18. Banyak Godaan !!

2.9K 235 21
                                    





Usai menikmati sarapan pagi bersama, Jeno mengawali langkah mereka menuju garasi rumah untuk memanaskan mobilnya. Meninggalkan Jisung di rumah dengan Karina, sedangkan Jaemin,—ia bawa ke rumah sakit.

Menjalani terapi mental yang terakhir.

"Jie, di rumah jangan nakal ya sayang"

"Hao! Buna cepet sembuh ya, Jie menunggu kabar baik dari buna sama papah" anak itu tersenyum seraya memeluk paha Jaemin.

"Tenang saja sayang, buna pasti sembuh" ucap Jeno percaya diri.

Sudah seminggu ini Jaemin menjalani terapi, setiap hari setelah Jeno pulang kerja.

Mobil mereka melaju membelah keramaian ibukota. Di lihatnya raut Jeno yang begitu segar, aura sangarnya mungkin saat ini telah hilang oleh jiwa bapak-bapak yang ia miliki.

Jisung semakin yakin bahwa lelaki bertatto yang selalu menghujani bunanya dengan kasih sayang ini adalah ayah kandungnya. Nama guanlin telah hilang dari otaknya.

"Mass,,"

Jeno menoleh, sudah paham dengan sebutan yang di ucap secara lembut itu pasti memiliki maksud tertentu.

"Beliin mi ayam lengkap sama kerupuk, cekernya banyakin"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beliin mi ayam lengkap sama kerupuk, cekernya banyakin"

"Ke dokter dulu ya??"

Jaemin mengangguk kemudian tersenyum. Menutup pembicaraan mereka yang kini mulai fokus pada jalanan.

Membutuhkan waktu duapuluh menit untuk sampai ke rumah sakit. Kedatangan mereka di sambut oleh dokter Kai, seseorang yang di percaya oleh Jeno untuk tahap penyembuhan mental Jaemin.

Dokter itu tersenyum ke arah Jeno dan berganti ke Jaemin yang masih bergelayut manja di lengan kokoh suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter itu tersenyum ke arah Jeno dan berganti ke Jaemin yang masih bergelayut manja di lengan kokoh suaminya.

Entah mengapa, jika kedua netra golden brown Nana memandang dokter itu,—rasa takut kehilangan Jeno selalu menyelimuti.

"Selamat pagi Nana, bagaimana? Apakah kamu sudah makan??" tanya Kai.

Jaemin mengangguk cepat, rematan di tangan Jeno semakin kuat.

HELLO JODOH || NOMIN REPUBLISH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang