Perpindahan Penduduk

1.2K 81 0
                                    

"Naresh, sorry banget udah seret-seret lo kedalam masalah gue. Gue gak berniat apa-apa kok, sumpah."

Naresh hanya bisa tersenyum kaku, "Jadi lo pacarnya si Geovano Geovano itu?"

Shei mengangguk lesu, "Gue dijodohin sama dia. Gue gak mau, tapi gue terpaksa nerima semua ini."

Naresh menatap mata hazel Shei, "Lo gak ada perasaan apa-apa buat dia?"

"Gak, gue gak ada rasa apapun buat dia, bahkan sedikitpun." Bantah Shei tegas.

"Kalau gak ada rasa, kenapa harus nangis?" tanya Naresh lagi.

"Kalau gue bilang itu bukan perasaan gue, apa lo bakal percaya? Jujur, gue gak tau kenapa gue nangis, tapi gue yakin, itu pasti setitik rasa dari pemilik tubuh."

Naresh bingung dengan apa yang dikatan Sheirna, "Maksudnya? Bukannya pemilik tubuh ini, lo? Berarti rasa itu milik lo dong, Shei."

Shei menggeleng, "Ini bukan tubuh gue, dan tangisan ini juga bukan milik gue, Resh."

"Lo lagi ngelawak atau gimana? Jelas-jelas lo ada ditubuh ini, otomatis ini tubuh lo, Shei."

"Transmigrasi"

Naresh mengerutkan kening bingung, "Hah? Perpindahan penduduk? Hubungannya apa?"

Sheirna mengelus dadanya berusaha sabar, tangisnya susah berhenti. Ya sebenarnya tidak ada yang salah dengan perkataan Naresh. Dalam arti sebenarnya, transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ketempat yang lain. "Itu bahasa IPS-nya, kalo diartiin ke bahasa gaul, artinya perpindahan jiwa."

Naresh tertawa kecil, "Perpindahan jiwa? Gak salah, nih? Lo kalo lagi patah hati suka ngelantur ya, Shei. Atau lo abis nonton Vice Versa, ya? Mau jadi Talay, lo?"

"Lo gak percaya sama gue? Ini beneran, Resh." Bantah Shei berusaha meyakinkan Naresh.

"L-lo serius gak sih, Shei?"

"Liat mata gue, apa menurut lo gue lagi bercanda?"

Naresh menggeleng kecil, "Gue bingung."

Shei mengangguk mengerti, tidak mudah bagi orang bisa mengerti dan memahami keadaannya. Pun seperti dirinya beberapa hari yang lalu, ia juga tidak menerima dirinya masuk kedalam jiwa Sheirna. "Mau lo percaya atau nggak, boleh gue minta tolong sesuatu ke lo?"

"Apa?"

"Lo mau jadi pacar pura-pura gue, gak? Gue bener-bener butuh bantuan lo saat ini."

Naresh menggaruk keningnya tak nyaman, "Gimana ya, Shei, gue punya pacar."

"Gue cuma minta lo jadi pacar pura-pura, lagi pula gue tahu kok siapa pacar lo. Gue bakal jelasin ke dia situasinya, lo percaya aja sama gue."

"Lo tahu siapa pacar gue? Gimana bisa? Kita baru ketemu hari ini!" bantah Naresh tak mempercayai Shei.

"Aurel. Mana mungkin gue gak tau tentang hubungan lo sama bestie sehidup semati gue, Resh. Aurel itu paling gak bisa nahan diri kalo liat cogan, dan pagi tadi? Bahkan dia gak mau repot-repot natap lo waktu perkenalan dikelas. Dikantin juga dia bersikap seolah-olah udah kenal sama lo sampe dia diem aja gak mau nimbrung obrolan kita, ditambah mata lo yang gak bisa lepas natap dia. Lo pikir gue cewek polos yang gak punya radar kebucinan?" Tepat sasaram. Naresh dibuat bungkam dengan semua penjelasan Sheirna.

"Jadi lo mau bantu gue, gak? Ini bisa jadi salah satu cara biar lo bisa terus deket sama Aurel, kalian backstreet atas kemauan dia, kan?"

Naresh diam, ia bingung harus menjawab apa. Menjadi pacar pura-pura Shei bukankah sama saja menyelingkuhi Aurel? Ya, walaupun itu hanya pura-pura. Tapi iming-iming terus berdekatan dengan pacar kesayangannya juga tak mungkin Naresh lewatkan. Apakah ia harus berbicara dengan Aurel terlebih dahulu?

"Cuma satu bulan, Resh. Setelah itu, gue jamin hubungan lo sama Aurel bakal baik-baik aja. Bahkan gue bisa bantu lo buat minta Aurel publish hubungan kalian. Gimana?" Cukup sudah, penawaran Shei sangat menggiurkan bagi bulol seperti  Naresh.

"Apa yang harus gue lakuin?" tanya Naresh akhirnya.

Shei tersenyum senang, "Lo cuma harus bersikap seperti pasangan bucin kiyowo naarak jing-jing kalau ada Geo sama Reshanjing, diluar itu, lo bebas deketin Aurel. Dan bonusnya, akan selalu ada Aurel diantara kita. Setuju?"

"Shei, Resh!" Teriakan Aurel memecah aksi tawar menawar mereka. Terlihat gadis itu dengan santai mendekati mereka berdua. "Mojok aja mojok, gue gak papa kok ditinggal sendirian sama si duo dakjal itu."

Shei memutar bola mata malas, "Nggak usah cemburu gitu kali, Rel. Gue gak akan rebut 'ayangie' kok." Shei sengaja menyebut nama panggilan khusus Aurel pada Naresh.

Aurel melotot terkejut, "A-apa apaan lo?! Siapa ayangie yang lo maksud?!"

"Naresh pacar lo, kan?"

Aurel menatap Naresh tajam, lalu kembali menatap Sheirna, "Nggak, mana ada! Dia cuma anak baru disini."

"Jangan bohong, gue tau semuanya kok. Gue tau lo kenal sama Naresh sejak pindah enam tahun lalu, pacaran udah tiga tahun ini, dan berencana tunangan setelah semester pertama."

"Kok lo bisa tahu, sih?" Kesal Aurel merengek.

"Lo berniat nyembunyiin ini berapa lama dari gue? Sampe gue mati?" tanya Shei datar.

Aurel segera menggeleng keras, "Nggak gituu, Shei. Awalnya gue mau cerita ke lo, cuma ngeliat lo yang selalu diposisi nggak ngenakin, gue jadi ngurungin niat gue. Tapi gue gak ada niat buat nutup-nutupin ini semua dari lo, sumpah deh."

"Nyatanya lo nyembunyiin hal sebesar ini sampe Sheirna mati, Rel."

"Oke, gue bisa terima alasan lo. Tapi gue ada satu permintaan izin, lo mau bantuin gue?"

"Izin apa?" tanya Aurel bingung.

"Gue mau lo sama Naresh bantuin gue buat bikin Geovano sama si Reshanjing itu hancur!"

Aurel menatap Shei dan Naresh bingung, melihat itu Shei langsung menjelaskan rencananya. Karena sudah lelah melihat Shei yang selalu ditindas oleh kedua pasangan dakjal itu, akhirnya Aurel bersedia membantu. Mereka akan memulai rencana itu nanti setelah pulang sekolah, tepat saat Geovano latihan basket.

Setelah itu mereka bertiga kembali kekelas dengan pikiran yang sudah tak sabar menanti pulang sekolah.  "Jangan pikir gue lupa tentang lo sama Naresh ya, Rel. Pokoknya lo harus traktir gue!"

Aurel menghembuskan nafas kasar, ia pikir nasib dompetnya akan aman setelah ini, ternyata tak semudah itu lepas dari radar money milik Sheirna.

"Ya, lo bebas beli apapun, gue traktir."

Sheirna tersenyum lebar, pikirannya memikirkan banyak bujang sekarang. "Menurut lo gue harus beli photocard suami, atau lighstick suami sama suaminya suami?"

Aurel melepas satu sepatunya lalu memukulkannya pada pantat seksoy Sheirna, "NGELUNJAK LO SETAN!"

Kayara TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang