Chapter 7 (Another Trouble)

658 124 2
                                    

"Kupikir.... Aku tidak akan pernah melihatnya. Namun, begitu melihatnya aku merasa seperti sudah biasa hidup bersamanya"

Malam itu, hujan turun membuat Shiki tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia ketakutan karena kilatan cahaya diluar sana.

Yukito pun jadinya tidak bisa beristirahat karena harus menggendong anak itu dan menenangkannya.

" Yukito-sama... " Panggil kaede dari luar sana

" Ya? "Tanya Yukito sembari melangkah menuju ke arah pintu dan membukakan pintu bagi Kaede

" Ada apa Kaede-san? Kau belum beristirahat juga? "Tanya Yukito

" Tuan Muda mengatakan jika Shiki-sama takut pada kilatan cahaya petir dan bunyi guntur, Anda dan Shiki-sama bisa tidur di ruang kerja beliau" Ujar Kaede

" Ah.. Ti—tidak perlu. Lihatlah Shiki sudah akan ti—

" Shiki takut" Ujar Shiki sembari menutup telinganya dan menatap sang ibu dengan mata berkaca-kaca seakan-akan sudah siap menangis.

" Namun, dimana Sakuragi-sama akan tidur? "Tanya Yukito khawatir

" Beliau akan beristirahat di kamar yang lain. Di dalam ruangan itu memang ada dua kamar tidur. Salah satunya ruangan tertutup dan kedap suara, Jika Anda tidak keberatan Anda dan Shiki-sama bisa menggunakannya malam ini" Ujar Kaede

Yukito kini menghembuskan nafasnya kemudian menganggukkan kepalanya.

"Silahkan, Yukito-sama" Ujar Kaede sembari mempersilahkan Yukito berjalan lebih dahulu.

" Apa, aku akhirnya akan melihat seperti apa rupa Shirai-sama yang begitu murah hati padaku dan Shiki" Pikir Yukito

Setelah ia masuk ke dalam ruangan besar itu. Tak seorang pun ada disana. Dihadapan pintu itu, ada sebuah meja kerja dengan jendela besar dibelakangnya. Jarak meja dan pintu itu cukup jauh.

"Pantas saja suaranya saat bicara aneh.. Rupanya ia menggunakan pengeras suara"

Lalu, di samping rak buku di kiri dan kanan masing-masing ada sebuah pintu.

" Anda bisa menggunakan kamar ini " Ujar Kaede membukakan pintu untuk Yukito

Tanpa banyak bicara, Yukito pun langsung saja membawa Shiki masuk ke dalam kamar itu.

" Suala hilang " Ujar Shiki

" Y.. Ya" Ujar Yukito yang kini masih tertegun menatap desain kamar itu penuh dengan warna hitam dan putih.

Ada toilet di dalamnya, dan perabotan lengkap. Kamar itu sudah seperti satu apartemen tipe studio.

" Aku tidak heran... Setelah tangga, tidak ada ruangan lain selain pintu besar itu. Ternyata, hampir setengah dari lantai 2 ini adalah ruang kerja dan kamarnya. Sangat berbeda dengan ruang kerja ibunya" Pikir Yukito

" Mama.. Shiki tidul.. "

" Tidurlah.. "

" Selamat beristirahat Yukito-sama "ujar Kaede sambil membungkuk

" Kaede juga selamat beristirahat " Ujar Yukito sambil tersenyum

" Tidul Kaede.. " Ujar Shiki

" Baiklah Tuan Muda" Ujar Kaede sembari menutup pintu itu

" Shiki suka! " Seru Shiki sembari meronta turun dari gendongan sang ibu kemudian segera berusaha naik ke atas ranjang

" Kaki Shiki masih pendek" Ujar anak itu

TIED BY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang