Disinilah 30 kisah di musim gugur dimulai. Ayo, ikuti terus kisah para watak setiap hari selama 30 hari di bulan Oktober ini. Buku ini berisikan kumpulan fanfic dengan watak BoBoiBoy dan watak lainnya milik Monsta.
Fanfic ini dibuat dalam rangka 30...
Disclaimer : BoBoiBoy belongs Animonsta Studio. Saya selaku author hanya izin meminjam para watak. Disini saya tidak mengambil keuntungan apapun.
Fanfic ini dibuat dalam rangka 30 day writing and artist by Komunitas Edufiction BoBoiBoy.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Day 15 : Kekurangan
"Solar itu overpower ya. Gak keliatan kekurangannya dimana."
Solar yang tengah membaca buku lekas menoleh saat mendengar ada yang membicarakan dirinya.
"Kenapa denganku? Kalo ada apa-apa itu langsung ngomong di depan orangnya ya."
"Ya, maaf Solar," kekeh Blaze seraya menggaruk belakang kepala.
"Ada benarnya apa yang ditanyakan sama Blaze. Solar, kekuatanmu itu overpower banget loh. Sekali tembak musuh langsung koid. Gak perlu capek-capek nyerang sana-sini, sampai keabisan napas dan keringatan," tutur Taufan.
"Kalian ini ya. Ada-ada aja," sela Gempa.
Saat ini ketujuh anak kembar itu tengah bersantai di ruang keluarga seraya melakukan kegiatan masing-masing.
"Tapi, Gempa. Solar itu opening."
"Dipuji terus bisa-bisa aku jadi sombong nih."
"Emang udah sombong kan?" sahut Duri membuat perempatan di kening Solar.
"Gini ya. Walaupun Solar itu termasuk orang terkuat di antara kita bertujuh namun kekuatannya ada batasnya. Sekali mengeluarkan kekuatan yang hebat akan menguras banyak tenaga. Sebelum menembak juga harus ngumpulin tenaga dan harus fokus ke satu titik. Gak kayak kita bisa lari sana-sini asal nyerang dengan bebasnya. Ah, maaf Solar. Jadi kelepasan ngomongin kau," ucap Gempa merasa bersalah.
"Gak apa Gempa. Aku ada disini dan denger yang penting gak diomongin di belakang aja. Ngomong-ngomong soal kekuatanku, aku emang kuat. Tapi aku juga butuh waktu buat ngumpulin tenaga dan cepat kecapekan atau bisa saja pingsan."
"Begitu juga dengan kita semua. Kita sama-sama kuat kok tergantung situasi dan kondisi. Jadi, gak perlu terlalu banding-bandingi diri sendiri dengan orang lain. Nanti kesannya adu nasib siapa yang paling capek melawan musuh terus jadi ribut dah," jelas Ais seraya mengahlikan pandangan dari televisi.
"Yap, dimana ada kekurangan disana ada kelebihan. Dimana ada kelebihan disana ada kekurangan," tambah Halilintar.
"Weh, tumben bijak pak," ejek Taufan jahil.
"Hei, jangan gitu Taufan. Gak baik. Baiklah cukup sampai disini ya," tegur Gempa yang melihat Halilintar yang tersinggung.
'Ah, ya. Aku jarang disuruh ikut bertarung,' batin Taufan teringat masa lalu. Tapi masih bisa menampilkan senyuman.
Tujuh kembar bersaudara itu langsung diam tidak lagi membahas hal tersebut dan kembali ke kegiatan masing-masing.
