Dalam ruangan yang dipenuhi deretan rak gelas kaca dan berbagai barang. Senku mengambil beberapa gelas di sana lalu ia letakkan di meja. Sementara Kiyomi dan Gen, mereka berdua berdiri tidak jauh dari meja, menyaksikan dengan pasrah. Sebentar lagi mereka berdua pasti akan mendengarkan Senku berbicara dengan bahasa yang rumit lagi.
Tanpa melirik, sambil memasukkan beragam bahan dalam gelas kaca, Senku berucap.
"Prosesnya sangat panjang. Aku tahu kalian pasti tidak akan paham satu mili pun, jadi akan ku jelaskan dengan sederhana." Senku menghentikan kegiatannya, kemudian menatap Gen dan Kiyomi. "Panaskan bubuk batuan biru tadi di dalam natrium hidroksida. Gunakan kerang, asam klorida, amonia untuk mengubahnya menjadi kristal kemudian panaskan lagi dan campur dengan madu."
"Aku kagum padamu bisa mengucapkan kalimat sepanjang itu dalam satu tarikan nafas." Kata Kiyomi, bersedekap, heran dengan raut kikuk.
"Itu adalah penjelasan paling sederhana yang bisa kupikirkan."
"Tak apa, kurang lebih aku paham maksudmu."
Senku mengembuskan nafas lega, mengelus dada, tampak bersyukur Kiyomi cepat tanggap dengan penjelasan yang ia berikan. Kemudian Senku beralih menatap Gen. Belum sempat menanyakan "Pemahaman" mentalis tersebut, Gen bersuara.
"Oke, aku sudah mengerti semuanya, Senku-chan." Gen menekuk kedua tangan ke samping, tersenyum cerah. "Madu. Setelah dipanaskan, ditambahkan madu. Kalau cuma itu, aku sudah memahaminya."
Senku mengernyitkan dahi, wajahnya kian menggelap mendengarkan penjelasan Gen.
"Kiyomi dan Chrome memang sepuluh miliar kali lebih baik daripada kau ..."
"Yah, kau mau tukar dengan siapa juga tidak akan mengerti. Lagipula tidak ada yang bisa melakukan itu kecuali Senku-chan sendiri~ oh, kurasa mungkin Kiyomi-chan juga~"
"Tolong jangan membawa namaku ke dalam percakapan kalian."
***
Senku, Kiyomi, dan Gen terus bekerja tanpa henti sampai esok hari tiba. Matahari telah terbit, kicauan burung-burung pun terdengar. Berbagai benda dan bahan berserakan di macam-macam tempat. Gen dan Kiyomi merebahkan kepala di meja, kewalahan bekerja semalaman tanpa kenal lelah. Sementara Senku senang berhasil membuat apa yang diinginkan, meski kondisinya tidak beda jauh. Sama-sama kacau.
"Bagus! Sudah selesai, pasta gigi Tungsten!" Senku berseru.
Kiyomi mengangkat kepalanya lemas, berdiri dengan kaki yang bergetar seperti agar-agar, dan satu tangan menumpu di meja. "Kita ... Benar-benar... Tidak tidur tadi malam ... "
Senku tidak mendengar. Pria jenius itu terus bicara sendiri sambil menatap bahan yang mereka buat. Telinganya seakan tertutup dari segala suara. Padahal sama-sama bekerja dan tidak tidur, tapi kenapa dia bersemangat sekali? Alih-alih merasa lelah, sebaliknya Senku tampak berenergi. Kiyomi yang tidak ditanggapi menghela nafas, lain kali dia akan bicara pada Senku.
"Hei-"
"Kekeke, aku harus menemui chrome sekarang." Tanpa merasa ada yang salah, dengan santai Senku pergi ke luar lab sambil membawa wadah pasta gigi Tungsten tersebut.
"Dan dia meninggalkan kita di sini ..." Gen tertawa hambar. Bersandar di meja.
Kiyomi tepuk jidat. Mengusap gusar wajahnya, menghela nafas untuk ke ... Entahlah, tidak terhitung jumlah helaan nafas yang keluar dari mulutnya setiap bersama senku. Melirik sekitar, "berantakan" adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan saat ini. Kiyomi perlahan bergerak membersihkan semua kekacauan, berjalan kesana-kemari meletakkan semua barang ke tempat semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbalance | Senku x F!/Oc Female!
FanfictionWarning ⚠️ ; - Spoiler, cringe, typo, tata bahasa/ejaan yang kurang rapi, baku, alur lambat. [ TAHAP REVISI ] END SEASON 1√ *** Laras Purnama, seorang wanita berusia 26 tahun yang baru saja lepas dari label "Pengangguran" dan sedang berlibur di sebu...