09. Rujuk ?? 🔞🔞

11.4K 361 25
                                    

Mungkin, Tuhan memang menjawab doa Nana setiap malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin, Tuhan memang menjawab doa Nana setiap malam. Di pertemukan kembali dengan sang suami walau saat ini,—mereka duduk berjauhan.

Bangku di tengah taman itu menjadi saksi bisu, ada jarak yang memisahkan mereka berdua yang sama-sama duduk di ujung bangku berbasic kayu tersebut.

Tidak ada suara, selain lalu lalang kendaraan yang melewati jembatan gantung di atas danau. Taman yang begitu asri, dengan dua makhluk tuhan yang masih mengutamakan rasa gengsi untuk berinteraksi

Mungkin mereka lupa, tragedi peluk rindu yang baru saja terjadi. Mengusir sosok pria yang sangat mendambakan Na Jaemin untuk menjadi pendamping hidupnya,—yaitu Guanlin.

Namun, peribahasa orang lama adalah pemenangnya,—menjadi alasan yang kuat mengapa Jaemin tidak dengan mudahnya di luluhkan.

"Mass,—Jeno,," ucapan yang begitu menyentuh hati, mambuat Jeno tersenyum tipis ke arahnya.

"Yaa"

"Kesini sama siapa?" —masih kaku, karena ini adalah pertama kalinya Jaemin bertanya secara gamblang.

Kalau biasanya Jeno membentak, kali ini menoleh ke arahnya. "Seperti yang kamu lihat, aku kesini sendiri"

"Em,, mass tau dari mana kalo Nana ada disini?"

"Itu tidak penting, aku datang dengan tujuan ingin minta maaf. Salah??" walaupun kalimat itu datar, tetapi bagi Jaemin itu menyakitkan.

Jaaemin tampak meremas lututnya, antara gerogi dan mulutnya yang tiba-tiba terkunci. Jaemin tidak tau, drama apa yang ia perankan saat ini.

"Terus,,—??"

"Aku nggak ngarep lebih, kan kita udah cerai??" Jeno berucap penuh kesadaran.

Bagaimana reaksi Jaemin? Tentu saja bibir ranum yang menghias wajah manisnya kian tipis. Melengkung tajam ke bawah dan tampak bergetar karena menahan isak tangisnya,—tertekan.

"Mass Jeno, udah setuju sama perceraian itu??" Kali ini Jaemin tidak akan memasang indera pendengaran yang begitu tajam.

Takut menyakitkan setelah ia mendengar jawabannya.

"Bukannya, itu jalan yang baik??"

Jaemin masih bisa tahan, Jeno bukan menjawab iya atau tidak. Melainkan memberi sebuah ultimatum pada Jaemin yang masih menjadi pertanyaan setuju atau tidaknya pihak Jaemin.

"Nana nggak pernah bilang begitu mass" mungkin ini adalah penyesalan terbesar bagi Jaemin yang sudah pergi begitu saja, tatkala Jeno menginterogasinya malam itu.

Walau cengkeraman kuat di lengannya masih membekas rasa sakitnya hingga ke tulang

"Terus kenapa kamu pergi??"

"Semua karena mass Jeno, udah kasar sama Nana" Jaemin berusaha untuk berani, walau pelukan yang tadi masih sangat ingin ia dapatkan kembali.

"Mass Jeno main belakang, mass Jeno anggap Nana sakit, Nana nggak seharusnya ngarepin sama orang yang nggak cinta sama Nana. Nana bukan pelacur, Nana bukan lonte mass" suara Jaemin kian melirih namun bisa di dengar. Terkesan dramatis, tapi itulah yang ia alami setelah memasuki lingkup kehidupan  keluarga abraham.

HELLO JODOH || NOMIN REPUBLISH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang