Baru saja beberapa menit yang lalu Senku bergembira karena berhasil menemukan benda yang dicari, tambang skarn, bahan yang sangat diperlukan untuk projek selanjutnya, kesialan sudah menimpanya kembali.
Dalam perjalanan pulang dari goa, tiba-tiba penglihatan Senku menjadi gelap. Mata Senku tertutup erat oleh sehelai kain.
Belum sempat Senku bereaksi dia sudah merasakan kakinya tidak menginjak tanah, teriakan keras dari Chrome pun dapat ia dengar dengan jelas "Hei Magma?! Apa yang kau rencanakan!? Sial, mau kau bawa kemana Senku!?" Angin dingin mengenai lapisan kulitnya, nampaknya orang yang membawa Senku sedang berlari. Senku tetap tenang, membiarkan dirinya dibawa tanpa memberontak meski masih ada kegelisahan dalam hatinya.
Senku mengerutkan keningnya, reflek berpikir.
'Seratus miliar persen orang yang membawaku adalah Magma. Aku yakin.'
Sampai ketika Senku merasa kakinya telah menginjak tanah kembali. Suara yang khas dengan nada main-main menyapa.
"Halo Senku-chan~ Selamat datang kembali."
"Apa-apaan ini?" Spontan, Senku langsung berpikir bahwa biang keladi di sini adalah Gen. Mengingat mentalis itu yang mengajaknya bicara sekarang.
Abai dengan perkataan Senku, tiba-tiba dia diangkat kembali. Entah kemana mereka akan membawanya.
Penutup matanya perlahan terlepas, membuka mata-matanya melebar saat itu juga. Keinginan untuk bertanya apa yang terjadi langsung menghilang. Di depan Senku, ada sebuah benda familiar berukuran hampir selaras dengan tinggi badannya.
"Sebuah Teleskop...?"
Ekspresi Senku goyah sesaat, masih tidak percaya dia dapat melihat kembali benda itu setelah ribuan tahun berlalu.
Gen tertawa kecil, tersenyum.
"Tidak, sebuah observatorium." Jawab Gen.
Kilauan dalam mata ruby milik Senku bergerak. Ingatan dari masa lalu terputar dalam kepalanya "Aku akan pergi ke luar angkasa." Senku kecil berbicara dengan percaya diri saat guru bertanya apa cita-citanya. Seorang pria tua yang tersenyum sambil memakai pakaian astronot ikut terlintas, ayahnya.
Ekspresi Senku berubah, melembut. Mendekati teleskop, memegang gagang, memejamkan sebelah matanya, melihat dari bawah. Apa yang Senku lihat dari teleskop menjadi besar dan jelas membuatnya terkesima.
"Kalian hebat! Ini benar-benar praktis! Kita bisa menggunakan ini untuk mengawasi pasukan tsukasa!" Puji Senku.
Kohaku dan Gen tersenyum kaku. Tidak bisakah pria ini mengabaikan sedikit saja logikanya?
"Um... Yah, kurasa begitu."
"Seperti biasanya, selalu menggunakan pendapat yang masuk akal."
Setelah itu semua orang kembali ke rumah masing-masing. Senku dan Gen sempat bercakap-cakap tentang masa lalu- Gen yang baru saja terbangkitkan.
Akhirnya sampai di penghujung malam...
"Senku... Bisa bicara?"
Seseorang yang tidak ada saat Senku kembali, Kiyomi-gadis itu memanggilnya dan mengajak Senku bicara disaat semua orang sudah masuk ke alam mimpi.
Sebelah alis Senku terangkat, menatap penasaran bercampur jengkel.
"Kau tahu, ini sudah tengah malam."
"Ya, aku tahu. Mari bicara di tempat yang agak jauh dan sepi."
"Apa ini penting?"
"Sangat penting. Ayo ikuti aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbalance | Senku x F!/Oc Female!
FanfictionWarning ⚠️ ; - Spoiler, cringe, typo, tata bahasa/ejaan yang kurang rapi, baku, alur lambat. [ TAHAP REVISI ] END SEASON 1√ *** Laras Purnama, seorang wanita berusia 26 tahun yang baru saja lepas dari label "Pengangguran" dan sedang berlibur di sebu...