Bab 23

295 13 0
                                    

Selamat membaca... 😌🙏
Jangan lupa vote dan komen jangan jadi pembaca ghoib😊..

Theo membuka pintu bercat putih yang terletak di pojok ruangan dengan pelan. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan tersebut dan mencari sosok yang sekarang menjadi kekasihnya sekarang. Ia mengedarkan pandangannya mencari sang pemilik kamar.

Theo tersenyum ketika menemukan orang yang ia cari, lantas dia pun berjalan mendekati sang pujaan hati yang tengah merebahkan tubuhnya di sebuah kasur yang ada di sana.

Lalu Ia duduk di pinggir kasur yang dimana ezza tengah tidur membelakangi dirinya, sebenarya Theo tau Ezza tidak sedang tidur saat ini.

"Hey, kamu marah?" Tanya Theo kepada Ezza yang tengah tidur memebelakangi dirinya.

Ia menghela nafasnya saat ia tak mendapat jawaban dari Ezza, huh kalau saja ia tau mereka berdua akan berbicara hal tadi dan membuat Ezza marah pasti ia sudah merobek mulut teman laknatnya tadi.

"Sayang kamu marah? " Tanya Theo lagi karena ia tak mendapatkan jawaban dari Ezza.

Mendengar ucapan Theo tadi membuat Ezza langsung bangun dan melemparkan bantal yang ia pakai ke orang didepannya tersebut.

Bukk..

"APA APAAN SIH LO, GELI GUE DENGERNYA" ucap Ezza saking kesalnya, mengapa orang di depannya ini sangatlah alay sekarang.

Bantal yang Ezza lempar ke Theo langsung ditangkap oleh Theo. Theo menatap tak suka sang pelempar setelah mendengar jawaban Ezza yang sangat kasar itu.

Tubuh Ezza bergetar dikala merasakan aura Theo yang berubah, ia menundukan kepalanya setelah paham dengan apa yang ia katakan tadi membuat Theo mengeluarkan hawa mengintimidasi tersebut.

"M-maaf" Ucapnya dengan pelan membuat Theo tersenyum miring menatap Ezza yang tengah tertunduk takut.

"Menggemaskan"

"Maaf untuk apa?" Tanyanya santai, tapi tidak dengan Ezza ia mendengarnya seperti ucapan yang sangat dingin.

Ia kembali mereka nafas karena tak mendapatkan jawaban lagi "Huhh sudahlah, ayo pulang" Ucapnya mengajak Ezza, yang terlihat sangat lelah.

"Pulang Ezza" Ucapnya lagi  karena tak mendapat respon dari Ezza, perkataan nya tersebut membuat Ezza mengangkat kepalanya menatap dirinya dengan mata yang sudah mengeluarkan air mata.

Is akan Ezza pun keluar membuat Theo kembali menghela nafasnya, mengapa Ezza sangat cengeng padahal ia hanya menatap dirinya seperti itu.

Ia langsung mengangkat Ezza ke gendongannya, "kenapa hm? Kok Ezza nangis? " Tanyanya ke Ezza yang masih terisak.

"Hiks Theo marah kan sama Ezza, hiks padahal yang hiks seharusnya marah kan Ezza kenaoa Theo yang marahh hwaaa"

"Sttt Theo ga marah kok, udah ya jangan nangis lagi" Ucao Theo.

"Hiks, kalo ga marah kenapa tadi natap Ezza kayak gitu"

"Yakan marah kann sama Ezza? Hiks hwaa"

"Huh diamlah atau hal yang lebih buruk akan terjadi" Ucapnya mengancam Ezza membuat Ezza langsung berhenti menangis.

Dengan Ezza yang berada di gendongannya ie berjalan keluar dari ruangan tersebut, Ezza hanya bisa menahan tangsiannya dan menyembunyikan kepalanya dada Ezza.

"Loh kenapa kalian? " Tanya Reno ke Theo yang berjalan dengan Ezza di gendongannya.

"Pulang, lelah" Ucapnya lalu berjalan ke pintu keluar meninggalkan kedua orang yang tengah terdiam menatap keduanya.

Thezza || [BL] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang