Kedua alisnya terangkat, menyilang kedua tangan, Senku berbicara.
"Tentang apa?"
Belum sempat Kiyomi bersuara, Chrome mengambil start duluan untuk berbicara.
"Maaf menganggu kalian, tapi, boleh aku ikut mendengarkan? Tampaknya ini menarik!"
Kiyomi mengangguk. Dia memang ingin Chrome juga mendengarkan.
"Baiklah, perhatikan baik-baik."
"Aku ingin kalian membuat semacam penghangat dari zaman modern," Kiyomi menerbitkan senyum kecil. Melirik Senku. "kau tahu, sekarang sedang musim dingin. Semua orang pasti kedinginan."
"Lalu?"
"Kalau hanya bergantung pada api unggun dan obor saja tidak cukup. Dengan barang dan material yang kalian miliki, seharusnya itu cukup dan mampu membuat barang yang kumaksud."
Mereka berdua termenung. Chrome dengan ekspresi bingung, merenung. Dan Senku memegang dagunya sembari berpikir.
Perkataan Kiyomi benar. Sekarang musim dingin. Meski sudah memakai pakaian tebal pun tidak terlalu memberikan efek. Apalagi kini semua orang sedang bekerja di luar, ditengah cuaca yang dingin ini.
"Lihat ke sana." Kiyomi menunjuk ke luar.
Chrome dan Senku mengalihkan pandangan menuju tempat yang ditunjuk-perkumpulan orang-orang yang bekerja di luar.
Dua orang dari perkumpulan itu bicara.
"Lagi-lagi musim dingin yang sulit ya?"
"Begitulah, semoga saja tidak ada orang mati di desa kita selama musim dingin ini."
Percakapan orang dari perkumpulan itu cukup keras hingga bisa didengar oleh mereka yang berada di lab.
Kiyomi kembali menatap kedua pemuda di depannya.
"Apa jawaban kalian?"
Chrome dan Senku bertukar pandang dalam diam, mengangguk bersama, seakan dapat memahami satu sama lain. Chrome tersenyum, diikuti oleh Senku yang juga tersenyum tipis.
Sudah dipastikan mereka memiliki pikiran yang sama.
Di sisi Kiyomi, dia juga tersenyum melihat kedekatan mereka berdua. Dapat memahami satu sama lain tanpa berkomunikasi, baginya itu sangat indah.
"Tampaknya kalian setuju, terima kasih banyak."
Chrome menggeleng. "Seharusnya kami yang berterima kasih padamu, karena kau kami jadi sadar situasi warga desa."
Kiyomi menanggapi dengan senyuman dan tawa kecil. Senku memperhatikan sekilas, sampai sebuah ide muncul dalam kepalanya.
"Baguslah otakmu berfungsi kembali, kupikir kau akan terus bersikap konyol seperti kemarin." Senku tersenyum mengejek. Berdiri di depan Kiyomi dengan kepala menunduk untuk menatapnya. Sekarang perbedaan tinggi badan mereka terlihat sangat kentara.
Senyum Kiyomi berkedut, mendongak.
"Kau mengejekku, ya?"
"Eh? Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."
Kiyomi semakin kesal dibuatnya. Senku berekspresi seperti orang bodoh, berpura-pura tidak mengerti. Dia malah mengungkapkan kembali salah satu kejadian yang sangat memalukan.
Dia tahu jika Senku itu menyebalkan, tapi dia tak menyangka akan sejengkel ini.
Kiyomi mempertahankan senyum ramahnya.
"Bisa topik itu tidak usah dibahas lagi?"
"Tidak mungkin dan tidak akan pernah." Balas Senku menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbalance | Senku x F!/Oc Female!
FanfictionWarning ⚠️ ; - Spoiler, cringe, typo, tata bahasa/ejaan yang kurang rapi, baku, alur lambat. [ TAHAP REVISI ] END SEASON 1√ *** Laras Purnama, seorang wanita berusia 26 tahun yang baru saja lepas dari label "Pengangguran" dan sedang berlibur di sebu...