Kelulusan Ayna

17 3 0
                                    

Haru, senang, bahagia, lega, dan bebas bercampur menjadi satu di ruangan penuh keformalitasan pagi ini. puluhan mahasiswa secara bersamaan di wisuda, termasuk sang putri sulung sekaligus anak kedua.

"Selamat ya, sayang. Mama senang dan bahagia kau bisa wisuda lebih cepat daripada teman-teman setingkatmu." Ucap Mama memberi selamat dan mencium pipi Ayna penuh rasa bangga.

"Makasih, Ma. Inikan juga berkat Mama, Papa, kak Mahiro yang selalu memberi semangat padaku." Sahut Ayna.

"Cie... yang sudah wisuda. Kak Athena kapan nyusul?" Kata Kenshin menggoda kakak ketiganya.

"Kapan-kapan kalau ada niat. Kalau skripsinya selesai sendiri, baru kakak wisuda." Kata Athena acuh.

"Memangnya skripsi bisa selesai dengan sendirinya?"

"Bisa dengan keajaiban"

"Selamat ya, dek. Kau lebih cepat di wisuda daripada kakak waktu itu. ah... kakak jadi sedikit iri."

"Makasih, kak. Iya dong, siapa juga yang mau lama-lama jadi mahasiswa?"

"Kau berniat menyindir kakak atau mengejek kakak?"

Ayna terkekeh melihat sang kakak yang tersinggung dengan ucapannya tadi. "Dua-duanya"

"Dasar kau ini."

"Yes!! Makan-makan!!" Seru Silver tiba-tiba membuat yang lain terkejut.

"Makan-makan? Dalam rangka?" Bingung Ayna.

"Kan kak Ayna sudah di wisuda, jadi kita harus merayakannya dengan makan-makan!!!" Jelas Silver.

"Belum saatnya, bocah. Masih ada acara sore ini. pelantikanku sebagai CEO diperusahaan Papa. Jadi makan-makannya diadakan malam hari."

"Oh, begitu ya. Makan-makannya Papa yang traktir!!!"

"Iya, Papa yang traktir."

Pekik senang terdengar dari si dua bungsu. 2 sulung dan si anak tengah menatap datar adik-adik mereka, sedangkan Mama dan Papa tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

.

5 Siblings

.

"Mulai sekarang dan kedepannya, perusahaan Biodream akan dipegang oleh anakku, Angelita Ayna Chessandra sebagai CEO baru."

Tepuk tangan terdengar riuh memenuhi lobi gedung perusahaan. Ada banyak pengusaha yang menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di bawah naungan perusahaan utama ataupun perusahaan utama sendiri yang masih dipegang oleh Papa, datang memenuhi undangan.

Ucapan selamat silih berganti mengalir dari tamu undangan yang hadir.

"Kak, apa kita tidak bisa melarikan diri? Aku sangat bosan dan juga lapar." Gumam Ayna agak berbisik pada si sulung yang berdiri menemaninya menyapa para tamu undangan.

"Kau lapar? Perasaan kau sudah menghabiskan 3 piring." Balas Mahiro berbisik.

"Itu dessert, kak. Aku ingin makan makanan berat."

"Sama, kakak juga. Ayo, kita menyelinap keluar diam-diam sebelum ada yang tau kalau kita pergi." Ayna mengangguk menyetujui usulan Mahiro.

Kedua anak sulung itu diam-diam berjalan menjauhi keramain. Sejauh ini tak ada yang tau jika mereka berniat meninggalkan gedung. Sedikit lagi mendekati pintu keluar, salah satu sekretaris Papa, Paman Albert, datang menghampiri mereka, mau tidak mau mereka harus menghentikan rencana mereka.

"Ada apa, Paman?" Tanya Mahiro.

"Maaf, tuan muda Mahiro, nona Ayna, karena membuat rencana melarikan diri kalian terganggu, saya hanya diperintahakan oleh Tuan Samuel untuk memberitahukan kalian untuk meninggalkan acara lebih awal dan segera ke restoran Samantha." Ujar Paman Albert.

5 Siblings: the last hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang