Day 9 : Matahari (Arunika dan Sundown)

20 5 0
                                    

Disclaimer : BoBoiBoy belongs Animonsta Studio. Saya selaku author hanya izin meminjam para watak. Disini saya tidak mengambil keuntungan apapun.

Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy.

Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 9 : Matahari

"Solar suka sunrise atau sunset?"

Solar yang saat itu tengah tenggelam dalam bacaan bukunya mendongak. Matanya melihat seseorang yang juga tengah memandang dirinya.

"Kenapa kau bertanya hal itu?" tanya balik Solar kepada kembaran hijaunya, Duri.

"Ya, tinggal jawab saja," pinta Duri.

"Tentu saja dua-duanya aku sangat menyukainya."

Solar dirinya sangat suka melihat matahari terbit dan terbenam. Karena itu sangat indah dan membuatnya selalu berpikir. Di saat melihat sunrise, itu artinya saatnya menjalani kehidupan baru lebih semangat. Saat matahari tenggelam, waktunya memikirkan kembali apa saja yang telah dilakukan dan diucapkan oleh diri sendiri selama satu hari ini alias intropeksi diri.

Suatu hari di pagi buta, Solar tengah berjalan seraya membawa beberapa buah koran yang baru saja dibelinya untuk dijual lagi di kedai.

"Eh?"

Dari ufuk timur tampak semburat cahaya keluar dan menerangi bagian timur sedikit demi sedikit.

"Wah, mataharinya akan segera terbit!" pekiknya seraya berdiri dan menghadap ke arah timur. Senyumannya terukir lebar.

Beberapa menit dirinya terkejut, teringat sekarang ini sedang membawa koran suruhan atoknya. Ia pun kembali bergegas meninggalkan fenomena tersebut.

"Yosh, ayo semangat menjalani hari ini!" pekiknya dengan semangat seraya berlari kecil.

                                     °°°

"Assalamu'alaikum. Pengiriman Koko Tok Aba!"

"Wa'alaikumussalam.'

Seseorang muncul dari balik pintu. Seorang ibu-ibu berhijab kuning tersenyum ramah saat melihat pesanannya telah tiba.

"Atas nama Ibu Fatimah, apa benar ini alamatnya? Saya mengantarkan Koko Tok Aba."

"Ya, benar. Saya orangnya. Terima kasih karena sudah mengantarkannya Nak Solar."

Solar memberikan kotak berisi koko itu dan ibu itu menerimanya. Dalam hati Solar merasa senang ada yang langsung mengenalinya.

"Ini uangnya."

Solar menerima uang itu seraya tersenyum. Ia menghitung kembali lembaran-lembaran ringgit tersebut dengan teliti. Lalu, dirinya kembali memandang sang ibu itu seraya setengah membungkuk.

"Terima kasih Bu."

"Sama-sama."

"Saya izin pamit ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Hati-hati di jalan, Nak."

"Ya, Bu."

Keduanya saling melambaikan tangan seraya tersenyum. Solar kembali melanjutkan perjalanan kembali ke kedai. Tadi adalah pesanan terakhir yang ia antar.

Di tengah perjalanan pulangnya, Solar menghentikan langkahnya. Pandangannya ia ahlikan ke arah barat. Dimana saat ini matahari tengah tenggelam. Senyumannya kembali terukir. Mata di balik kacamata visor itu berbinar. Ia sangat menikmati fenomena ini.

"Hari ini adalah hari yang melelahkan. Tapi, di saat yang sama sangat menyenangkan. Aku menikmati prosesnya. Aku juga mendapat pelajaran berharga dari kesalahanku hari ini."

Setelah itu, Solar kembali melangkah untuk melanjutkan kembali perjalanannya pulang. Ia meregangkan tubuhnya dengan menaikkan kedua tangannya ke atas lanjut lengan kiri dipegang lengan kanan.

"Menu makan malam hari ini apa ya? Aku harus cepat pulang nih," gumamnya.

Sampai jumpa di Day 10 •v^

EdufictionBoBoiBoy

30 Autumn TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang