Bab 25 : The Truth

3.4K 447 82
                                    

I'm baaacckkk! Gajadi hiatus aing ges, greget pengen update

ATLAS

"Jawab gue, Sa."

Halilintar menunggu, terus menunggu sampai kembarannya itu mau membuka mulutnya untuk berbicara. Sulung Auriga ini bisa melihat tubuh Taufan yang sedikit gemetar sebelum pada akhirnya, helaan nafas panjang terdengar.

"Gue ngeliat orang lain selain wanita yang menculik kita saat itu. Gue pikir, dia akan jadi penyelamat kita, tapi enggak, dia dalangnya. Gue takut apa yang gue lihat itu benar. Dia juga mengatakan, kematian lo ada di tangan mereka Je. Mereka udah ngincar lo dari awal."

"Siapa yang lo liat, Sa?" Desak Halilintar.

"Sifatnya, ekspresi nya, cara ia berbicara, tatapan matanya, semuanya berbeda di hari itu. Seolah-olah... Dirinya yang hangat yang selama ini ia tunjukkan dihadapan kita itu hanyalah kepalsuan." Manik sapphire Taufan langsung menatap pada Ice dan Solar yang sedari tadi mendengarkan.

"Bagaimana kalian bisa hidup bersama dia selama bertahun-tahun?"

Setelah kalimat Taufan itu, Halilintar langsung tersadar, mendadak lidahnya kelu, Halilintar tidak percaya. Manik merahnya juga teralihkan pada sosok Ice dan Solar.

"Gak mungkin-..."

"Eric Jamerson, bukanlah orang yang nyata." Ujar Ice pada akhirnya, memotong kalimat Halilintar.

Pernyataan itu tentu saja membuat Halilintar bungkam, Halilintar tidak ingin percaya. Pria yang sejak kecil menjaga mereka, menjadi paman yang baik bagi mereka, ternyata adalah dalang kasus penculikannya dahulu. Bahkan sekarang, merupakan sosok pelaku yang mengincar keluarganya? Benar-benar tak bisa dipercaya.

"Tujuan awal kami datang kesini memang untuk sebuah perlindungan, tapi situasinya terlalu buruk setelah kami mengetahui identitas orang itu. Keadaan telah berbalik, Je. Target orang itu bukan Nana lagi."

Manik merah Halilintar menggelap, "Gue?" Ia bertanya, ingin memastikan.

Dan anggukan dari Solar menjawab pertanyaannya. Halilintar refleks memijat dahinya pusing. Ketika satu masalah selesai, masalah lainnya kembali muncul, masalah yang lebih besar.

"Tunggu sebentar, apa maksudnya om Eric itu bukan orang yang nyata? Terus kenapa si Jendra yang diincar sekarang?!"

Blaze tiba-tiba menyela, menatap bingung pada saudara-saudaranya yang berbicara dengan serius, otak kacangnya gak nyampe kalo disuruh dengerin hal-hal yang tak ia mengerti.

"Karena Eric Jamerson hanyalah sebuah nama samaran yang pria itu gunakan untuk menyusup masuk ke keluarga ini. Mengenai Jendra, itu murni kesalahan ku."

Berbagai pasang mata berbeda warna langsung menoleh ke sumber suara, yap, sosok itu adalah Gempa yang baru saja pulang merenung. Sulung dari Yudistira itu kemudian menghadap tepat di depan Halilintar, wajah Gempa terlihat merasa bersalah.

"Maaf, Je. Ketakutan menguasai ku lagi. Aku akan menjelaskan semuanya dari awal."

Halilintar tidak membalas kalimat Gempa, menuai sedikit rasa sakit di hati Gempa, namun Halilintar tetap duduk, diikuti oleh adik-adiknya yang lain, para Auriga siap untuk mendengarkan.

"Selama tinggal di New York, kami menghabiskan waktu dengan mempelajari sejarah keluarga Yudistira. Sejarah keluarga ini lebih gelap dan sangat kotor, kurasa Auriga masih lebih suci jika ku bandingkan dengan sejarah keluarga Yudistira." Ujar Ice menjelaskan sebagai pembukaan.

"Perusahaan besar Yudistira dibangun oleh dua nama keluarga besar, Yudistira dan Azrael. Kalian pasti tahu nama itu kan?"

Dari pertanyaan Solar itu, Halilintar memang tahu. Halilintar tidak buta akan sejarah keluarga ayahnya. Ditambah lagi, dulu ia merupakan pewaris sah perusahaan raksasa itu sebelum akhirnya namanya di depak dari title pewaris karena perceraian kedua orangtuanya.

ATLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang