6. Semakin besar kecurigaannya

769 132 2
                                    

"Nama... Suika..." Sesuai dugaannya, jika Kiyomi mengingat kembali karakter penting yang ada di anime Dr. Stone maka anak kecil bernama Suika ini adalah salah satunya.

''Sulit dipercaya bisa bertemu Suika disini, bukankah seharusnya dia ada di desa?'' Batin Kiyomi heran, seingatnya kemunculan Suika bisa dua atau tiga episode lagi dimanganya. Kala Kiyomi sedang termenung, didepannya ada Suika yang menatapnya dengan rasa ingin tahu.

"A-Anu..." pikiran Kiyomi pecah mendengar Suika membuka suaranya, saat ia menoleh dia melihat mulut gadis kecil itu sedikit terbuka seakan ingin mengatakan sesuatu.

"Ada apa? Hm?" Kiyomi bertanya dengan lembut, menyesuaikan tingginya dengan Suika sambil mengusap kepala gadis kecil itu tanpa ia sadari. Kebiasaan kecilnya di dunia lama saat bertemu anak kecil ternyata masih melekat dalam dirinya.

Hati Suika bergetar, tangan sang empu yang mengusap kepalanya memberikan rasa nyaman dan... kerinduan? Nada lembut bagaikan seorang ibu dan tatapan hangat seolah mengatakan 'Tidak apa-apa, tidak perlu takut' kepada dirinya. Sinar matahari terbenam yang membelakanginya membuat senyum kecil pada wajahnya terlihat jelas dari bawah.

Sesaat Suika terpana dengan apa yang dia lihat, kelembutan dan perhatian yang selalu ia impikan dari sosok ibu dia lihat dan dapatkan dari Kiyomi. Kesan pertama Kiyomi yang awalnya sosok menyeramkan kini berubah total. Bibirnya sedikit bergetar saat ingin mengatakan sesuatu, Suika mendongak dengan wajah gugup.

"Kau...C-Cantik dan baik! Kiyo!"

Kiyomi membuka matanya melebar mendapatkan pujian tiba-tiba dari gadis kecil itu, tak lama sudut bibirnya perlahan naik, kemudian ia tertawa bebas. Setitik air mata pun tercipta di sudut matanya setiap tawa keluar dari mulutnya. Suika memiringkan kepala sambil memandang Kiyomi dengan tanda tanya, tidak mengerti kenapa wanita yang ia puji sedang tertawa sekarang.

Dia menghela nafas seraya menggelengkan kepala, senyuman yang ada pada wajahnya pun belum hilang. Inilah yang dia sukai dari anak-anak, mereka jujur dan selalu bersikap spontan. Meski dirinya terkadang merasa bahwa anak kecil seperti Suika jujur karena kebetulan atau sekedar candaan saja.

Kiyomi menepuk pelan kepala gadis kecil itu, "Kau punya mulut yang manis, bagaimana dengan apel yang segar sebagai hadiah untuk gadis manis sepertimu?"

Suika mengangguk mantap, Kiyomi terkekeh melihat respon Suika yang menurutnya menggemaskan. Dia yakin mata gadis kecil itu berbinar sekarang, hanya tertutup topi semangkanya saja.

"Sebentar ya," Kiyomi merogoh isi tasnya yang berat bagaikan batu itu, "Kemari 'kan kedua tanganmu."

"Seperti ini?" Suika mengulurkan kedua tangannya, "Betul," kemudian Kiyomi menyerahkan dua apel dan satu anggur yang segar di tangan mungil gadis itu.

"Khusus untuk Suika akan kuberikan buah anggur juga," kata Kiyomi tersenyum seraya menyilang kedua tangan di belakang pinggangnya.

Suika melihat buah-buahan di tangannya dan wajah wanita yang memberinya itu bergiliran, oh tidak, matanya mulai terasa panas dan agak berair sekarang. Dia memeluk buah itu lalu membungkukkan badannya.

"Terima kasih!"

Kiyomi terkekeh, sekali lagi dia menepuk pelan kepala gadis kecil itu. "Tidak masalah, karena hari sudah mau malam apa Suika ingin bermalam disini sehari?" Seketika dalam topi semangkanya mata Suika berbinar.

Suika mengangguk semangat. "Mau!"

***

Kembali ke waktu sekarang, Senku telah mendapatkan anggota baru alias rekan untuk kerajaan sainsnya melawan Tsukasa. Berkat Kohaku yang mengenalkannya pada dirinya.
Namanya Chrome. Dia memiliki mata coklat bulat dan rambut coklat runcing yang serasi, dan dia mengikatkan tali di kepalanya seperti ikat kepala.

Imbalance | Senku x F!/Oc Female!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang