i. senyum, rindu, dan kisah mereka

246 21 0
                                    

⚠️ toxic relationship, violence, slight flashback


haechan pernah punya rasa bahagia yang membuncah serta kupu-kupu yang terbang di perutnya lebih dari yang ia terima dari mark tadi—maksudnya saat mark menunjukkan kepeduliannya terhadap paha haechan yang mungkin kesakitan karena harus menumpu kepala berat milik mark.

dulu, haechan pernah merasa selalu dibangga dan dipuja. sekarang banyak orang bilangnya seperti semua aku dirayakan. haechan pernah rasa begitu, sebelum ia akhirnya paham kalau ia peroleh itu hanya agar ia bisa terpenjara dalam lingkaran kekasihnya.

"apa kabar, chan?"

keduanya duduk di kursi taman yang pihak hotel sediakan. haechan duduk dengan memberi jarak dan dalam hati bersumpah serapah kenapa ia sebodoh itu meninggalkan barang penting yang bisa digunakan sebagai backup pembayaran. haechan menggenggam sebotol kaleng minuman soda yang masih disegel. belum ada keinginan membuka minuman itu, takut ia harus kembali ke masa itu.

jeno mengerti diamnya haechan. dengan ia lihat haechan sekarang disampingnya pun, ia bisa menilai kalau haechan amat sangat baik dan sehat.

duduk berdampingan saja mungkin cukup baginya.

"masih suka zero-coke kan?" tanya pria itu lagi.

haechan hanya jawab dengan sebuah anggukan pelan. haechan rasanya ingin kabur atau setidaknya telepatinya pada renjun bisa tersampaikan namun sepertinya tidak akan bisa dan ini bisa jadi obrolan panjang menginga hubungan haechan dan pria disampingnya berakhir begitu saja.

haechan takut.

haechan takut dengan jeno dan semua memori dengan jeno di kala yang lalu. jeno punya senyuman yang terlihat tulus dan memabukkan. saat tersenyum jeno terlihat begitu menghangatkan dan lembut jika bisa diraba. tapi, haechan lebih tahu kalau senyuman itu bisa jadi menyeramkan.

haechan takut dan ingat lagi masa dimana ia dikurung di dalam kost-an milik jeno selama dua hari tanpa diberi makan dan minum hanya karena ia ingin pergi untuk kerja kelompok tanpa jeno ikut, yang jeno pikir haechan hanya ingin bersenang-senang tanpa dirinya, dan berselingkuh di belakangnya.

ditelinga kecil itu kembali terngiang saat dimana jeno memaki dan menampar dirinya di depan banyak orang dan ia dicaci untuk hal yang ia tak perbuat. jeno begitu hanya karena mendengar berita yang simpang siur.

semua memori seram yang haechan sudah usaha mati-matian untuk ia kubur dan buang habis, kini menyeruak hadir lagi.

"maaf, maaf gue pernah buat trauma yang bikin lo gak mau ngomong sepatah kata pun sama gue."

jeno mengungkapkan satu kalimat maaf yang akhirnya bisa haechan dengar setelah dua tahun perpisahan keduanya. meskipun itu rasanya masih sangat kurang baginya.

namun, lagi-lagi haechan hanya bisa menjawab jangan bilang maaf, kita sama-sama salah.

"gue ngaku, kalau gue terlalu banyak ambil peran munafik dan mengukung lo yang memang punya pribadi yang aktif, gue gak berusaha mengerti soal itu dulu, gue cuma mentingin isi kepala gue dan rasa egois yang tinggi," ungkap jeno lagi.

jeno membuka botol sodanya yang berukuran sedang dan menengguk habis tanpa jeda. frustasi. itu maksudnya.

di lubuk terdalam dirinya, jeno masih terbayang bagaimana serasinya ia dan haechan saat masih bersama. saat sebelum otaknya rasa diracun.

jeno berusaha menggapai tangan haechan, namun haechan yang punya sensivitas tinggi juga sinyal sos yang besar pada pria disampingnya segera menjauhkan tangannya yang bebas, membuat jeno tersenyum tipis.

oh, mengenaskan ya.

oh, jeno lantas sadar kalau ia tak lagi punya kesempatan untuk bawa pria disampingnya ke dalam rengkuh dan rangkulannya. tak lagi punya masa untuk mengumbar mesranya dengan haechan di hari selanjutnya.

"sorry, gue harus balik ke kamar. takut renjun nungguin dan makasih ya sodanya, nanti belanjaan gue, gue ganti," pamit haechan pada jeno yang masih menatapnya penuh harap.

hingga detik ini haechan memilih bungkam dan tak banyak berbicara apapun. haechan tak ingin dekat dengan jeno lagi.

"jadi, gak bisa sama sekali ya, chan?"

haechan menggeleng, jeno hanya bisa menghela napas, lalu senyum yang haechan takutkan kembali hadir, "oke kalau gitu. lo bisa kirim gantinya ke nomor gue, masih disimpan kan?"

haechan lagi-lagi menggeleng.

jeno skakmat, benar-benar sudah tidak punya tempat dan nol besar untuk jawaban dari harapannya.

"minta aja ke renjun ya, kirim ke spy pakai nomor itu. sehat-sehat ya, haechan."

terakhir tangan jeno dengan berani menyentuh pucuk kepala haechan dan mengusaknya. haechan, jeno itu benar-benar rindu. tapi, kalau rindunya nanti jadi petaka, lebih baik mundur, dan jangan angkat lagi ke permukaan.

karena haechan sesungguhnya juga merindu untuk jeno.

"sehat-sehat ya, jeno."

kala bumi berputar, tak semua bisa dilewati sesuai rencana. ada yang ingin beri kesempatan lagi, ada yang memilih mundur. bukan karena sudah rela, tapi sudah tahu bagaimana akan berakhir kalau nantinya sama-sama menyakiti.

membangun hubungan bukan sekadar untuk menikmati romansa dan binar cinta, tapi juga untuk saling jaga dan menghormati. bukan sekadar untuk foya-foya kemesraan, tapi juga untuk saling mendekap dan percaya satu sama lain.

jadi, haechan pikir keputusannya adalah yang paling tepat. walaupun kini haechan ingat lagi saat bagaimana jeno melindunginya dan menjadikannya prioritas dalam hal apapun.

maaf ya jeno, mungkin kesempatan itu bukan berasal dari gue. tapi, lo bisa dapet yang lebih baik.

- the beautiful creatures -

the beautiful creatures | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang