hai, hai, halo!!!
I'm here!!
setelah sekian lama mengilang dan meninggalkan work 'Us? Or just You?' author hadir membawakan cerita dengan alur cerita yang segar. sudah nggak segar lagi sih sebenarnya, soalnya work ini udah kelamaan disimpan di draft dan karena baru ada kesempatan buat publish jadi ya gitu. moga moga pada suka ya!
.
.
.
.
.
"Ma, Papa pulang larut lagi ya?" tanya si bungsu ketika mendapati sang Mama sedang berada di ruang tengah.
"Lho, Kenshin, kenapa belum tidur, sayang? Ini sudah larut, besok kau masih sekolah." Mama mengalihkan pertanyaan Kenshin.
"Kenshin kebangun, Ma."
Kenshin mendekati Mama lalu duduk bersandar disampingnya, sedangkan Mama memeluknya, menepuk-nepuk pundak Kenshin sembari menyenandungkan lullaby.
Tak menunggu lama, anak bungsu Mama kembali terlelap mendengar buaian lullaby yang masih disenandungkan. Bersamaan dengan kedatangan sang sulung yang berjalan mendekat.
"Lho, Mama belum tidur? Eh, kok Kenshin ada disini?" tanya Mahiro heran sembari mendudukkan dirinya di sofa dekat sofa yang diduduki Mama dan Kenshin saat ini.
"Adik bungsumu tadi terbangun, tapi tidur lagi setelah Mama nyanyikan lullaby." Jelas Mama sambil mengelus lembut surai hitam Kenshin.
"Aku akan membawa Kenshin ke kamarnya, Ma. Mama sebaiknya tidur juga, ini sudah sangat larut." Kata Mahiro seraya mengangkat Kenshin dari pangkuan Mama.
"Nanti Mama tidur, Nak. Mama masih belum mengantuk. Kembalilah tidur, besok kau harus kembali bekerja lagi kan?"
"Baik, Ma. Selamat malam, Ma." Mahiro lalu melangkah menaiki tangga sembari membawa Kenshin yang sudah tertidur pulas ke kamarnya dengan menggendongnya di punggung atau back carry. Sepeninggal si sulung, Mama kembali menonton acara yang ia tonton tadi.
Jam sudah menunjukkan pukul 00:40 berarti sudah lebih dari sejam Mama menonton sejak Mahiro kembali ke kamarnya tadi. Rasa jenuh dan mengantuk mulai menggerogoti wanita yang sudah berusia setengah abad namun masih memiliki wajah yang awet muda.
"Oh Ya Tuhan, aku sangat mengantuk sekarang, tapi suamiku belum juga pulang. Apa aku tidur saja atau tetap menunggunya?"
Dan pilihannya jatuh pada pilihan pertama. Jemarinya menekan tombol power dan membuat televisinya mati, lalu meletakkan remote kembali ke atas meja. Wanita itu bergegas menuju kamarnya dan mulai terlelap karena buaian bunga tidur.
.
5 Siblings
.
KRIING!!!
Jam weker terus berdering dari arah pintu bercat merah. Karena suara weker yang sangat keras itu sampai membuat penghuni kamar disamping kamar itu terbangun.
"Silver, bangun! Matikan alarmmu itu!" Teriak Mahiro setengah sadar dengan nada suara serak khas orang yang baru bangun tidur sambil mengetuk pintu kamar adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Siblings: the last hope
Randomsemua ini tentang kita dan nasib tentang keluarga ini kedepannya. hanya ada kita, tidak kurang dan tidak lebih. tidak boleh ada yang pergi, bertambah, atau menggantikan yang lain. yang bisa mengurangi jumlah keluarga ini hanyalah kematian. dan jika...