" loh Al, lo kok masih ada disini? " Tanya Revan yang mendapati Alliya sedang berdiri didekat pintu lapangan Futsal. Dalam lapangan itu terlihat Dewangga sedang memberesi barang-barangnya lalu berjalan menuju Alliya.
" ayo Al " Ajak Dewangga tanpa menghiraukan Revan yang sedang berdiri disamping gadis itu
" ayo, ayo. Lo mau ngajak Alliya kemana? " Tanya Revan dengan nada mencolot
" mau gue anterin pulang sekalian mau gue ajak jalan, kenapa? masalah buat lo? " Dewangga memegang tangan Alliya
Revan melotot melihat tangan Dewangga, ia lalu menepis tangan Dewangga dari tangan Alliya. " gausah, biar gue aja yang anter Alliya pulang "
" apaan sih lo, Alliya aja nggak nolak. Kenapa juga lo yang sewot " Dewangga menatap Revan dengan tatapan penuh permusuhan
" lo mau pulang bareng dia Al? " tanya Revan pada gadis yang masih berdiri diam didepannya
Alliya masih menimang-nimangnya, semua ini gara-gara Sinta. Jika saja Sinta tidak menjahilinya dan meninggalkan dirinya disekolah maka hal ini tidak akan terjadi. " nyesel gua ikut Sinta kesini " batin Alliya
" bentar " ucap Alliya lalu berjalan menjauhi kedua cowok itu. Alliya berniat menelepon Sinta supaya teman kurang ajarnya itu kembali dan menjemputnya.
Telepon pun tersambung
" Sinta, iihhh lo ngeselin banget sih pakek ninggalin gue disekolah. Jemput gue sekarang! " Alliya menghetak hentakkan kakinya kesal
" ogah, mending lo minta dianter pangeran lo deh. hahaha " jawab Sinta disebrang sana dengan tawa renyahnya
" awas lo ya, ogah gue kalau lo mohon mohon lagi buat nganterin lo " Tegas Alliya
" selamat bersenang-senang Alliya, salah sendiri tadi gue telepon duapuluh kali enggak lo jawab. hahahahaha "
Tutttttttt
Telepon dimatikan sepihak dari pihak Sinta, " sialan " Celetuk Alliya
Alliya kembali mendekati kedua cowok yang masih berdiri diam dengan pikiran masing-masing, " gue pulang naik bus aja " ucap Alliya
" gue anter aja dari pada naik bus " Pinta Revan
" Emang latihan lo udah selesai? " tanya Alliya yang jelas tahu jika latihan Revan belum selesai
" ntar gue ijin ke pelatih deh " Revan menampilkan raut wajah memohon
" gausah deh, gue naik bus aja " tolak Alliya dengan raut wajah tegasnya
Revan menghela nafas, ia mengacak rambutnya frustasi lalu melirik kearah Dewangga. Yang dilirik justru memalingkan muka. " yaudah lo pulang bareng Angga " Pasrah Revan dengan wajah lesunya
Dewangga tersenyum kemenangan, " nah gitu dong, dari tadi gitu kan udah beres urusananya " celetuk Dewangga
" bacot lo, awas aja kalau lo apa-apain Alliya. GUE NGGAK AKAN TINGGAL DIEM " ancam Revan dengan nada berapi-api
" elahhh tenang aja kali emangnya lo " Sarkas Dewangga dengan senyum smirknya
" gue cowok baik-baik ya, lo pikir gue cowok nakal yang suka gangguin cewek kayak lo " Revan tak mau kalah dengan Dewangga begitu saja, bisa jadi nanti harga dirinya hancur didepan Alliya gara-gara Dewangga
" baik darimananya, tampang lo aja badboy cap buaya, kadal, ular dan masih banyak lagi "
" emang muka gua kebun binatang apa, semua hewan ada "
Pletakkk Pletakkk
" Aduhhhh " rengek Angga dan Revan bersamaan
" kalau lo berdua berantem mulu terus gue kapan pulangnya, pusing pala gue dengerin ocehan kalian berdua nggak habis-habis " Alliya mendengus kesal lalu pergi begitu saja meninggalkan Revan dan Angga
Dengan cepat Angga menyusul Alliya, sedangkan Revan hanya bisa melihat kepergian mereka. cowok itu menghentak-hentakkan kakinya kesal seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen oleh orangtuanya.
" Gara-gara Sinta, dasar cewek geblek. Awas aja besok gue kasih pelajaran tuh cewek " omel Revan
***
Didalam mobil itu hanya ada keheningan antara Dewangga dan Alliya, gadis itu hanya menatap kearah luar jendela. Berbeda saat bersama dengan Revan, pasti cowok itu akan terus mengajaknya mengorol sampai mulut berbusa.
" Al " panggil Angga membuka suara
" Hmmm " Alliya masih melihat kerah luar jendela
" mau mampir ke mall dulu nggak? " Tanya Angga ragu-ragu
" boleh " jawab Alliya tanpa berfikir panjang karena dirinya juga ingin mempir ke toko buku dan membeli novel baru
Dewangga tersenyum sumringah, ia tak mengira jika Alliya akan menyetujuinya padahal biasanya gadis itu menolak mentah-metah ajakannya. Angga pikir ini akan menjadi kesempatan baginya untuk lebih dekat dengan Alliya, Angga memang sudah meyukai Alliya sejak pertama kali bertemu namun dirinya baru menyadarinya baru-baru ini saat melihat Alliya dekat dengan Revan. Saat gadis itu bercanda ria dan bersenang-senang dengan Revan rasanya hati Angga terasa sakit, cemburu? iya itu pasti. Siapa yang tidak cemburu melihat gadis yang disukainya dekat dengan cowok lain.
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka berdua sampai di tempat parkir mall yang luas, Alliya keluar dari mobil begitu juga dengan Dewangga. Mereka berdua berjalan berdampingan, mata Alliya berbinar saat menemukan toko buku disana. Tanpa memperdulikan Angga, Alliya berhambur memasuki toko buku itu. Angga hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan gadisnya itu, eitsssss gadisnya? apaan tuh, belum jadian kalik
Angga menyusul Alliya memasuki toko buku itu, gadis itu terlihat memilih-milih buku dan membaca sinopsis dalam buku yang ada ditangannya. Terlihat sangat menggemaskan, Angga mendekati Alliya. " gue tinggal bentar ya, mau ganti baju. Lo disini aja, ntar ilang " pamitnya pada Alliya
Memang daritadi Angga masih memakai pakaian basket, karena dirinya lupa tidak membawa baju ganti. Angga keluar dari toko buku itu dan beralih ke toko pakaian, dengan cepat Angga mengambil celana jeans berwarna hitam, kaos oblong warna putih dan kemeja berwarna hitam. Cowok itu langsung mengganti pakainnya di ruang ganti dan membayarnya, namanya juga horang kaya. Belanja apapun nggak lihat harga dulu.
Setelah selesai membayar cowok itu pergi dan beralih ke toko sepatu, ia mengambil sepatu kets berwana putih dan langsung memakainya lalu membayarnya. Selera pakaian Angga memang mirip dengan Revan, ya maklum lah kan dulunya mereka memang sahabatan.
" udah pilih bukunya? " tanya Angga yang sudah berada disamping Alliya
Alliya terjingkat kaget, Dewangga memang seperti itu suka muncul tiba-tiba. " haa_ udah kok. Nih " Alliya mengangkat novel yang sudah ada ditangannya
Mereka berdua memutuskan untuk mampir di tempat makan yang ada disana karena perut Alliya yang daritadi berbunyi mengamuk minta diisi, sembari menunggu makanan datang mereka berdua mengobrol santai.
" gue mau cerita Al, sebenarnya tuh gue sama Revan dulunya temenan. Tapi gara-gara hal sepele gue sama dia jadi nggak akur " ucap Angga jujur, sedangkan Alliya hanya menyimak
" gue tuh suka sama futsal, tapi Revan lebih suka sama basket. Menurut gue itu sih pilihan kita berdua ya mau ikut ekskul apa, tapi pada dasarnya Revan yang nggak mau kalah dan keras kepala. Akhirnya dia marah sama gue sampai saat ini, Revan tuh emang gitu orangnya kalau kemauannya nggak dituruti " Terang Angga
Alliya terkikik geli, " emang tuh bocah kayak anak kecil "
" kenapa nggak coba lo bujuk aja, masa dia mau terus-terusan marah sama lo cuma gara-gara hal kecil itu " Saran Alliya
" udah coba gue bujuk, tapi ya gitu lo tau sendiri kalau gue udah berhadapan sama Revan pasti ada aja perdebatan diantara gue sama dia " Keluh Angga sambil memijat pangkal hidungnya
" yaudah ntar gue bantu bujukin deh Revannya biar mau baikan sama lo " tawar Alliya lalu tak lama kemudian pesanan mereka pun datang
SAMPAI SINI GIMANA CERITANYA?
SERU NGGAK? MINTA KOMENTARNYA DONG
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliya Dan Kisahnya
Roman pour AdolescentsPindah sekolah?, ya itu mungkin salah satu cara untuk melupakannya. orang yang pernah ada dihati Alliya, setelah beberapa kali dibujuk oleh mama dan papanya akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui permintaan mereka. Sebenarnya masih sulit untuk men...