Bab 27 : Alhamdulillah Normal, kayaknya

3.3K 447 97
                                    

Sesuai judulnya, hari ini adalah hari yang cukup normal. Ngomong-ngomong, hari ini hari Sabtu alias hari libur gesss! Seperti weekend pada biasanya, Elemental siblings ini pada kerja dung di kafe, kecuali Solar yang mau pergi kerja kelompok dengan Blaze yang akan menemani si bontot Yudistira itu. Halilintar suruh, abisnya Solar masih baru di wilayah ini, takut nyasar, makanya Blaze nemenin.

Eniwei lagi, sejak kedatangan Yudistira, khususnya Ice, Blaze ini jadi lengket banget sama elsa ini, kadang agak susah buat dipisahkan. Kayak sekarang ini.

Solar menatap jengah pada Blaze dan Ice yang saat ini sedang melakukan salam perpisahan yang cukup panjang, entah sejak kapan mereka membuat gerakan-gerakan tangan yang rumit seperti itu. Solar juga heran, dimana Ice yang loyo loyo malas gerak ini? Yang Solar lihat sekarang adalah Ice yang bertingkah energik demi menyenangkan Blaze. Sebenernya siapa yang abang disini?

"Orion, teman kelompok ku udah nunggu..." Panggil Solar lelah. Lelah menunggu.

"Strong Heart! Iyeay!"

Tepat setelah Solar menyatakan bentuk protesnya, salam perpisahan itu di akhiri dengan tinju keduanya yang terhubung di jantung masing-masing.

"Tiati." Ujar Ice pelan sambil menguap lebar, mode malas dan mengantuknya kembali.

"Tenang aja, abang Blaze Orion ini kuat! Kalo ada yang macam-macam tinggal di tampar aja!" Kata Blaze dengan menunjukkan otot lengannya yang tak seberapa itu.

Kemudian, sosok Halilintar menghampiri ketiganya dengan apron hitam yang melekat di tubuhnya.

"Oni, Indra dah nunggu, gak sopan lo ngebuat temen kelompoknya nunggu. Ra, lo di panggil Nana."

Beruntung Halilintar muncul dan menyela pembicaraan duo suhu ini, kalo tidak, Solar mungkin gak akan pergi ke rumah temannya untuk kerja kelompok. Sambil mencengkram tangan kakaknya, Solar pun pamitan.

"Aku pergi dulu, Je, Ra! Bilangin ke yang lain ya, bye!" Ujar Solar sambil menyeret Blaze keluar dari kafe.

"NANTI SURUH ARSA JEMPUUUTTT!" Teriak Blaze tanpa rasa malu, menuai berbagai macam tatapan kearah mereka.

Ice menepuk dahinya lelah, ogah menatap kearah Blaze yang di seret-seret kayak napi kabur. Namun entah kenapa, Ice seperti merasa bahwa ia tidak akan bisa melihat Blaze lagi, perasaannya tidak enak.

"Ra?" Panggil Halilintar.

Tersadar oleh panggilan si sulung, Ice langsung melangkah "Iya, on my way." Sahutnya.

---------------

Seperti di hari biasanya, Gopal selalu mampir ke Elemental Circle, menu spesial selalu menjadi favoritnya. Kali ini Gopal datang sendiri, temen-temennya lagi pada sok sibuk, khususnya Fang, kalo Yaya dan Ying emang selalu sibuk.

"Hali! Bestie mu datang untuk makan!" Ujarnya pada Halilintar yang sedang menjaga kasir.

Belum apa-apa, Halilintar sudah menyerahkan sebuah nampan berisi makanan, "Tau, dah duduk lo sana." Saking seringnya Gopal makan disana, si sulung Auriga ini sampai hafal.

Gopal hanya nyengir dan mengambil alih nampan yang Halilintar berikan, "Hehe thanks mas Hali~"

Halilintar langsung memasang wajah jijik ketika mendengarnya.

Tak ingin di geplak oleh gledek merah itu, Gopal langsung melesat mencari meja kosong, namun karena suasana kafe yang sedang ramai, tampaknya semua meja telah terisi, mau tak mau, Gopal harus bergabung dengan orang lain. Dan mata hitamnya tertuju pada sosok berambut biru yang sedang asik makan di pojokan.

ATLAS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang