Day 20 : Rambut (Sisi Reverse)

21 3 0
                                    

Disclaimer : BoBoiBoy belongs Animonsta Studio. Saya selaku author hanya izin meminjam para watak. Disini saya tidak mengambil keuntungan apapun.

Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy.

Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 20 : Rambut


"Tok, kenapa keluarga kita memiliki rambut putih di antara rambut hitam ini?"

Saat ini Tok Aba dan cucunya Boboiboy tengah bersantai di ruang keluarga. Ochobot sendiri sudah berada di kamar untuk cas diri.

"Itu sudah menjadi keturunan gen keluarga kita. Dulu Atok lebih banyak loh ada rambut putih daripada Ayah kamu."

Boboiboy hanya terdiam. Sementara Tok Aba yang awalnya ikut diam langsung peka dengan apa yang ingin disampaikan oleh cucunya.

"Boboiboy, kamu kenapa? Tumben sekali kamu bertanya tentang rambut."

"Hm ... sebenarnya Boboiboy merasa bingung saja. Kenapa bisa keluarga kita ini memiliki  rambut putih ini. Rasanya aneh gitu. Berasa jadi tua di masa muda," kekehnya.

"Ditambah lagi pernah ada satu, dua, ah, tidak. Beberapa orang yang mengatakan kalau Boboiboy seperti memiliki sisi reverse. Itu loh yang orang yang rambutnya putih semua. Tapi hanya sehelai atau beberapa helai rambut hitam di sekitar rambut putih. Terus matanya merah," terang Boboiboy seraya menunduk menatap kedua kakinya.

Dirinya takut bila hal itu terjadi. Cukup pernah dikuasai oleh kuasa dan emosinya sendiri. Ia tidak ingin orang-orang terdekatnya tersakiti karena sisi reversenya, bila memang akan muncul suatu saat nanti.

Di tengah isi pikiran yang penuh dengan rasa ketakutan dan kekhawatiran, pucuk kepala anak pemilik kuasa elemental itu disentuh oleh kakeknya. Dielusnya rambut yang tidak ditutupi topi itu dengan lembut seraya memberikan senyuman hangat. Boboiboy hanya terdiam menerima perlakuan tersebut. Pandangannya terpaku ke arah wajah kakeknya itu.

"Boboiboy, setiap orang pasti memiliki sisi reverse sendiri. Reverse lahir dari sebuah emosi negatif yang ingin sekali melindungi diri sendiri dari ancaman luar atau perasaan tidak dihargai oleh orang lain. Tidak peduli itu keluarga atau teman. Tidak ada hubungannya dengan perubahan baik warna rambut maupun mata. Bila orang tersebut tidak mampu mengendalikan emosi dan hawa nafsu. Maka, dirinya sendiri akan dikendalikan oleh dua hal tersebut. Secara tidak langsung reverse itu keluar."

Boboiboy mulai kagum dengan penjelasan Tok Aba.

"Untuk rambut putih itu. Atok ada satu berita yang ingin Atok ceritakan. Kamu sendiri pasti pernah menemukan berita ini. Ada seorang anak lahir dengan beberapa helai rambut putih. Mereka menyebutnya sebagai tanda lahir. Ada beberapa orang yang juga memiliki rambut putih tersebut. Jadi, kamu gak perlu malu atau khawatir dengan kondisi rambutmu itu. Hal itu wajar. Malahan kawan-kawanmu gak terlalu mempermasalahkannya kan?"

Betul yang dikatakan Tok Aba. Kawan-kawannya saat melihat rambut putih miliknya pertama kali. Reaksi mereka biasa saja. Tidak ada reaksi maupun respon yang aneh. Dirinya terlalu overthinking dan negatif thinking. Terlalu takut menerima ejekan atau malah lebih menakutkan jika dirinya akan dianggap aneh terus dijauhi. Ternyata tidak seperti itu. Mereka menerima dirinya apa adanya.

"Terima kasih Tok."

"Sama-sama. Jadi, Boboiboy harus tetap percaya diri ya."

"Baik, Tok," balas Boboiboy seraya tersenyum dan menempelkan diri pada kakeknya.

Tok Aba sendiri mengelus kembali rambut cucunya seraya tersenyum lembut. Kedua matanya yang sayu melirik ke atas meja dimana terdapat topi jingga dengan lambang petir yang dipadukan huruf B disana.

Sampai jumpa di day 21

EdufictionBoBoiBoy

30 Autumn TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang