Jika kalian pikir Seungcheol akan membawa Lisa kembali ke kantor, dugaan kalian salah besar. Nyatanya pria itu malah mengajak Lisa ke salah satu cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari stadium. Alih-alih senang, Lisa justru merutuk kesal. Bagaimana tidak, pria itu tiba-tiba menariknya dengan dalih ada pekerjaan penting di kantor. Namun apa yang terjadi tidak sesuai dengan pernyataannya. Ia sempat menolak ajakan pria itu dan ingin segera ke kantor, namun apalah daya pria keras kepala itu seolah tidak mendengarkannya.
"Kau mau pesan apa?" tanya Seungcheol setelah keduanya duduk di kursi cafe.
"Terserah."
"Baiklah."
Setelah memesankan makanan serta minuman untuk keduanya, Seungcheol mengerutkan keningnya saat melihat gadis di hadapannya masih saja merajuk. Bukankah harusnya Lisa senang ia mengajaknya makan di sini, gratis pula.
"Sejak kapan kau jadi pendiam seperti ini? Bukankah tadi kau banyak bicara saat di stadium?" ujar Seungcheol, lebih tepatnya sindiran halus untuk Lisa.
Bukannya menjawab, Lisa mengalihkan pandangannya ke arah lain. Bukannya apa, ia merasa tidak enak dengan member Dynamix. Padahal ia sedang berbincang dengan mereka malah ditarik paksa oleh Seungcheol. Bagaimana jika mereka berpikir yang tidak-tidak tentangnya sekalipun pria itu mengatakan ada pekerjaan penting?
"Baiklah jika kau tidak mau bicara, padahal aku sangat baik padamu untuk mentraktirmu makan siang di sini."
"Aku tidak minta ditraktir olehmu. Kau sendiri yang memaksaku ke sini. Katanya ada pekerjaan penting, penting dari mananya."
"Loh isi perut sangat penting kan? Kalau tidak diisi kau mau nanti jatuh sakit?"
"Apa hubungannya isi perut dengan pekerjaan?"
"Ya itu, kau kan sekretarisku, kau harus menemaniku untuk mengisi perutku."
Lisa mendelik. "Itu bukan pekerjaan, kau saja yang ingin ditemani olehku."
"Nah itu juga termasuk pekerjaanmu. Jadi, jangan protes."
Lisa berdecih. Tak akan ada habisnya jika terus berdebat dengan atasannya itu. Akan ada saja alasannya untuk membalas ucapannya sekalipun jawabannya selalu diluar dugaan. Sehingga ia memilih untuk diam memainkan ponselnya mengabaikan pria di hadapannya yang masih curi-curi pandangan ke arahnya.
Tak berselang lama, pesanan mereka telah datang. Berhubung Seungcheol sudah sangat lapar karena ini juga sudah lewat jam makan siangnya, tanpa banyak bicara ia langsung menyantap hidangannya. Sesekali ia melirik ke arah Lisa yang juga tengah menyantap makanannya. Ia tersenyum kecil mengingat gadis itu yang sempat menolak ajakannya. Tetap saja jika sudah disuguhi makanan gadis itu akan melahapnya.
"Apa kau lihat-lihat?" sewot Lisa.
"Tidak sopan berbicara seperti itu pada atasan."
Lisa hanya memutar bola matanya malas. Ia memilih untuk tidak menghiraukannya dan kembali melahap makanannya. Bohong jika ia tidak merasa lapar, apalagi ia belum mengisi perutnya dari sebelum berangkat ke stadium. Sejujurnya ia tidak masalah jika memang pria itu ingin ditemani makan siang. Hanya saja pria itu selalu berlaku seenaknya, tidak pernah melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu.
"Tadi saja kau menolak aku ajak ke sini, sekarang sudah ada makanannya tetap saja dimakan," celetuk Seungcheol.
"Kenapa? Kau tidak ikhlas mentraktirku makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Secretary
RomanceBerawal dari Lisa yang dimutasi ke salah satu agensi hiburan dan menjadi sekretaris CEO yang menyebalkan. Kehidupannya yang monoton seketika berubah menjadi penuh drama. Bagaimana kisah selengkapnya? Akankah keduanya bisa bersatu? Start : 5 Oktober...