Pagi-pagi sekali Alliya sudah dikagetin sama dering hpnya yang tidak berhenti dari tadi. Sialan, padahal Alliya masih enak-enak tidur. Dengan melas Alliya mengambil benda pipih yang tergeletak diatas meja samping ranjangnya.
" siapa sih pagi-pagi ganggu orang tidur aja " Alliya mengerjap-ngerjapkan matanya
" gue udah ada di bawah. Buruan siap-siap gih gue tunggu " jawab cowok itu disebrang sana
" ogah, gue mau balik tidur masih ngantuk " Alliya menguap dan menarik selimutnya kembali
" ini udah hari senin Alliya, lagian ini udah jam setengah tujuh. Lo mau dihukum gara-gara telat " Sontak Alliya langsung menyibakkan selimutnya dan melihat kearah jam dinding
" whatttt, gilakkk gue telat banget. Nih kenapa alarm juga nggak bangunin gue sih " Alliya bangkit dan langsung pergi ke kamar mandi tanpa mematikan telepon Revan
" dasar cewek aneh " cetus cowok itu lalu mematikan teleponnya
Sesampainya disekolahan Alliya baru bisa bernafas lega, beruntung dirinya dan Revan tidak terlambat. Kalau terlambat bisa-bisa dirinya akan menjadi seperti ikan asin yang dijemur dibawah sinar matahari. Mereka berdua bergegas menuju kelas dan langsung menuju ke lapangan untuk mengikuti upacara bendera karena semua murid sudah berkumpul disana.
" ayo buruan Revan, lo santai banget sih jalannya " Alliya tak habis fikir dengan cowok itu bisa-bisanya jalan dengan santainya padahal dia tahu jika upacara sebentar lagi akan dimulai.
" Santai aja Al, upacaranya juga nggak akan dimulai kalau gue belum dateng " cetus Revan dengan bangganya, memang dia pikir dirinya siapa sampai bisa negomong kayak gitu. Ya kalau dia presiden pasti upacara tidak akan dimulai sebelum presiden datang, nah ini Revan hanya murid biasa.
" lo kayak presiden aja " Celoteh Alliya lalu berlari meninggalkan Revan
Sesampainya di lapangan, benar saja upacara belum dimulai. Alliya berbaris dibelakang siswa kelasnya, tak lama setelah itu bu Endang datang menghampiri gadis itu.
" Revan mana Alliya? " tanya bu Endang dengan mata menelisik sekitar Alliya
" masih jalan tadi bu " jawab Alliya seadanya
" Revan bener-bener anak itu nggak bisa diajak ngomong baik-baik " Kesal bu Endang dengan geraman rahangnya
" lihat kan Al, kalau gue belum datang upacara nggak akan dimulai " ucap Revan yang tiba-tiba berada dibelakang Alliya
" Sini kamu! " Seru bu Endang
" Jadi pemimpin upacara kok telat, cepat siap-siap didepan sana " Revan digelendeng bu Endang kedepan lapangan
Ya memang waktu itu karena kesal pada Revan yang tidak pernah mengikuti upacara akhirnya bu Endang menyuruh Revan untuk menjadi pemimpin upacara, bu Endang ingin lihat apakah Revan hanya bisa berbuat nakal saja atau bisa melakukan hal yang baik juga.
Upacara dilakukan dengan khitmad, semuanya berjalan sangat lancar. Revan menjadi pemimpin upacara yang handal padahal dirinya tak pernah latihan sebelumnya, siswa-siswi berhasil dibuat takjub oleh Revan. Apalagi Prily yang semakin dibuat jatuh hati oleh cowok badboy itu, " aaaaa ayang Revan keren dan gagah banget. Gimana gue nggak makin cinta coba " batin Prily yang berbunga-bunga
" upacara selesai, barisan dibubarkan " ucap protokol/pembawa acara
" tanpa penghormatan, bubar barisan jalan " ucap serempak masing-masing pemimpin barisan, lalu semua murid berbondong-bondong pergi dari lapangan upacara.
" Hay al " sapa Angga yang tiba-tiba berada disamping Alliya
Mereka berdua berjalan bersama menuju kelas karena kelas mereka yang berdekatan. Sesampainya didepan kelas, Alliya menatap bingung pintu kelas itu. Kenapa pintunya ditutup, padahal kan tadi ada anak yang sudah masuk kedalam, perlahan Alliya membuka pintu itu. Dan_
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliya Dan Kisahnya
Teen FictionPindah sekolah?, ya itu mungkin salah satu cara untuk melupakannya. orang yang pernah ada dihati Alliya, setelah beberapa kali dibujuk oleh mama dan papanya akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui permintaan mereka. Sebenarnya masih sulit untuk men...