d. sisa perjalanan bersama mark

329 27 0
                                    

⚠️ disclaimer :

seluruh jalan cerita adalah fiksi disini, kalau ada bagian penanganan bagi orang yang terkena hipotermia ada yang keliru, mohon untuk dimaklum.

apabila ingin memberi kritik dan saran agar jalan cerita diperbaiki/diubah maka dipersilahkan, mohon gunakan bahasa dan tutur yang baik.

terima kasih.

---

dengan sebotol air panas yang sudah haechan bawa dari busnya dan satu mantel besar yang sengaja ia bawa, kini mark sudah terbungkus dengan beberapa lapis jaket yang semoga bisa membuat suhu tubuh mark kembali normal.

beruntung mark hanya mengalami hipotermia ringan yang langsung segera ditangani.

kini haechan duduk dibarisan paling belakang dengan paha yang dilapisi bantal kecil untuk dijadikan bantalan kepala mark yang kini tengah terlelap.

"mark berat ya, dek?" tanya salah satu mahasiswa yang duduk di satu kursi di depannya dengan beberapa pasang mata yang ikut menaruh rasa penasaran pada obrolan yang baru dimulai.

"enggak terlalu kok kak, hehe."

haechan merasa canggung sebab dikelilingi pasang mata yang menatapnya. tapi, semua seperti punya hal yang disimpan tentang mark dan dirinya.

"tadi dia maksa gak mau pakai jaket. padahal udah dingin banget. sorry ya, euphoria perjalanan lo sama rombongan lo kepotong gara-gara harus ngurusin manusia ini."

haechan dengar itu hanya bisa tersenyum dan menjawab dengan jawaban alternatif gak apa-apa.

"lo haechan ya?" tanya mahasiswa yang sama, haechan hanya mengangguk sebab sekarang ia sedang mengecek kembali kondisi mark yang terlihat agak gelisah.

mahasiswa yang haechan tahu namanya adalah hendery itu menyarankan hal yang mampu membuat mark kehilangan rasa gelisahnya.

"coba deh lo usap dahinya sampai ke rambut belakang pelan-pelan, terus usap tangannya darii luar jaket, pasti ampuh."

lalu haechan melakukan apa yang dimaksud hendery dan perlahan mark mulai kembali tenang dalam tidurnya.

"haechan, mark gimana?" tanya dosen pembimbing.

haechan yang ternyata masih terbawa suasana dalam pergerakan tangannya yang mulai nyaman mengusap kepala mark kini terbuyarkan dengan kehadiran dosen pembimbing, "sudah lebih baik bu."

"kamu mau balik lagi ke bus kamu?" tanya si dosen lagi.

haechan melirik pada mark yang masih terlihat nyaman pada posisi tidurnya, pada fase seperti ini lebih baik dibiarkan istirahat tanpa gangguan apapun. haechan takut mark akan kembali gelisah kalau merasa ada pergerakan yang berlebih. ditambah diluar hujan masih lumayan deras, akan sulit untuk menepi hanya untuk seorang haechan.

"saya disini dulu aja bu, mungkin setelah sampai di hotel saya baru ke rombongan kelas saya lagi. suhu kak mark juga sebenarnya masih naik turun, khawatir tiba-tiba drop lagi."

usulan haechan diterima oleh si dosen pembimbing.

satu jam lagi sampai tujuan kok, haechan.

ponsel haechan yang tertinggal di bus akibat terburu-buru berpindah bus untuk sementara membuat renjun bingung bagaimana harus menanyakan kabar haechan.

"kak, kenapa sih?" tanya sungchan.

"apasih? ganggu."

renjun kemudian langsung menutup seluruh bagian kepalanya dengan penutup kepala hoodie-nya. lalu, melirik bagian samping kiri renjun yang terdapat dua ponsel yang bisa ditebak itu adalah ponsel miliknya dan haechan.

"hp kak haechan gak dibawa ya?" tanyanya pada renjun yang diam.

sungchan dengan berbagai triknya untuk menarik perhatian renjun, kembali dengan ide cemerlang.

"senior basket gue ada yang di bus itu, temen deketnya bang mark, namanya hendery. lo bisa ngobrol sama haechan, lewat bang dery."

renjun membuka sedikit matanya, melihat kesungguhan sungchan menawarkan bantuan padahal renjun sama sekali tak mengutarakan keinginannya secara gamblang pada si hyperaktif sungchan.

"yaudah. mana?" renjun mengulurkan tangannya pada sungchan yang sudah tersenyum lebar sambil mengarahkan jemarinya pada kontak di ponselnya mencari nama bang dery atlet basket hebat.

nama itu hendery yang buat dan selalu ia pastikan di get contact agar selalu ada nama itu.

"halo bang? gimana bang mark?" tanya sungchan saat sambungan teleponnya terhubung.

"baik, kenapa nih?"

sungchan melirik renjun yang meliriknya dan memberi sinyal sini gak cepetan hapenya gue mau ngomong sama haechan.

"hehe, ini bang temennya kak haechan mau ngomong sama kak haechan, bisa?" tanya sungchan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

hendery di sebrang sana melirik ke arah haechan yang mulai tertunduk menahan kantuk, "bisa. bentar ya."

hendery mendekat ke arah haechan tanpa berkata apapun lalu mengulurkan tangannya hingga haechan mendongak dan tersadar, "eh iya, kenapa kak?" tanya haechan.

"temen lo."

haechan lalu mengambil ponsel yang diarahkan hendery ke arahnya.

"ha—"

"GIMANA SIH KOK MALAH GAK BAWA HP?"

setelahnya hanya renjun yang mengomel, biar hanya haechan yang dengar tanpa sadar tangannya yang mengusap pelan surai mark yang makin terlelap.

- the beautiful creatures -

the beautiful creatures | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang