Ishigami Senku
***
Ketika matahari hampir mencapai puncaknya, aroma harum merayap dari luar desa, mengisi udara dengan keharuman yang menggoda. Di dekat jembatan penghubung desa, aku berdiri di belakang gerobak, melayani penduduk desa yang datang sambil menyajikan semangkok ramen. Ya, itulah aku, Senku.
Percobaan membuat besi selalu gagal karena kami kekurangan tenaga kerja untuk menyediakan udara dalam tembikar. Pasir besi harus dibakar dalam api sangat panas agar bisa menjadi besi, tapi mustahil jika hanya aku, Kohaku, Chrome, dan Suika yang harus terus-menerus memberikan udara ke dalam tembikar itu. Jika terus dipaksakan, kami akan mati kelelahan.
''Namun, sekarang semuanya berbeda,'' batinku.
Aku menutup bibirku yang mulai melengkung, dengan memberikan ramen versi sehat kepada warga desa, aku berencana membuat mereka bekerja untukku. Aku akan meminta mereka membantu memberikan udara ke dalam tembikarku. Dengan cara ini, masalah kekurangan tenaga kerja tidak akan lagi menjadi hambatan!
Hahaha!
"Senku..."
Hm? Menolehkan kepala, ada Kohaku ternyata. Kulihat dia sedang berjalan kemari sambil membawa dua mangkok kosong di kedua tangannya. Di wajahnya dia memiliki ekspresi datar. Apa lagi yang terjadi dengannya? Aku tidak paham.
"Apa-apaan ekspresi macam penjahat itu?" Kata Singa betina itu menyipitkan matanya, memberikan tatapan jijik kepadaku. Wah~ betapa kasarnya, tapi aku tidak peduli~ moodku sedang baik sekarang. Aku menyeringai, mengabaikan komentar Kohaku dan kembali menyajikan ramen pada warga desa.
Beberapa dari mereka yang memakan ramen buatanku sangat tidak sabaran sampai ada air liur yang menetes dari mulut mereka, ew... Menjijikan.
"Ini sangat lembut dan lezat! Menakjubkan!"
"Enak! Aku tidak pernah menelan makanan selezat ini seumur hidupku!!"
"Maaf! Boleh tambah lagi?"
Bagi mereka yang primitif dan tidak pernah memakan makanan dunia modern, ramen bagai makanan pemberian dari dewa di surga. Aku mendengus, tidak habis pikir dengan warga desa yang bertingkah berlebihan. Tapi itu wajar, lagipula mereka orang primitif. Ups-apa kata-kata ku terlalu kasar ya? Yasudah lah.
Suara hiruk-pikuk dari warga desa memenuhi tempat ini, mereka berteriak dan tertawa dengan keras. Haah... Sekarang jadi ramai, tidak masalah selagi aku untung disini. Bibirku tidak bisa untuk tidak tersenyum lebar, sebentar lagi...
"Wow..."
Hm? Suara yang berbeda memasuki telingaku meski samar, aku melirik sekitar. Dari jarak yang lumayan jauh aku melihat Chrome dan Kohaku, menatapku sinis.
"Kenapa kalian berdua menatapku begitu?" Tanyaku yang dijawab dengan helaan nafas yang keluar dari mulut mereka, kedua rekanku menggeleng. Oke, ini mulai membuatku jengkel. Serius, apa kesalahanku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbalance | Senku x F!/Oc Female!
FanfictionWarning ⚠️ ; - Spoiler, cringe, typo, tata bahasa/ejaan yang kurang rapi, baku, alur lambat. [ TAHAP REVISI ] END SEASON 1√ *** Laras Purnama, seorang wanita berusia 26 tahun yang baru saja lepas dari label "Pengangguran" dan sedang berlibur di sebu...