02. Born to be a Binal

9.8K 425 61
                                    

Karena tabiat Jaemin sekarang adalah seorang istri, jadi apa salahnya kalau bangun lebih pagi.

Dengan lingerie satin putih gading yang di lapisi sweater warna pink, Jaemin melangkah menuju dapur. Jenjang kaki putihnya berjalan sensual menuruni puluhan anak tangga.

Prediksi mengatakan bahwa Donghae dan Tiffany pasti masih menikmati tidurnya. Di bawah naungan selimut tebal, karena di luar hujan turun dengan deras.

"Aduh, gini nih kalo gapernah ketemu sebelumnya. Mass Jeno demen makan apa ya? Apa aku ceplokin telur aja ya??" Jaemin menggigit pipi dalamnya seraya buka tutup kulkas.

Aura pagi masih menyelimuti, aroma sabun vanilla masih tercium dari ruas kulit putih susunya.

Karena setelah pergempuran panas semalam, Jaemin kembali membersihkan tubuhnya. Entah itu hanya sebuah kecelakaan bagi seorang Jeno yang di perkosa oleh submissive cantik tersebut, atau yang namanya malam pertama memang harus wajib bagi si manis Na Jaemin!

"Mass Jeno pas ngedesah, bikin nagih" kikiknya, seraya mengocok dua butir telur di dalam mangkuk.

"Ganteng banget pas di bawah, hehe pengin cepet punya bayi aku tuh. Pasti anaknya ganteng"

"Pas lagi mabuk aja ganteng, bikin sange apalagi pas lagi sadar. Hmmm, Nana nggak sabar lohhh" Jaemin merajuk manja pada diri sendiri.

Saat itu dapur masih sepi, mau melolong sekeras apapun nggak bakal ada tetangga yang demo.

Apalagi sampai membakar mansionnya, mereka tau lah siapa pemilik mansion mewah gaya eropa tersebut.

Sedangkan di dalam kamar, Jeno terbangun perkara bunyi alarm yang tiada hentinya. Ia lempar ponsel warna pink berlogo apel tersebut ke tembok kamar, kemudian Jeno kembali tidur.

"Brengsek banget! Ganggu orang tidur aja!??"

"Bukannya terimakasih kek, semalam aku udah bersihin badan kamu?"

Siapa sangka bahwa perkataan Jeno di jawab oleh Jaemin yang masuk dengan membawa nampan berisi susu hangat dan dua potong sandwich.

Jeno melempar bantal itu ke arah Jaemin, membuat nampan berisi sarapan pagi itu tidak bisa melawan gravitasi dan berceceran di atas lantai.

"Mass Jeno!"

"Stop panggil gue dengan sebutan itu, botty tolol sangean! Ngapain juga lo mau di jodohin sama gue!? Pergi ga lo!!"

Jaemin mendengus kesal, di luar ekspektasi. Jaemin tidak menduga bahwa Jeno akan sekejam ini.

Tapi Jaemin bukanlah tipikal pria yang di bentak terus nangis. Ia pungut satu demi satu pecahan beling itu dengan hati-hati.

"Ya mana aku tau kalo mass Jeno nggak demen cowok, tapi semalem di suruh ganti gaya,—nurut tuh. Keenakan malah, sampe minta lagi. Nggak keitung peju yang udah masuk ke dalam perut aku"

"Pergi lo! Itu bukan kemauan gue bangsat, lo sendiri yang maksa gue! Gue mabuk, nyesel gue udah di sentuh sama lo!?"

"Yaudah sih biasa aja, makannya lain kali kalo mabuk tuh mikir. Statusnya apa sekarang, udah gede tapi watak masih kaya bocah—"

"Pergi!"

Jaemin memilih pergi dengan kedua mata berotasi.

Ia membuang pecahan beling tersebut pada tong sampah di dapurnya sebelum ia bergerak membasuh tangan.

Tiffany menyaksikan Jaemin, langkahnya bergerak mendekat. Menepuk pundak Jaemin pelan. "Gimana malam pertamanya sayang hm!??"

Aura seorang ibu begitu memancar, mengapa wanita secantik ini harus melahirkan sosok anak yang begitu denial dan kasar.

HELLO JODOH || NOMIN REPUBLISH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang