Revan

43 37 11
                                    

Alliya perlahan berjalan menuju bangku kosong itu, tatapannya tak lepas dari cowok yang duduk disamping bangku kosong itu.  

" Ngapain liatin gue kayak gitu? Gue tau gue cakep, tapi nggak segitunya juga lo liatin gue, gue risih " Ucap cowok itu tiba-tiba

Alliya yang matanya sudah berkaca-kaca langsung mengalihkan pandangannya dari Revan, ya nama cowok itu adalah Revan. Cowok yang memiliki wajah yang sama dengan Devan, bukan sama lagi namun 100% persis. Bedanya hanya pada sikap dan tingkah lakunya saja. 

" buruan duduk, lo mau berdiri aja disitu " sentak Revan pada Alliya kesal

Alliya yang terkejut mendengar perkataan Revan langsung mendongak menatap cowok itu lagi dan langsung duduk disamping cowok itu. Rasanya ingin sekali ia menyetuh wajah cowok itu dan memastikan jika yang didepannya ini memang manusia. Dada Alliya masih terasa sedikit sesak, rasanya ia ingin menangis sejadi-jadinya. Namun ia harus menahannya, Alliya masih sadar ini adalah hari pertamanya disekolah baru. Alliya tidak mau jika hari pertamanya disekolah hancur gara-gara dirinya yang tak bisa menahan diri.

Karena menahan tangis dipelupuk matanya, juga sesak didadanya. Tiba-tiba saja Alliya merasa pusing, kepalanya serasa nyut-nyutan tidak karuan. Alliya bangkit dari duduknya, berniat untuk meminta izin pada bu Endang pergi ke uks. Namun karena sudah tak kuat lagi.

Brukkk

Alliya jatuh dan tak sadarkan diri, Revan yang melihat hal itu sontak berdiri dan menghampiri Alliya. Suara kegaduhan mulai terdengar di kelas IPA 2. Dengan sigap dan tanpa babibu Revan mengangkat tubuh Alliya. Ia menggendongnya dan membawanya ke UKS.

" tadi dia kenapa ya? "

" apa dia punya penyakit? "

" apa penyakitnya kambuh? "

Itulah berbagai hal yang dipikirkan siswa-siswi kela IPA 2

" Tenang-tenang " ucap bu Endang seketika yang berhasil membuat seluruh isi kelas diam

" saya mau coba lihat di UKS dulu, kalian tetap disini dan kerjakan soal yang saya berikan tadi. Setelah selesai kumpulkan ke ketua kelas " Seru bu Endang yang kemudian berlalu pergi 

***

Diperjalanan menuju uks banyak pasang mata yang melihat kearah Revan, mereka melongo dan terheran-heran. Ini pertama kali Revan menggendong seorang cewek, seumur-umur dari awal sekolah di SMA CAKRAWALA Revan tak pernah sekalipun menggendong seorang cewek. Sekalipun cewek itu pingsan didepannya, jangankan menggendong cewek, didekati cewek aja Revan sudah menghindar tak mau merespon cewek yang mendekatinya itu.

" Revan, siapa cewek yang kamu gendong itu? " tanya seorang gadis bernama Prily

Prily adalah salah satu cewek yang menyukai Revan, ia mengejar Revan sedari kelas 10 sampai saat ini. Meskipun selalu ditolak mentah-mentah oleh Revan namun cewek itu tak pernah menyerah untuk terus berusaha mendapatkan hati Revan. Karena dari kamus Prily tak ada kata menyerah jika sudah menyangkut Revan.

Revan yang mendengar ada yang memanggil namanya seketika menoleh ke sumber suara, namun ketika tau yang memanggilnya adalah Prily, Revan langsung memalingkan wajahnya dan kembali melangkahkan kakinya.

Sesampainya di uks, Revan membaringkan tubuh Alliya di ranjang uks dan menyelimutinya. Revan mengernyitkan dahinya, ia seperti pernah melihat gadis ini. Namun ia lupa dimana, tangan Revan memijat pangkal hidungnya sambil berusaha mengingat siapa gadis itu.

" Gimana Revan? " tanya bu Endang yang tiba-tiba datang 

" kaget gue " gumam Revan

" Revan, ditanya kok malah ngomong sendiri " ucap bu Edang kesal karena tak mendapat jawaban dari Revan

Alliya Dan KisahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang