Laras mengatur nafasnya yang tidak beraturan, tasnya yang berat bagaikan mengangkat sebuah batu dia letakkan di tanah. Setelah berjalan cukup lama, Laras sampai di lokasi rumah barunya.
Dia mendongak, dan di depannya terbentang sebuah tanah yang luas dan subur. Pohon-pohon menjulang tinggi, merangkul lokasi ini dalam keteduhan. Sinar matahari tersaring lembut melalui dedaunan, menciptakan permainan bayangan yang menari-nari di permukaan tanah.
Di kejauhan, cahaya matahari mencerminkan gemerlap air terjun, memberikan pandangan yang menakjubkan. Laras merasa beruntung karena bisa tinggal di tempat seperti ini, tanpa harus melakukan perjalanan jauh untuk menemukan air yang segar.
"Ternyata lama juga ya sampai kesini, kukira aku akan tiba sekitar tengah hari, kenyataannya aku sampai pas hari mulai gelap..." Keluhnya, dia meregangkan tangannya. Otot-otot tangannya terasa kaku karena telah menggendong tas berat itu hampir sepanjang hari.
Memandangi langit yang perlahan mulai menggelap, Laras bergegas mengeluarkan isi tasnya dan mulai membangun pondok kecil. Akan gawat jadinya jika dia tidak membangun pondok sekarang, bisa-bisa dia akan diserang oleh hewan buas secara diam-diam, 'kan?
"Senku, tunggu sebentar lagi, aku akan datang untuk membantumu! Secara diam-diam!" Seru Laras.
Tiba-tiba, di dalam hutan yang sunyi, Laras merasa ada sesuatu yang tak biasa. Suara gemericik lembut mencuri perhatiannya, membuatnya berhenti sejenak. Jantungnya berdetak kencang dalam ketegangan. Dia menyadari bahwa suara itu berasal dari semak-semak yang berdekatan.
Laras dengan hati-hati mengambil tongkat runcing yang selalu ia bawa, dan perlahan bergerak mendekati sumber suara tersebut, mengendap-endap seolah-olah memasuki wilayah yang misterius.
"Siapa-!" Dia membeku saat semak-semak dibuka.
Bukan bahaya yang dia lihat, tapi seorang anak manusia, pendek, dengan kepala semangka. Anak itu terjatuh ke tanah saat Laras masuk ke dalam semak-semak, badannya bergetar memandang Laras yang masih terkejut.
Dia ingat betul siapa dan identitas anak ini, anak kecil dengan kepala semangka di anime Dr. Stone... Aku ingat!
Laras berjongkok di hadapan anak itu, menatapnya lurus lalu memberikan senyuman.
"Halo-"
"Tolong jangan bunuh aku!!"
***
Jauh dalam hutan Senku sedang tidur dengan selimut di bawah pohon besar. Bersama cahaya api unggun yang menghangatkan, dan seorang gadis yang telah dia tolong sehabis tertimpa pohon. Gadis itu memiliki rambut pirang yang diikat ekor kuda runcing, sosoknya langsing dan mempunyai mata sebiru lautan. Kohaku namanya.
Senku, Taiju dan Yuzuriha harus berpisah di jalan agar pria tarzan itu tidak curiga. Bisa dibilang Tsukasa menganggap Senku telah mati. Ya... Karena sebelumnya Senku telah mati sekali ditangannya, namun, dia kembali hidup karena ada retakan batu di lehernya.
Dibasahi dengan air ajaib Senku kembali hidup. Sangat tidak masuk akal dan sulit dipercaya, tapi untuk sekarang Senku akan fokus pada masalah sekarang.
Kembali ke waktu sekarang, saat ini Kohaku tidur bersandar pada pohon sambil memegang pisau, Senku berbalik, tidak tahan untuk bertanya perilaku aneh gadis tersebut.
"Apa tidur sambil memegang pisau itu kebiasaan manusia di zaman ini? Atau hanya kau saja?" Tanya Senku heran.
Kedua alis Kohaku berkerut, "Itu karena kau tiba-tiba membahas hal romantis!"
"Hanya karena aku tertarik pada aksimu, bukan berarti aku bisa mempercayaimu." Sambungnya.
Senku memutar bola matanya, berbalik, "Jika singa sepertimu menyerangku aku tidak bisa kabur, jadi tidurlah. Lagipula kemampuan fisikku juga rendah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbalance | Senku x F!/Oc Female!
FanfictionWarning ⚠️ ; - Spoiler, cringe, typo, tata bahasa/ejaan yang kurang rapi, baku, alur lambat. [ TAHAP REVISI ] END SEASON 1√ *** Laras Purnama, seorang wanita berusia 26 tahun yang baru saja lepas dari label "Pengangguran" dan sedang berlibur di sebu...