lesung pipinya. Hal itu sontak membuat banyak para murid perempuan memekik histeris, norak!

Monmaap, istri Tawan juga suka gitu kok kalo liat cogan, hehehee...

"Jangankan jadi temen baik, jadi pacar juga gass!"

"Udah kaya kodomo aja teman baikku!"

"Mai tong bpen puean, bpen faen na kha!"

Naresh yang tadinya tersenyum lebar, kini memperlihatkan gigi kelincinya. "Oihhh, jing o?" Balas Naresh membuat Sheirna melotot kaget. Ya, yang tadi berteriak menggunakan bahasa alien itu Sheirna.

"Jing-jing khun!"

Kedua orang tersebut langsung terlibat obrolan yang para teman kelas dan wali kelasnya tidak mengerti sedikitpun. "Aduhh, ngobrolnya dilanjut nanti waktu istirahat. Sekarang Naresh, silahkan duduk bersama Arkan, Arkan tunjuk tangan kamu!"

Naresh bergegas menuju bangku Arkan, "Hai broo."

Arkan mengangguk kecil, "Semoga betah duduk sama gue yang suka molor ini."

Naresh terkekeh kecil, "Santai, kayaknya kita satu frekuensi."

Waktu terus berjalan hingga akhirnya bel istirahat berbunyi, mereka berhamburan meninggalkan kelas untuk menuju kantin. "Naresh, ayo ngantin!" Ajak Sheirna dengan antusias.

Naresh mengangguk kecil, ditariknya lengan Arkan yang masih sibuk bermimpi. "Sawadee khab, khun."

Sheirna tertawa lalu ikut mengatupkan tangannya seperti yang dilakukan Naresh, "Sawadee kha, phom Shei na kha. Yang ni, Aurel kha."

"Anjir lo pake bahasa planet mana woii?!"

Sheirna menatap Aurel jengah, "Itu bahasa suami gue, Thailand."

Aurel mengangguk, "Akhirnya nemu yang satu frekuensi juga lo, gue terlalu Anyyeong buat lo yang Sawadee kha." Ya, Shei dan Aurel memang berbeda fangiril. Jika Shei sangat-sangat addict dengan segala sesuatu yang berbau Thailand, Aurel sangat-sangat menyukai semua hal yang berhubungan dengan korea.

Arkan hanya bisa terdiam mengikuti langkah ketiganya ke kantin, jujur saja nyawanya masih tertinggal dikelas. Akhirnya mereka sampai di kantin, Aurel dan Sheirna memilih untuk memesan makanan sedangkan Arkan dan Naresh mencari tempat duduk. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Shei dan Aurel datang dengan dua nampan berisi makanan dan minuman.

Kayara TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang