Udah Konflik Aja!

3.1K 122 0
                                    

Kayara mengerjapkan matanya pelan saat tidurnya terganggu oleh pantulan sinar matahari yang masuk melalui celah kamarnya, ya celah kamarnya. Eh tunggu! Kok kamar aku ada sinar matahari seterang ini? Selama ini kan kalaupun ada sinar matahari gak akan sebrutal ini silaunya.

"AAAAA!!"

Mendengar teriakan Kayara, seorang wanita paruh baya membuka pintu kamar dengan tergopoh-gopoh. "Non, alhamdulillah non Shei sudah sadar!" Pekik wanita tua itu dengan raut bahagia sekaligus lega.

"L-lo siapa?!"

Bi Jumi terkejut bukan main mendengar pertanyaan dari nona-nya itu. Bukankah anak majikannya itu hanya pingsan beberapa jam yang lalu karena penyakit bawaannya? Apa pingsan bisa membuat seseorang Anemia, eh? Amnesia!

"Nona bicara apa? Saya ini bi Jumi, ART disini."

Kayara menggeleng kuat, "Ini gue dimana, sih? Kenapa gue bisa disini? Kenapa bisa gue tiba-tiba bangun dan ada di rumah orang lain!"

"Sheirna!"

Teriakan itu membuat Kayara dan bi Jumi mengalihkan pandangan kearah pintu, terlihat seorang laki-laki berpenampilan casual tengah mengatur nafasnya pelan. Laki-laki itu memasuki kamar Sheirna dengan raut wajah yang tidak bisa ditebak, tapi aura yang muncul bersama masuknya laki-laki itu berhasil membuat bulu kuduk Kayara berdiri. Serem coy!

"Sudah bangun, hm? Kenapa nggak mati aja sekalian?"

Deg

Kayara melotot mendengar penuturan laki-laki sialan itu, mulutnya belum pernah dihantam truk tronton pasti! "Apa lo bilang? Mati? Sorry aja nih ya, lo bukan izroil yang tugasnya nyabut nyawa gue!"

"Tapi karena lo gak mati, gue jadi gak bisa hidup bahagia dengan orang yang gue cinta!"

Sekilas ingatan tiba-tiba masuk kedalam kepala Kayara, dengan sakit yang tak kunjung mereda, kini Kayara sedikit tahu tentang laki-laki didepannya itu. Namanya Agrana Geovano Winata, calon suami dari Sheirna Kayara Alunika, pemilik tubuh yang kini Kayara tempati. Keduanya terpaksa menjalani perjodohan untuk kelangsungan bisnis keluarga masing-masing, berbeda dengan Sheirna yang mencoba menerima, Geovano justru sebaliknya. Ia menentang keras perjodohan itu, ia tak mencintai Sheirna, ia memiliki kekasih sendiri.

Sekeras apapun penolakan Geovano, orang tua mereka tetap menjalankan perjodohan itu, dan kini mereka telah terikat pertunangan sejak dua tahun yang lalu. Karena itu jugalah Geovano selalu berusaha menyakiti dan menyingkirkan Sherina agar perjodohan itu batal dan ia bisa hidup bahagia bersama Resha, kekasihnya.

"Geovano, inget ucapan gue baik-baik, mau sampe lo mati sekalipun, gue gak akan pernah mati dan biarin lo sama Reshanjing itu hidup diatas penderitaan gue!"

Geovano mencengkram lengan Sheirna kuat, "Jaga mulut lo itu, lo gak berhak ngatain Resha! Jelas dia jauh lebih baik daripada lo!"

Kayara terkekeh sinis, "Oh ya? Kalau memang bitch itu jauh lebih baik dari gue, kenapa orang tua lo lebih milih jodohin lo sama gue? Bukannya mereka nggak pernah mandang status sosial orang lain? Setahu gue, keluarga lo sangat-sangat menjunjung tinggi attitude. Dan karena pacar lo itu gak punya attitude, mungkin itu alasan utama mereka gak suka sama bitch itu."

"Orang tua gue bisa dan mau bantu perusahaan keluarga lo dengan cuma-cuma karena mereka sahabatan, tapi orang tua lo sendiri yang ngajuin perjodohan konyol dan tolol ini, Geo. Lo tahu itu, kan?"

"Kalau ditanya gue cinta atau nggak sama lo, jawabannya adalah nggak! Lo tahu kenapa? Karena gue juga punya cinta sendiri, gue punya seseorang yang dengan tulus mencintai gue apa adanya! Nggak kayak lo yang kerjaannya cuma ngebentak dan nuduh gue seenak jidat lo sendiri, anjing!"

Geovano tertegun, hampir dua tahun ia mengenal Sheirna, tapi baru kali ini ia melihat kemarahan gadis itu. Selama ini, Sheirna hanya diam dan pergi begitu saja saat ia menuduh dan membentaknya, tapi kali ini? Sheirna berani membentak dan mengumpatinya.

"Kenapa, Geo? Kaget liat gue yang berani sama lo? Apa lo pikir selama ini gue takut? Nggak, gue gak pernah takut sama manusia menjijikan kayak lo yang kerjaannya cuma nuduh orang tanpa bukti, dan gak pernah mau dengerin penjelasan orang lain kecuali pacar kesayangan najis lo itu. Gue cuma mau liat, sampai mana sih lo berani dan nentang ucapan orang tua demi jalang itu? Dan ternyata, uhhh, lo sangat bulol!"

Geo melepaskan cengkramannya, "Lo bilang punya seseorang yang mencintai lo dengan tulus, kan? Berarti lo bisa batalin perjodohan konyol ini, Shei! Lo harus kejar cinta itu, gue akan membantu!"

Kayara kembali tertawa, ralat, menertawakan kebodohan Geo. "Apa lo pikir gue sebodoh itu, Geovano? Gue bahkan gak pernah biarin cinta gue pergi gitu aja, bahkan disaat orang tua gue lebih setuju sama hubungan kita. Dia selalu disamping gue, dideket gue, bahkan dia selalu bantuin gue disaat anjing kayak lo yang dikasih amanah malah nyakitin gue."

"Kalau lo emang mau perhodohan ini batal, usaha! Dan satu lagi, jangan pernah ganggu gue lagi. Sekarang lo keluar, gue jijik liat muka najis lo itu!" Usir Sheirna membuat Geovano terdiam sesaat, tangannya terkepal kuat menahan amarah. Dengan cepat ia meninggalkan Sheirna dan bi Jumi.

"Non"

Kayara menatap bi Jumi lembut, "Bibi bisa keluar, aku mau sendiri. Jangan bilang ke siapapun tentang hal ini." Bi Jumi mengangguk kecil, ia segera bergegas meninggalkan kamar nona mudanya itu.

Kayara menatap dirinya dipantulan cermin besar yang berada dipojok ruangan, ia tersenyum kecil. "Gimana akting gue tadi, Shei? Keren, kan? Harusnya waktu lo hidup, lo kayak gue! Jangan cuma ngang-ngong aja pas dituduh yang nggak-nggak sama pasangan dakjal itu!"

"Ck, ini gue masuk pararel mana sih anying? Novel, kah? Tapi novel apa? Gue kaya gak asing sama nama-nama orang disini. Tapi dimana, yaa?" Kayara memukul kepalanya pelan berharap ingatannya yang hanya satu giga itu berjalan.

"Anjir! Gue inget gue inget! Happy Ending, hahahaa!"

"Pantesan gue kayak deja vu gitu, tapi kenapa ada adegan ini? Sheirna pingsan gara-gara penyakitnya? Di novel gak ada, anjir! Terus, ini udah sampe bagian mana? Kenapa ingatan Sheirna setengah-setengah sih? Shei sama Geo udah tunangan, berarti ini udah pertengahan dong? Mampus gue, gue gak mau mati dua kali!" Kayara mengingat bagaimana di ending Sheirna mati karena ditabrak oleh Juno, mantan pacar Resha yang tak ingin Resha diganggu orang lain. Dengan baik hati, Juno merelakan Resha hidup bahagia dengan pilihannya sendiri, Geovano.

"Lagian nih novel aneh banget anjir, mana ada antagonis sifatnya klemar-klemer kaya si Sheirna gini? Minimal auranya menggelegar, lah ini? Kaya nggak ada kehidupan anjir si Shei!"

"Tapi tenang aja, Shei, mulai sekarang gue bakal bikin kehidupan kedua lo ini lebih berwarna! Pertama-tama, lo harus dapetin pacar yang kayak lo bilang ke Geo dakjal itu! Jangan sampe dia tahu kalo yang tadi gue bilang itu omdo." Ya, Shei memang tak memiliki pacar seperti yang tadi Kayara bilang. Jika memang Shei memiliki pacar, tentu ia tak akan mau menerima perjodohan tolol ini.

Finish!

Wadee kha tukhon, thoe sebai di mai?

Balik lagi sama istrinya Tawan, kali ini aku bawain cerita fantasi yang masih anget-angetnya di dunia oren ini. Sebenernya gak terlalu bisa bikin cerita yang alurnya maju-mundur gini sih, tapi yaudah coba aja dulu. Kalo ide-nya mandek yaudah, bye🙂




Kayara TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang