Bagian 9

11 1 0
                                    

Namun, dalam momen seperti ini, terkadang aku juga merasa bahwa Arya menyimpan kesedihan dan beban emosional di balik senyumannya yang sering terlihat. Meskipun kami sudah berteman selama bertahun-tahun, terkadang aku merasa bahwa ada sisi lain dari dirinya yang belum aku ketahui sepenuhnya.

 Aku menyadari bahwa meskipun dia terlihat kuat dan percaya diri di permukaan, mungkin ada lapisan perasaan yang lebih dalam dan sensitif yang tidak ia perlihatkan kepada siapa pun.

Aku tahu bahwa hubungan Arya dengan orang tuanya tidak selalu harmonis, dan kadang-kadang kami bisa melihat bahwa hubungannya dengan ayah dan ibunya tidak selalu baik. Meskipun tidak pernah secara rinci diungkapkan, aku mengerti bahwa ada ketidakcocokan di antara mereka. 

Aku pun menyadari bahwa Arya memiliki masa lalu yang mungkin penuh dengan tantangan, termasuk sebagai anak broken home. Mungkin inilah sebabnya dia sering terlibat dalam hubungan percintaan yang sementara, mungkin sebagai cara untuk melampiaskan kekesalannya dan kesendirian.

Saat Arya berbicara, aku mencoba membuka hatiku lebih lebar untuk memahami lebih dalam lagi. Pada saat Arya berbicara, aku mencoba membuka hatiku lebih lebar untuk memahami sedikit dalam lagi. "Arya, aku harap kamu jangan pernah menyimpan rahasia dariku lagi, ya," ucapku dengan lembut, ingin memberikan pesan bahwa hubungan kami didasarkan pada kepercayaan dan keterbukaan.

Namun, aku ingin mengalihkan sedikit pembicaraan dengan menyinggung tentang Syifa, ingin tahu lebih lanjut tentang interaksi mereka. 

"Arya, kemarin kamu terlihat sangat serius saat chatan dengan Syifa. Apa yang kalian obrolkan?" tanyaku, 

Mencoba menggali sedikit informasi. Arya hanya tersenyum dan berkata, 

"Kamu tuh kepo banget, bocil." Sambil masih tersenyum, dia melanjutkan;

"Ehh, btw Syifa tuh cantik dan baik banget, lho."

Aku mendengarkan dengan teliti dan merenung sejenak. Beberapa kali, aku memang pernah melihat Arya berbicara dengan Syifa secara khusus. Tapi, sejauh yang kuketahui, mereka hanya teman biasa. 

Tapi kata-kata Arya membuatku sedikit merasa penasaran, meskipun dalam hati aku mengingatkan diri sendiri untuk tidak terlalu berlebihan dalam menginterpretasinya.

Mungkin saja ada asumsi yang keliru di pikiranku. Aku berpikir bahwa dalam sebuah persahabatan, kita perlu saling memahami dan membiarkan satu sama lain memiliki ruang untuk berteman dengan orang lain tanpa harus merasa terancam. Ini mungkin juga saatnya aku mengatasi sedikit rasa cemburu yang kadang muncul.

Dalam hatiku, aku bersyukur atas momen ini di mana kami bisa berbicara terbuka tentang perasaan dan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan kami. Persahabatan kami bukan hanya tentang berbagi keceriaan, tetapi juga saling mendukung dalam setiap perjalanan hidup yang kami jalani.

Ini adalah momen di mana aku merasa bahwa persahabatan kami adalah tempat yang aman, di mana kami bisa saling berbagi dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan hidup yang penuh dengan kejutan dan tantangan. 

Dalam momen ini, aku tahu bahwa kita semua memiliki cerita dan perasaan yang kompleks, dan sebagai sahabat, tugas kita adalah untuk mendukung dan menghargai satu sama lain, bahkan di tengah cobaan dan perbedaan.

Rentang Ragu dalam RelasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang