f. pinjam sebentar

322 27 0
                                    

makan malamnya tidak ada yang salah, semuanya enak, tapi haechan tidak fokus mencicip rasa, lantaran di depannya ada seseorang yang baru saja sembuh dari hipotermia ringan-nya.

haechan yang masih ingat bagaimana mata lentik itu tertutup, rambut yang lembut saat tangannya ia gunakan sebagai sisir alami, hidungnya yang tinggi dan kecil, kulit wajahnya yang bersih, dan bibirnya—

oh, oke. cukup haechan, fokus makan.

hendery paling banyak membuka percakapan diantara keempatnya. renjun banyak tertawa, juga mark yang menikmati makan malamnya tanpa ada rasa beban. haechan terus berusaha mengimbangi alur percakapan seru yang hendery ciptakan.

"gue tinggal dulu ya chan, mau ambil minum, habis nih," kata renjun disusul hendery yang juga sok inisiatif ingin mengambil minum dan beberapa lauk tambahan.

padahal itu hanyalah alibi renjun agar haechan dekat dengan mark dan alibi hendery agar mark mengucapkan setidaknya terima kasih karena berkat haechan, kondisi mark membaik.

atmosfir diantara haechan dan mark agak dingin, mereka masih dikelilingi banyak mahasiswa yang tengah makan besar dan bercengkrama. sehingga keheningan mereka masih tertutup dengan suara bising mahasiswa di sekitar.

keduanya sibuk membalas denting sendok dan garpu juga suara piring yang bergesekan dengan meja.

hendery dan renjun seperti sengaja meninggalkan dua anak ini, padahal aslinya keduanya memang mengantri karena beberapa mahasiswa terlihat baru datang.

"ekhm... gue mark."

mark mencoba memulai percakapan yang membuat haechan agak menegang, oke haechan rileks.

suapannya terhenti, memilih menjawab mark, "iya kak, gue haechan. tadi kan udah kenalan juga."

mark hanya tersenyum simpul dan merapikan sisa nasi dipiringnya, oh bahasan baru. "enak ya makanannya, menurut lo enak yang mana?" basa-basinya berlanjut dan mark dalam hati berterima kasih pada sisa makanan dipiringnya.

haechan nampak berpikir dengan bibir yang sedikit maju, sukses membuat mark berdegup. di bus terhalang kaca, disini mark bebas lihat haechan sepuasnya.

"mie goreng sih, tapi gue lebih suka mie kuah. kalau lo kak?"

"bistik."

"oh iya bistiknya enak juga hehe."

pembahasannya berhenti dengan mark yang hanya membalas dengan senyuman.

ya, keduanya kembali terdiam.

"oh iya kak..."

"oh iya chan..."

ups.

sengaja drama banget.

"kak mark aja dulu."

mark yang diberi kesempatan untuk mendahului tujuan pembicaraannya hanya mampu meneguk liurnya kasar. tetiba kerongkongannya rasa kering, padahal baru saja ia sesap manis teh lemon hangat yang disajikan pihak hotel. mark memutar otaknya dan— "itu... lo suka dessert apa? biar gue ambilin."

oh.

haechan kira mark mau berterimakasih karena sudah membantunya meredakan hipotermianya yang datang tiba-tiba di bus, yang menyebabkan haechan tertahan selama sisa satu jam perjalanan memangku kepala mark yang berat dan keras. bukti otentik sudah ada, koyo dan hot cream kini menempel dengan baik di pahanya.

"zuppa soup," jawab haechan sekenanya karena memang haechan jadi malas.

mark nampak terdiam dan berpikir, zuppa soup tuh dessert?

disamping itu haechan menerima respon yang mark berikan. ya tentu makanan itu bukanlah hidangan penutup. haechan jawab begitu karena sudah malas berbasa-basi..

"nanti gue bisa ambil sendiri. gue cuma mau bilang, lain kali kalau gak kuat dingin tolong ya pakai jaket, sweater, atau baju yang berbahan hangat dan pastiin kondisi tubuh lo fit kalau memang cuma mau pakai kemeja atau kaus doang."

haechan memaksakan senyumnya di akhir, menahan kesal dan rasanya sebal juga ya  ternyata. setidaknya haechan sudah ungkapkan.

tapi, kalau haechan seperti ini artinya dia melakukan semua itu dengan pamrih? padahal kan membantu sesama kan artinya kemanusiaan dan memang diperlukan. untuk apa kita diberi akal yang baik tapi tidak digunakan semestinya?

padahal kalau haechan jujur soal alasannya hanya karena ia tidak mampu melihat wajah mark dan kreatur seindah itu di depan matanya saat ia harus duduk dan memangku kepala mark yang tertidur. bahkan jantungan berdegup sedari ia melihat mark yang baru keluar dari kamar bersama hendery.

"soal itu—"

"eh! ngomongin apa sih kayaknya serius banget?" tanya hendery dan renjun yang datang bersamaan.

mark berdiri dan menarik tangan haechan yang membuat ketiga orang disana terkejut, "gue pinjam haechan sebentar ya, renjun."

tangan haechan ditarik tanpa ada jawaban setuju dari renjun, haechan hanya bisa berteriak meminta tolong pada renjun yang dibalas hanya dengan senyuman tulus.

hendery sendiri kebingungan setengah mati, ada apa diantara mereka berdua? kalau renjun sih sudah senyum-senyum sendiri.

"biarin kak, mereka cuma mau ngobrol aja."

- the beautiful creatures -

the beautiful creatures | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang