Bagian 20

3 0 0
                                    

Di ujung senja yang menyusup perlahan, kota itu mulai terbungkus oleh sutra kegelapan. Lampu-lampu jalanan menyala satu per satu, memberikan kilau magis pada kisah-kisah yang tenggelam dalam bayang-bayang. Di tengah keramaian dan bisikan angin yang berbisik, cerita ini dimulai kembali. Sebuah kisah yang melibatkan jalinan takdir yang bersilangan, penuh intrik, dan diwarnai oleh warna-warna yang tak terduga dalam setiap halamannya.

Setelah beberapa bulan berpisah dengan Arya, kabar yang menggetarkan hati itu tiba. Mama Arya, sosok yang selalu menyinari hari-hari kami dengan kehangatan, telah meninggalkan dunia ini. Berita itu membawa duka mendalam, dan dengan cepat, kisah hidup kami terjerat dalam pusaran konflik yang tak terduga.

Dimulai dari kenyataan pahit bahwa ibu Arya pergi untuk selamanya, perubahan besar menghantam keluarga Arya. Ayahnya, mencoba menemukan kembali arti hidupnya, memutuskan untuk menikahi seorang wanita yang membawa anak laki-laki seusia Arya ke dalam keluarga mereka.

Pernikahan yang seharusnya menjadi titik awal kebahagiaan baru, sayangnya, malah membuka luka-luka masa lalu yang belum sembuh sepenuhnya. Anak laki-laki dari pernikahan sebelumnya, yang tak lain adalah kak Arkhan, seorang yang selama ini menjadi kekasih rahasia Acha, membawa beban emosional yang sulit dipahami oleh Arya.

Dari awal, hubungan antara Arya dan kak Arkhan terasa seperti kisah yang diwarnai oleh ketegangan yang tak terucapkan. Sorot mata kak Arkhan membawa dendam yang terpendam terhadap Arya, membenci masa lalunya dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Arya, yang pada dasarnya tak bersalah, terpaksa menghadapi sentuhan dingin dan tatapan sinis yang tak henti-hentinya. Bahkan, ancaman pembunuhan pun turut menghantui kehidupan Arya.

Namun, di tengah kekacauan ini, Arya menemukan kekecewaan yang lebih mendalam. Saat dia mulai memahami arti sebenarnya dari kehilangan ibunya, dia menyadari betapa cinta ibunya selama ini sebenarnya besar. Namun, rasa takut yang mencekam dalam diri ibunya membuatnya selalu menjaga jarak, membuat Arya merasa terabaikan dan tak dicintai.

Sampai suatu hari, Arya menemukan sebuah Surat Wasiat yang ternyata ditinggalkan oleh ibunya. Surat yang merangkai kata-kata cinta dan penyesalan.

Arya duduk termangu, tangan gemetar ketika menyentuh lembaran surat wasiat yang terbuka di hadapannya. Mata Arya dipenuhi oleh air mata yang tak tertahankan, menciptakan mata air yang mengalir turun mengikuti belokan pipinya.

Surat wasiat itu menjadi saksi bisu dari rahasia yang selama ini dijaga oleh ibunya. Arya merasakan kehangatan dan cinta dalam setiap baris kata, namun di baliknya juga tersirat penyesalan dan ketakutan yang dalam. Suara lembut ibunya terdengar di benak Arya, memandu setiap kalimat dengan kasih sayang yang tak tergoyahkan.

"Arya, Sayangnya Mama, Maafkan mama yaa, mama udah gak kuat lagi bertahan, kalau surat ini udah ditanganmu berarti mama sudah gak ada didunia ini."

Rentang Ragu dalam RelasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang