Don't Make Me Let You Go - Chapter Fifteen

31.7K 1.3K 173
                                    

Author's note: Just wanna warn you all, this chapter contains mature content. 

Karena aku masih belum survey rating di wattpad, aku masih beranggapan content nya masih tergolong ringan. Maybe for me. Idk about you so please do comment. Thanks for your endless support xo. :) 

-----------------------------------------------------------------------------

Don't Make Me Let You Go - Chapter Fifteen

“Kau tahu, Conrad mengirimkanku e-mail kemarin malam.”

Aku hampir menyemburkan cola yang sedang kuminum. Kutatap Liam dengan campuran rasa tidak percaya dan—Tuhan-tolong-aku—harapan. “Apa…apa yang dia katakan?”

Liam mengangkat bahu. “Tidak banyak. Conrad hanya berkata kalau dia baik-baik saja. Dia juga tidak lagi melanjutkan sekolahnya dan memutuskan untuk mendirikan kembali perusahaan ayahnya yang bangkrut di Dublin.”

Mataku langsung melebar tidak percaya. “Tidak mungkin. Impian Conrad adalah menjadi dokter hewan,” kataku, teringat akan kata-kata Conrad saat aku pertama kali bertemu dengannya.

Namaku Conrad. Conrad Shelton penggemar berat anjing yang bercita-cita menjadi dokter hewan.

Perutku teremas. Ya Tuhan, betapa aku merindukan memori itu.

Tiba-tiba Liam menatapku dengan penuh rasa tertarik. “Apa kau tidak mencoba untuk menghubunginya duluan? Kalian bersahabat sejak kecil, kan?”

Aku mengalihkan pandanganku darinya dan menyesap cola-ku dari sedotan. “Aku tidak mau.”

“Cat, tidak ada salahnya meredam egomu agar bisa berbaikan kembali dengan sahabatmu.”

Dahiku mengerut. Sepertinya Liam beranggapan kalau aku dan Conrad sedang bertengkar. “Keadaan kami jauh lebih rumit dari itu.”

“Sudah sejak lama aku memperhatikan caramu melihat Conrad. Sayang, apakah tidak ada yang pernah mengatakan padaku kalau kau begitu mudah ditebak?”

Wajahku memerah. Aku mulai menyesali keputusanku dengan menerima ajakan makan siang Reynold. “Apa lagi yang Conrad katakan?” tanyaku mengalihkan topik. Aku kembali menatap Liam yang duduk di sampingku.

“Satu ciuman darimu dan aku akan mempertimbangkan untuk membocorkannya.”

Aku melotot. “Reynold,” desisku sebal.

“Betapa seriusnya dirimu,” Liam tersenyum dengan binar di mata gelapnya. “Conrad tidak mengatakan alasan kenapa ia memutuskan untuk berhenti sekolah, tapi ia berkata kalau ia akan menetap di Dublin untuk jangka waktu yang tidak bisa ditentukan.”

Aku meremas gelas kertas cola yang sedang kupegang dengan kedua tangan. Cairan hitam meluber dari sedotan dan membasahi tangan. “Apa dia mengatakan sesuatu tentangku?” tanyaku pelan.

Liam menatapku beberapa saat sebelum akhirnya menggeleng. “Tidak, tapi aku akan memastikan ia akan mengatakannya di e-mail berikutnya.”

“Tidak! Jangan berani-beraninya…”

Kata-kataku langsung terhenti saat aku melihat sosok Drake yang baru memasuki kantin dari balik bahu Liam. Seperti biasa, keberadaan pria itu langsung membuat semua mata tertuju padanya. Kebanyakan dari mereka menatapnya dengan penuh rasa hormat, namun tidak sedikit juga yang menatapnya dengan rasa tertarik. Mungkin dulu aku berusaha untuk menyangkalnya, namun sulit untuk benar-benar berkata kalau Drake tidak memiliki kharisma dan aura kekuasaan yang kuat.

Don't Make Me Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang