Chapter 2

1.1K 176 5
                                    

Siang ini Minho membawa Lisa ke agensi Garva Entertainment. Keduanya berjalan beriringan memasuki gedung agensi tersebut. Hal pertama yang Lisa lihat saat memasuki gedung adalah layar besar yang menampilkan video dari artis yang berada di bawah naungan agensi tersebut. Ia masih tidak menyangka akan bekerja di salah satu agensi hiburan yang menaungi artis papan atas.

"Kamu sudah tahu kan dengan mereka?" tanya Minho seraya menunjuk layar yang menampilkan video dari salah satu boy group yang tengah naik daun itu.

"Siapa yang tidak mengenal mereka yang selalu memenuhi trending topic di sosial media," ujar Lisa.

Minho terkekeh. "Ya mereka sangat terkenal. Makanya adik saya sampai kewalahan mengurus mereka. Sekretaris yang sebelumnya mengundurkan diri dan ia membutuhkan penggantinya secepatnya."

Lisa mengangguk mengerti. "Jujur saja, saya masih tidak menyangka akan bekerja di gedung yang sama dengan mereka."

"Adik saya sangat bekerja keras untuk bisa mempertahankan mereka. Dia tidak akan membiarkan artisnya tidak diperlakukan baik oleh karyawannya. Jangan heran jika nanti kamu melihat cara dia bekerja. Dia sangat berbeda dengan saya jika kamu ingin tahu," ujar Minho dengan kekehannya.

"Ah begitu, semoga saya bisa mengimbanginya."

Setelah sampai di lantai teratas, keduanya berpapasan dengan seorang gadis bermata kucing yang baru saja keluar dari ruangan CEO.

"Selamat siang, Minho sajangnim," sapanya.

"Siang, Jen. Seungcheol ada?"

"Seungcheol sajangnim ada di ruangannya."

"Ah iya Jen, perkenalkan ini Lalisa. Dia yang akan menjadi sekretaris baru Seungcheol," ujar Minho memperkenalkan Lalisa pada gadis itu.

"Oh begitu." Jennie mengulurkan tangannya pada Lisa. "Namaku Jennie Kim. Aku bekerja sebagai direktur personalia di sini."

Lisa menerima uluran tangannya. "Aku Lalisa. Panggil saja Lisa."

"Kalau kamu perlu bantuanku, kamu bisa datang ke ruanganku," ujah Jennie seraya menunjuk ruangannya yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Ah iya terima kasih, Jen."

"Baiklah, kami masuk dulu ke dalam," ujar Minho yang diangguki oleh Jennie.

Setelah gadis itu berpamitan. Minho membukakan pintu ruangan yang bertuliskan CEO. Ia melihat sang adik yang tengah melakukan panggilan dengan seseorang. Saat menyadari keduanya datang, pria itu segera menyelesaikan panggilannya dan menyimpan kembali ponselnya di atas meja.

"Hyung sudah datang?"

"Kamu pikir yang dihadapanmu ini siapa?" cibir Minho.

"Basa basi saja, hyung."

Minho mengajak Lisa untuk masuk ke dalam. Mereka duduk di sofa yang telah tersedia di sana.

"Ini sekretarisku di kantor, namanya Lalisa Kim. Dia yang akan menjadi pengganti sekretarismu," ujar Minho memperkenalkan Lisa pada sang adik.

"Ah iya, apakah hyung bisa menjamin ia akan bekerja dengan baik?"

Lisa mengerutkan keningnya. Apa maksud pria itu mengatakannya seperti itu? Apakah ia tengah meragukan kinerjanya? Yang benar saja? Bahkan ia sudah bekerja selama tiga tahun bersama kakaknya dan ia tidak pernah mendapat respons negatif darinya. Dan ini baru saja bertemu sudah membuatnya ingin memaki saja.

"Apa maksudmu? Dia sekretaris kepercayaanku," sanggah Minho.

"Aku tahu, apakah dia bisa mengimbangi aku nanti saat bekerja? Apalagi perusahaan elektronik dan perusahaan hiburan itu berbeda, hyung."

My Lovely SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang