Hari ini Ayna dan Mahiro datang berkunjung ke perusahaan utama atas permintaan Papa. Beliau menyuruh keduaa anak sulungnya itu untuk mengecek keadaan perusahaan mengantikan dirinya karena sedang berada di luar negeri karena urusan bisnis di salah satu cabangnya.
"Tidak ada masalah, semua baik-baik saja." Kata Ayna setelah membaca laporan perusahaan selama seminggu sampai kemarin.
"Kau yakin?" Ayna mengagguk lalu melepas kacamatanya dan bersandar ke sofa.
"Sudah membaca laporan keuangan pusat?" Ayna menggumam sebagai jawaban iya.
"Laporan keadaan saham keseluruhan? Perkembangan proyek yang sedang dikerjakan? Laporan keadaan cabang dalam Negara? Laporan perkembangan kerja sama dengan perusahaan lain? Dan lain-lainnya, kau sudah baca itu semua?" Ayna lagi-lagi menjawabnya dengan gumaman.
"Kalau begitu sekarang kau cek berkas-berkas yang bertumpuk di atas meja Papa. Baca dan pelajari itu."Suruhnya tanpa menoleh kearah Ayna.
Ayna dengan malas-malasan menoleh kearah meja Papa. Terlihat sekitar belasan sampai puluhan berkas bertumpuk menjadi satu.
"Semuanya?" Ayna melongo menatap kaget berkas-berkas itu.
"Iya, semuanya." Sahut Mahiro.
"Oh ya tuhan." Dengan berat hati Ayna melangkah mendekati meja Papa.
Tangannya mengambil berkas paling atas lalu membacanya. Beberapa menit berlalu dan baru tiga berkas yang sudah ia baca. Berkas keempat yang sedang ia baca itu langsung diletakkan begitu saja diatas meja, kacamata yang terpasang juga ikut ia letakkan keatas meja.
"Sudah cukup!!! Ini benar-benar sangat memusingkan!!! Aku menyerah!!" Seru Ayna putus asa.
"Terlambat bagimu mengatakan tidak, nona muda. Sebulan sudah kau gunakan untuk masa percobaan, untung Papa hanya memberikanmu pekerjaan-pekerjaan yang ringan. Mulai sekarang kau benar-benar harus serius pada pekerjaanmu sebagai CEO." ujar Mahiro yang sedang beristirahat sebentar dengan kacamata yang masih terpasang.
"CEO tidak sebebas seperti yang ada dalam novel picisan yang sering Silver baca, Ayna. CEO yang sebenarnya tidak seperti itu"
Ayna menghela napas tidak memberikan tanggapan. Kepalanya sudah sangat penuh dengan berbagai kalimat yang baru saja ia baca dari berkas-berkas tersebut. Sementara Ayna beristirahat sebentar, Mahiro kembali melanjutkan pekerjaannya.
.
5 Siblings
.
"Kau bilang kalau barang-barang yang dipesan atas nama kak Mahiro tiba-tiba dibatalkan?!" Ulang Athena memastikan jika ia tak salah menangkap informasi.
"..."
"Atas nama siapa yang membatalkannya?"
"..."
"Cari tau siapa dia sebelum Ayna tau atau kau akan mati ditangannya."
TUUT TUUT
Dilemparkannya ponselnya ke atas ranjangnya. Helaan napas terdengar panjang dan terasa berat dari gadis bernama lengkap Athena chessara mars itu.
"Ah... sial!!! Padahal sisa dua hari lagi barang itu datang." Umpat Athena geram.
"Tidak mungkinkan kak Mahiro dan Ayna yang membatalkannya. Kalau mereka yang melakukannya itu berarti mereka berdua sudah gila. Ah... benar-benar sialan!!! Mana laptop-laptop ini sudah tidak berguna lagi. Ah... tambah sial!!"
Terlalu sibuk mengumpati nasib buruk yang menimpanya ia sampai tidak tau jika ponselnya sedari tadi bordering. Hampir sepuluh kali ponselnya bordering tapi masih kalah dengan rasa kesalnya yang belum mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Siblings: the last hope
Randomsemua ini tentang kita dan nasib tentang keluarga ini kedepannya. hanya ada kita, tidak kurang dan tidak lebih. tidak boleh ada yang pergi, bertambah, atau menggantikan yang lain. yang bisa mengurangi jumlah keluarga ini hanyalah kematian. dan jika...