[warning 🔞]
Punya suami seorang musisi sekaligus komposer? Jangan harap dinyanyiin atau dibuatin lagu.
Contohnya Hannah Woo yang makan hati mulu sama suaminya.
Hannah memenuhi janji Brian untuk video call malam itu. Dia menaruh laptopnya di kasur. Setelah sinyal berhasil tersambung, Hannah sedikit mengganti posisi laptopnya karena begitu wajah Brian muncul, agak sedikit buram, menandakan bahwa sinyal di Korea kurang begitu bagus.
"Sayang?" panggil Hannah mendekatkan wajahnya ke layar laptop, berharap agar Brian bisa mendengar dan melihat wajahnya. "Kamu bisa lihat aku, nggak?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Belum ada jawaban dari Brian karena yang Hannah lihat, Brian masih mengatur headset. "Check, check. Halo?" tanya Brian di luar sana.
Wajah Hannah pun antusias. "Kamu bisa dengar suaraku, nggak?"
"Bisa, bisa. Maaf ya, sinyalnya kurang begitu bagus."
Hannah menggeleng. "Ah, nggak papa. Yang penting kita bisa video call. Kamu sudah makan?" Mengingat perbedaan waktu antara New York dengan Seoul sangat lama yaitu sekitar 13 jam di mana langit New York sudah gelap, sementara langit Seoul masih pagi.
Ada ulasan senyum di bibir Brian, "Harusnya aku yang tanya. Kamu sudah makan malam?"
"Sudah. Aku bikin yang simple saja seperti zuppa toscana. Masih ada kentang, daun kale, sosis, bawang merah dan bawang putih. Kamu makan apa?"
Brian berdeham sesekali, "Nasi goreng kimchi." Mungkin efek karena belum pernah melihat Hannah tahun ini, membuat Brian merasa kalau semakin hari istrinya itu semakin cantik dan seksi.
Dia melihat di sekeliling ruangan basecamp, tidak ada siapa-siapa. Karena para tentara yang lain sedang istirahat di tempa lain.
"Kamu... kamu pakai tank top?" tanyanya sedikit gugup.
"Mm? Iya. Di situ nggak ada siapa-siapa kan, Sayang?" Hannah balik bertanya dengan suara sedikit menggoda. Memang rencananya dia akan menggoda suaminya itu di basecamp.
Tidak lupa Hannah memamerkan belahan dadanya di layar komputer Brian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Um..." Brian melirik ke kiri, kanan, depan, belakang, memastikan bahwa tidak ada orang lain selain dirinya di ruangan itu.
Baru saja disuguhi belahan dada oleh sang istri, Brian sudah tidak fokus. Jelas saja dirinya tidak bisa berpikir jernih.
Brian buru-buru menggelengkan kepalanya, "Tidak, tidak. Tidak ada siapa-siapa di sini..."
"Oh, oke," Hannah tersenyum sumringah. Dia membuka salah satu tali tank top tersebut dan memperlihatkan salah satu payudaranya ke arah layar.
"Hannah," cegah Brian, menahan diri supaya juniornya tidak menegang di bawah. "Kamu... kamu jangan bikin aku begini."
"Lho, di sana nggak ada siapa-siapa kan, Sayang?" goda Hannah lagi. "Atau mau aku perlihatkan satunya lagi?"
Belum Brian menjawab, Hannah memamerkan satu payudaranya lagi ke arah layar. Tidak mau munafik, sebenarnya Brian ingin sekali meremas benda kenyal itu. Tapi kedua tangannya dia tempatkan di kedua lutut, dia tidak mau melakukan yang aneh-aneh selama di camp militer.
Melihat tidak ada tanggapan atau reaksi apapun dari sang suami, Hannah merapikan tanktopnya lagi. "Oh, maaf kalau... kalau itu bikin kamu nggak nyaman," katanya kikuk. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Apa dia sudah berlebihan kepada suaminya?
Tapi... mereka kan sudah suami istri!
Brian menggeleng. "No, it's fine."
Oke, kali ini juniornya menegang walaupun Hannah tidak memperlihatkan payudaranya lagi. Kenapa telat segala, sih?
Mereka masih bertatapan di layar, sesekali Hannah tersenyum pada Brian. Brian tidak tersenyum, dia berusaha untuk meredakan ketegangan juniornya di bawah sana. Sialan, istrinya itu terlalu cantik!
Brian berdeham lagi, "Kamu... kamu tidak mau tidur?"
"Hmm? Tidak, aku belum ngantuk," ucap Hannah pelan karena suaranya setengah teredam bantal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidurlah, kamu pasti ngantuk, bukan?" kata Brian lagi.
"Sedikit, tapi aku masih ingin video call sama kamu," jawab Hannah yang membuat Brian salah tingkah. "Kamu belum memenuhi janjiku, Brian."
Dahi Brian sedikit berkerut. "Janji? Janji apa?"
"Janji kalau kamu akan menyanyikan lagu favoritku 'About You' The 1975," senyum Hannah. "Kamu belum menyanyikan untukku, kan?"
"Oh, ya, aku ingat. Mau kunyanyikan sekarang?"
Hannah manggut-manggut. Maka Brian menyanyikan beberapa bait dari lagu tersebut.
Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten?
Do you think I have forgotten about you?
There was something 'bout you that now I can't remember
It's the same damn thing that made my heart surrender
And I miss you on the train, I miss you in the morning
I never know what to think about
I think about you...
Suara Brian mengalun dengan lembut sehingga membuat Hannah tertidur pulas. Brian tersenyum. Betapa dia merindukan istrinya sekarang.
"Good night. Sweet dreams," ucapnya sebelum memutuskan video call.