" non Alliya baru pulang? " tanya bi Idah yang tiba-tiba keluar dari arah dapur
" eeh iya bi, maaf ya bi pulang larut nggak ngabarin dulu " Alliya merasa tidak enak dengan bi Idah, takut jika bi Idah menghawatirkannya.
" enggak apa-apa neng, tadi bibi udah dikabari bu Karin katanya neng Alliya ada di Bandung " Bi Idah tersenyum ramah
" ooh iya, yaudah kalau gitu Alliya ke kamar dulu ya bi " pamit Alliya pada bi Idah
Alliya duduk di meja belajarnya, perlahan tangannya membuka paperbag berwarna cream yang isinya adalah kado ulang tahun dari Revan, kenapa Alliya memilih membuka milik Revan dulu karena dirinya merasa milik Devan akan lebih terasa istimewa jika dibuka terakhir.
Didalam paperbag cream itu terdapat kotak besar berwarna senada, Alliya membuka kotak itu dan ternyata isinya adalah gaun mewah selutut berwarna putih. Gaun itu terlihat sangat indah dan menawan, Alliya tersenyum. " ternyata selera lo bagus juga " gumamnya
Alliya beralih ke kado dari Devan, gadis itu menghela nafas sebentar sebelum membuka kotak hadiah itu. Kotak berwarna biru perlahan mulai terbuka dan menampilkan sebuh buku bersampul putih dengan judul my story dan dibawahnya terdapat sepatu basket.
Alliya mengambil kertas kecil yang berada disana, terlihat jelas tulisan tangan Devan yang sangat rapi, Alliya tak dapat menebak apa yang dikatakan Devan dikertas itu. Tapi Alliya berharap isi dari pesan itu dapat membantunya menemukan petunjuk penyebab kematian Devan. Perlahan Alliya memberanikan diri membaca surat itu.
Bentar gue mau ngomong apa ya tadi, gue lupa. Hehe, nggak Al gue bercanda. Pertama gue mau ngucapin Happy Birthday buat sahabat kesayangan gue yang paling baik, cantik, pinter, bawel dan tentunya paling gue sayang. Happy Birthday ya cantiknya gue, gue harap lo bisa jadi cewek yang selalu ceria, selalu bisa ngandalin diri sendiri, bisa jaga diri sendiri. Gue berharap lo bisa selalu bahagia walaupun gue mungkin aja nggak ada disamping lo.
Seketika air mata Alliya jatuh ke pipi, Devan selalu saja memikirkannya. Cowok itu selalu saja ingin dia bahagia, kenapa dia baik banget padanya padahal dirinya selalu saja merepotkan dan mengganggu cowok itu. " kenapa lo baik banget Dev? " gumamnya lalu melanjutkan membaca surat itu
Maafin gue ya Al kalau gue sering bikin lo kesel, sering bikin lo marah, sering ngilang tiba-tiba. Gue punya alasan untuk itu Al, gue nggak bisa billang ke lo. Gue takut lo khawatir, gue takut lo sedih. Gue takut lo bakal jauhin gue kalau lo tau tentang hal itu, gue pengen lo tetep disamping gue Al. Jadi sahabat baik gue dan jadi pendukung gue saat gue nggak baik-baik aja. Sorry ya Al gue udah bikin lo bete, maafin gue ya plisss. Gue janji nggak bakal bikin lo nangis lagi
Oh iya, sepatunya pas kan ya? Itu sepatu yang selalu lo incar-incar kan? Semoga lo suka, semangat latihan basketnya. Gue seneng banget bisa lihat lo main basket, keren banget sumpah. Lo emang cewek terdebest yang pernah gue kenal.
Gue sayang sama lo...... Devan
" bohong "
" lo bohong Dev "
" katanya lo nggak bakal bikin gue nangis lagi, katanya lo bakal buat gue disamping lo. Terus sekarang kenyataannya gimana? Lo ninggalin gue Dev, lo ninggalin gue sendiri disini. Sebenarnya apa yang lo sembunyiin dari gue sih Dev, apa yang buat lo sampek harus ngerahasiain sesuatu dari gue hiks "
***
Kluntingggg
Alliya mengambil hpnya yang terletak diatas meja samping ranjangnya, matanya menyipit karena bengkak sebab habis menangis. Jari gadis itu menari diatas layar benda pipih itu, sandi berhasil terbuka dan menampilkan notifikasi email. Alliya membelalak melihat siapa yang mengiriminya email. Alliya membenarkan posisi duduknya dan berulangkali mengucek matanya. " ini beneran email dari Devan " batinnya
Alliya merefres emailnya berulangkali, ternyata ada satu email lagi yang Devan kirim. Namun email itu terkirim tepat satu tahun lalu, Alliya baru teringat jika satu tahun lalu memang dirinya tak memegang hp sama sekali karena masih sangat terpukul dengan kepergian Devan.
Alliya membuka email yang satu tahun lalu Devan kirimkan
Hay Al, sorry ya gue nggak bisa ngucapin selamat ulang tahun ke lo secara langsung. Sebenarnya gue udah siapin kado buat lo dan gue yakin lo bakal suka sama kado yang gue siapin. Tapi ternyata keadaannya nggak seperti yang gue perkirakan, ternyata gue nggak bisa ngasih itu ke lo sekarang Al. Gue lagi nggak dalam keadaan bisa ngelakuin itu, ntar kalau gue bisa ketemu lo lagi gue bakal kasih kado itu ke lo. Sorry ya Al, padahal gue udah janji kalau mau rayain ulang tahun lo.
Happy Birthday sahabat gue yang paling cakep
Alliya kembali menatap kearah kotak kado berwarna biru yang beberapa jam lalu dia buka sebelum dirinya ketiduran dilantai. " kadonya udah sampek ke gue Dev, gua suka, eeh enggak_ gue suka banget malahan. Makasih banget Dev " gumam Alliya lalu membuka email yang beberapa menit lalu berhasil membangunkannya
Gimana kabarnya? Udah lama kan ya kita nggak ngobrol, iya ini gue yang ngirim Al. Gue Devan, gue sengaja nyiapin email ini buat dikirim dihari ualng tahun lo. Gue pernah bilang kan kalau gue akan selalu ngucapin selamat ulang tahun buat lo, ya meskipun telat ataupun nggak secara langsung.
Gue tahu pasti sekarang lo pasti masih kebingungan Al, gue tahu lo pasti nyalahin diri lo sendiri Al. Karena gue tahu sifat lo, gue tahu kalau lo nggak akan baik-baik aja setelah gue nggak ada. Tapi sekarang gue agak tenang Al, lo udah ketemu sama kembaran gue kan. Iya dia, cowok nyebelin itu. Revan, gue tahu dia nyebelin. Gue juga mikirnya gitu haha, tapi dia baik Al.
Gue sengaja minta sama mama gue buat ngebujuk orang tua lo biar lo dipindah sekolah di Jakarta, di SMA CAKRAWALA biar lo bisa ketemu sama Revan. Gue pikir lo nggak akan kesepian kalau dia ada disamping lo, gue nggak mau lo ngerasa sendiri Al. Karena cuma itu yang bisa gue lakuin buat lo setelah gue dengan terpaksa ninggalin lo.
Ooh iya, gue mau cerita. Sebenarnya salah satu alasan gue nggak melarang sama sekali orang tua gue cerai itu karena gue harap bisa jauh dari Revan, bukan gue benci sama dia tapi karena gue sayang sama dia dan gue nggak mau dia kayak gue Al.
Gue nggak mau dia ngalamin apa yang gue alamin, cukup gue aja yang ngerasain dan Revan jangan. Dia adik gue, ya meskipun kita lahir cuma beda jam. Gue nggak mau dia kenapa-napa Al, karena anak kembar itu pasti punya keterkaitan dan gue berusaha memutus keterkaitan itu biar dia baik-baik aja.
Apa sih maksud Devan sebenarnya, kenapa dengan dirinya. Apa yang akan terjadi kalau keterkaitan itu nggak putus, sebenarnya apa yang Devan takutkan. Devan ingin melindungi Revan dari apa? Kenapa semuanya jadi rumit, sebenarnya apa yang terjadi.Kenapa dirinya tak menceritakan semuanya sejak awal, kenapa Devan mau memberitahunya saat dirinya sudah tak lagi didunia ini. Email yang ditulis Devan sangat panjang, Alliya ingin melanjutkan membaca namun ia takut dirinya tak mampu menerima kebenarannya lagi.
KIRA-KIRA APA SIH YANG DISEMBUNYIKAN DEVAN?
DEVAN MAU NGELINDUNGIN REVAN DARI APA?
MENURUT KALIAN APA?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alliya Dan Kisahnya
Teen FictionPindah sekolah?, ya itu mungkin salah satu cara untuk melupakannya. orang yang pernah ada dihati Alliya, setelah beberapa kali dibujuk oleh mama dan papanya akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui permintaan mereka. Sebenarnya masih sulit untuk men...