n. masih belum paham

181 14 0
                                    

"kak, aku agak sibuk di ukm yang sekarang," curhat chenle pada haechan dan renjun yang sekarang ketiganya berada di depan restoran dan terduduk di pembatas antara taman dan jalan.

paham kan ya?

"iya nih, lo gak pernah ada kabarnya semenjak beres perkenalan maba. ukm apa emang?" tanya renjun.

"basket."

jawaban itu sontak membuat haechan terkejut, "basket, le?" tanya haechan memastikan dan chenle mengangguk.

"berarti satu ukm sama kak mark?" tanya haechan yang mengundang raut tanya dari renjun dan chenle.

"kak mark? bukannya dia mah gitaris sama sub vocal ukm band ya? apa udah pindah ukm?"

renjun tertawa, renjun merasa geli melihat haechan yang kebingungan setengah mati. haechan ini kalau ngobrol jarang fokus. di otaknya pasti penuh dengan topik lain yang menurutnya lebih baik dibahas. tapi tidak selalu begitu, kok. hanya kalau ia sedang banyak pikiran.

"yang kapten tim basket tuh kak hendery, bukan kak mark-nya lo," jelas renjun sambil menepuk bahu haechan, menyadarkan haechan dari lamunannya, "sejak kapan diganti? sejak kapan mereka jelasin soal ukm mereka tuh apa?" tambah renjun.

chenle yang berada di atmosfir itu mencoba untuk memahami maksud kedua kakak tingkatnya, soal kapten basket, ukm basket, gitaris dan sub vocal band, kak hendery, kak mark. ada benang merah diantara itu dan bibir chenle gatal kalau tak bicara, "kak haechan tuh suka ya sama kak mark?"

pertanyaan itu mengundang semburat merah pada pipi haechan, memunculkan tawa dari dua orang di kanan-kirinya. oh, haechan, lucu sekali.

haechan sendiri bingung bagaimana caranya jawab pertanyaan suka atau tidak suka pada mark. memang sih, beberapa kali ia merasa degupan jantungnya bisa lebih kencang ketika mark ada disekitarnya atau saat ia tiba-tiba mengingat tentang eksistensi mark.

haechan jadi ingat saat ia memergoki mark yang menatapnya dari bus saat mereka berpapasan di pintu gerbang tol utama (ini adalah contoh dari kepercayaan diri yang tinggi, tapi untungnya benar), mereka yang duduk bersebrangan di rest area, lalu tiba-tiba haechan terpaksa harus merawat mark yang sakit, setelah itu haechan dihadapkan dengan mark dan temannya di area makan malam, mark mengajaknya untuk berbincang sejenak dan mengembalikan gelangnya, kemudian mark yang membisikkan kalimat yang lagi-lagi selalu bisa membuat pipinya bersemu, dan mengkhawatirkan haechan yang tiba-tiba tumbang. itu semua tidak hilang dari ingatan haechan, justru menambah perasaan yang haechan sendiri belum paham kemana arahnya.

"kak? kok diem?" tanya chenle menggerakan tangannya di depan wajah haechan.

"hah? eng—enggak, cuma gue blunder aja. gue kira kak mark itu bagian dari tim basket," jelas haechan.

chenle mengangguk paham, "kalau dilihat beberapa kali dari cara main basketnya yang memang setara dengan orang suka latihan, emang kak mark tuh jago sih basketnya."

renjun setuju dengan kalimat yang chenle tuturkan, "bener banget sih. apalagi kalau gue lagi ngumpul koordinator cheer, dia suka tiba-tiba dateng ngajak kak hendery sparing berdua."

"bener kak bener, mereka sering sparing berdua. terus katanya kak mark ngajak sparing tiap tim cheer lagi kumpul itu sebenernya sambil nungguin kak yeri," sambung chenle yang antusias.

"itu rumornya masih happening emamg le?" tanya renjun sambil melirik ke arah haechan yang nampak terkejut dengan fakta itu.

renjun tahu soal rumor mark yang katanya punya perasaan khusus pada yeri, salah satu visual cheer kampus mereka. tapi, keduanya tak pernah beri kepastian, ditambah mereka juga akrab satu sama lain, dan tak mengelak soal apapun, maka rumor itu dianggap benar adanya.

renjun senang chenle membahas ini dan senang dengan ekspresi yang haechan tampilkan, seperti khawatir?

senyum kecil di bibir renjun terbit dan mudah-mudahan haechan bisa paham dengan perasaannya yang masih abu. mungkin untuk saat ini temannya itu masih butuh waktu memahami perasaannya yang denial. meski renjun tahu, kalau haechan menaruh rasa, rasa itu akan berbalas. lalu, tugas renjun selanjutnya adalah memastikan kalau rumor itu palsu.

"chan, gimana kalau nanti kapan-kapan nih lo ikut gue ngumpul sama anak cheer. biar bisa lihat sejago apa kak mark main basket," ajak renjun dan haechan terlihat seperti menimang ajakannya.

"plus biar lo tahu ada apa diantara kak mark sama kak yeri," sambung renjun sambil berbisik. haechan agak meremang mendengar kalimat yang renjun tuturkan terakhir. apa perlu haechan ikut renjun saat berkumpul dengan asosiasinya? apa perlu haechan datang dan melihat sendiri bagaimana mark yang tak mengelak sedikitpun soal rumor itu?

tapi, lagi-lagi untuk apa?

apa gunanya?

apa manfaatnya?

haechan kan perasaannya masih menggantung.

"oke, boleh."

jawaban itu menjadi final bagi haechan saat dari duduknya ia lihat mark yang berbicara dengan yeri yang tiba-tiba datang ke arah bus kelasan mark dan menyodorkan sebuah totebag yang disambut dengan senyuman mark yang merekah.

"tuh kan! di cie-ciein aja gak ngelak, wow. makin aja ya rumor itu hampir sampai jadi fakta," seru chenle.

"chan, gak panas kan?"

gue biasa aja kok, biasa.

- the beautiful creatures -

the beautiful creatures | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang