Day 4 : Buku (Kapsul Perpustakaan)

35 6 0
                                    

Disclaimer : BoBoiBoy belongs Animonsta Studio. Saya selaku author hanya izin meminjam para watak. Disini saya tidak mengambil keuntungan apapun.

Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy.

Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 4 : Buku (Perpustakaan dan Bunga)

Di taman kecil yang rindang dikarenakan beberapa pohon yang berdaun lebat menghiasi sekitar tempat itu. Disana berdiri sebuah kedai kecil yang dikelilingi oleh beberapa meja dan kursi yang terbuat dari kayu.

Sepasang mata yang tengah mengawasi sekitar dengan tatapan tajam. Beberapa pengunjung tampak tengah asyik bermain handphone. Baik orang dewasa maupun anak kecil yang masih berumur sekitar 2 tahun. Sementara itu terdengar suara ketukan palu pertanda seseorang tengah sibuk memukul sesuatu. Hanya butuh beberapa ketukan palu lagi, orang itu mengelap peluh di dahi dan menghela napas. Ia tersenyum puas dan lekas turun dari tangga.

"Sudah selesai. Bagaimana menurut kalian?" tanya orang itu setelah berbalik badan menghadap teman-temannya yang sedari tadi melihat dan sesekali membantunya.

"Di luar perkiraan! Makasih banyak ya Fang! Bagus sekali kan Solar?" seru salah satu dari orang-orang yang diminta kritikan oleh Fang dan ia menoleh ke arah kembarannya dengan antusias.

"Sama-sama Duri," balas Fang seraya membereskan peralatannya.

"Aku gak menyangka kalian berdua akan memiliki ide sebagus ini, luar biasa." puji Halilintar mendekati mereka seraya tersenyum tipis.

Duri hanya cengengesan seraya menggaruk kepala tak lupa senyuman dengan deretan gigi. Solar sendiri hanya tersenyum tipis seraya bersedekap.

Ya, itu ide lahir sejak kejadian tiga hari yang lalu. Dimana saat itu Solar tengah tenggelam dalam bacaannya di bawah pohon. Cuaca hari itu tengah hangat. Tak jauh darinya Duri ikut berada disana. Ia juga asyik membaca salah satu buku bergambar.

"Wah, kelihatannya bagus nih. Solar. Hei Solar!" panggil Duri seraya menoleh ke arah Solar dengan senyuman lebarnya.

Pemilik nama mengahlikan pandangannya dari buku dan melihat ke arah si pemanggil.

"Kenapa Duri?"

Duri mendekati sang adik dan menunjukkan sesuatu yang menarik di dalam bukunya. Solar melihat isi dari buku yang ditunjuk oleh abangnya.

"Ini?"

"Iya! Bagus sekali kan? Kalau kita bisa memiliki ini pasti keren banget!"

"Ide yang tidak terlalu buruk. Polos-polos begini kamu bisa punya ide bagus ya," sindir Solar serata tersenyum miring dan kedua matanya melek.

Duri yang mendengar pujian yang mengandung sindiran itu hanya bisa tersenyum tak lupa perempatan berkedap-kedip di pipinya tanda dirinya menahan marah.

Kembali lagi ke masa sekarang. Dimana semua orang tengah berbinar dan membuka mulut mereka tanda ikut bergembira melihat benda yang hebat di depan mata. Fang tersenyum bangga seraya meminum segelas Ice Chocholate. Ia duduk di kursi dekat meja kedai. Di belakangnya ada Gempa yang melihat mereka dengan senyuman kecil.

Di depan mereka terdapat kapsul terbang seukuran bus. Ditambah kapsul itu memiliki dua lantai. Dari dalam muncullah sebuah robot bulat berwarna kuning dan hitam. Mata biru LCD-nya melengkung ke atas tanda ia tengah tersenyum.

"Bagian dalam sudah siap!"

"Wah! Aku mau lihat! Permisi, permisi."

"Hei, hati-hati," sungut Ais yang didorong kecil oleh Blaze.

Blaze dengan semangat menerobos masuk ke dalam kapsul tersebut diikuti Taufan di belakangnya. Sesampainya disana mata mereka berdua semakin berbinar dan mulutnya semakin terbuka sangat lebar.

"Wow! Ini terbaik sangatlah!"

Orang-orang di luar mendengar seruan Blaze dan Taufan pun lekas mendekati pintu masuk. Seketika semuanya disana ikut bersorak kagum.

"Perpustakaan berjalan!"

Semua orang bertepuk tangan kepada Duri, Solar, Fang dan Ochobot atas kerja keras mereka. Butuh waktu seharian penuh mengerjakan ini semua. Untung banyak yang membantu dan peralatan pun dipinjamkan oleh Nut. Jadi pekerjaan cepat selesai yang seharusnya membutuhkan waktu sangat lama.

"Sekarang semua orang boleh membaca dan meminjam buku disini," terang Solar.

"Bacaan disini juga bagus-bagus. Yaya, kita bisa belajar bersama seharian disini. Boleh kan Duri, Solar?" ajak Ying sekaligus meminta izin kepada dua kembaran itu.

"Tentu saja boleh. Siapa yang melarang?"

"Wah, buku disini semuanya berisi edukasi semua." Gopal memberikan kesan pertama seraya melihat-lihat isi beberapa buku.

"Kau mau baca buku yang isinya halu tidak jelas atau yang lebih parah mengandung dosa?"

"Eh?! Tidak maulah. Bisa sakit mataku nanti baca begituan."

Yaya mengangguk dan menambahkan pendapatnya. "Kita harus pintar memilah bacaan yang sehat untuk pikiran dan mental kita."

"Yaloh! Bacaan itu ibarat makanan untuk pikiran dan emosi. Kita harus berhati-hati untuk perkembangan diri kita," tambah Ying.

"Betul apa yang dikatakan oleh mereka. Sangat disayangkan minat membaca buku menurun dikarenakan banyak yang bermain internet. Ditambah disana banyak cerita-cerita yang aneh-aneh. Bahkan sampai diminati oleh banyak orang," ucap Tok Aba yang muncul di belakang mereka.

"Wah, Tok Aba paham dunia internet?" tanya Gopal kagum sekaligus kesannya seperti menyindir.

"Eh, tidaklah. Atok hanya mendengar ceritanya dari Cikgu Papa saja, hehehe"

"Benar tuh wahai Atok kebenaran. Saya selalu menjaga anak saya nih untuk tidak salah memilih bacaan."

Semua yang disana langsung menoleh ke arah dimana sosok yang tengah berbicara tadi. Di dalam kapsul tampak Papa Zola bersama anaknya Pipi Zola tengah asyik membaca buku cerita bergambar.

Di sisi lain Duri kembali muncul dengan pot tanaman hijau dan meletakkannya di depan kapsul. Kini di depan kapsul sudah ada beberapa tanaman pot membuat sekitar kapsul terkesan sangat indah.

"Gimana?"

Solar yang awalnya terdiam melihat tindakan Duri pun lekas tersenyum tipis. Tangannya menepuk pelan pundak Duri.

"Bagus Duri."

"Hehehe perpustakaan kita semua ini," ucap Duri seraya tersenyum menampakkan deretan giginya yang putih.

Suasana siang yang cerah itu pun berlangsung dengan gembira berkat kehadiran perpustakaan tersebut di taman Pulau Rintis.

"Semoga orang-orang bisa enjoy dengan bacaan yang bermoral dan beredukasi," gumam Solar.

Sampai jumpa besok di Day 5 :D

EdufictionBoBoiBoy

30 Autumn TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang