Day 18 : Pita (Penampilan)

21 4 0
                                    

Disclaimer : BoBoiBoy belongs Animonsta Studio. Saya selaku author hanya izin meminjam para watak. Disini saya tidak mengambil keuntungan apapun.

Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy.

Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day 18 : Pita

"Pipi cantik dan imut kalau rambutnya dipita gitu."

Pipi Zola yang tengah asyik membaca buku bergambar lekas menoleh ke arah orang yang mengajaknya berbicara. Di sebelahnya ada gadis remaja berkacamata bundar. Sekarang keduanya tengah membaca di dalam kapsul perpustakaan.

"Kak Ying kok rambutnya gak dipita juga seperti Pipi? Kak Ying pasti cantik dan imut seperti Pipi."

Ying yang mendengar itu hanya tertawa kecil.

"Maunya sih. Tapi hanya untuk kalau ada acara saja baru Kak Ying dandan."

Pipi diam mendengar jawaban itu. Lalu, kedua tangannya direntangkan ke depan dan jari telunjuk dan jempol membentuk segiempat layaknya bingkai. Matanya melihat ke 'bingkai' jari yang ia buat. Disana ada Ying yang memandangnya dengan bingung.

"Kenapa Pipi?"

"Menurut Pipi, Kak Ying cobalah pakai pita juga," saran gadis cilik itu membuat Ying terkejut.

"Ah, gak perlu."

"Ayolah Kak," mohon Pipi dengan kedua mata berkaca-kaca membuat Ying makin tidak berdaya untuk menolak permintaan gadis kecil itu.

Beberapa saat kemudian, keduanya keluar dari kapsul perpustakaan. Ying berjalan menghampiri Papa Zola yang tengah asyik mengobrol dengan Tok Aba.

"Cikgu Papa," panggil Ying.

"Ya, Ying. Ada apa?"

"Boleh tak, saya izin bawa Pipi jalan-jalan ke kota?"

"Ya, Papa. Pipi mau pergi jalan-jalan sama Kak Ying."

"Oh, bolehlah bolehlah. Tapi jangan pulang terlambat ya."

"Yeay! Makasih Papa. Pipi sayang Papa!"

"Terima kasih Cikgu."

"Ya, Ying. Kamu tolong jaga anak saya baik-baik ya. Pipi kamu jangan nakal-nakal. Dengarkan Kak Ying ya."

"Siap Papa," hormat Pipi.

Mereka berdua pun pergi berjalan menjauhi kedai menuju kota.

°°°

Sekarang Ying dan Pipi tengah berada di kota. Mereka berjalan di daerah pertokoan. Setelah menemukan toko yang dicari, keduanya pun lekas masuk dengan Pipi menarik tangan Ying.

Mata keduanya langsung berbinar melihat semua asesoris yang dijual di toko ini. Banyak asesoris lucu dan imut yang dipajang baik di rak maupun di etalase.

"Seharusnya tadi aku ajak Yaya. Sayang sekali dia gak ada di kedai."

"Kak Ying sini!"

Ying mendengar seruan Pipi langsung menghampiri gadis kecil itu di bagian rak yang ada pajangan asesoris rambut. Disana ada beberapa jepit rambut, bando dan ikat rambut. Pipi menunjukkan dua buat pita di depan wajah Ying. Pita warna biru muda dan kuning.

"Kak Ying suka warna apa?"

"Keduanya bagus. Kakak suka."

"Harus pilih salah satu dong."

Ying bingung dan melihat yang lain. Lalu, sesaat kemudian matanya terbelalak melihat sesuatu.

Setelah selesai memilih dan membayar. Mereka berdua keluar dari toko. Pipi bertepuk tangan seraya melihat Ying.

Hari menjelang sore, keduanya kembali ke kedai. Di sana ada beberapa orang yang tengah sibuk mengurus kedai. Tidak ada pelanggan dan hanya ada para sahabat Ying dan ketujuh kembaran cucu Tok Aba.

"Kami kembali! Semuanya coba lihat kemari!" seru Pipi senang seraya melambaikan tangan kecilnya memancing perhatian semua orang.

"Wow!"

Semua orang langsung terkagum-kagum. Pipi masih tersenyum senang. Ying sendiri malah malu-malu. Yaya menghampiri sahabatnya.

"Ying, tumben kamu pakai pita?"

"Cantik kan Kak Ying? Itu ide Pipi."

"Aku malu Yaya." cicit Ying.

"Kenapa harus malu. Kamu jadi terlihat cantik dan imut dengan pita itu," puji Yaya seraya tersenyum.

Sekarang ini Ying hadir dengan penampilan baru. Kedua rambutnya diikat seperti model rambut Pipi. Dengan pita dua warna. Garis biru dan kuning. Di tengah pita itu ada manik-manik berbentuk bunga berwarna merah.

"Kamu jadi gak terlihat seperti gadis tomboi Ying," komentar Gopal yang baru saja mendekat.

"Tolong jangan meledek Gopal."

"Aku gak ada maksud meledek kali ini kok."

"Betul kan apa yang Pipi bilang. Kak Ying cantik kalau pakai pita," ucap Pipi seraya tersenyum.

Ying hanya terdiam melihat semua reaksi dan respon semua orang. Awalnya dirinya terlalu kepikiran duluan apa yang akan diucapkan oleh orang-orang bila ia mengubah penampilannya. Tidak buruk juga, mereka memujinya. Sekarang dirinya menjadi percaya diri dan ikut tersenyum.

Sampai jumpa di day 19

EdufictionBoBoiBoy

30 Autumn TalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang