Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍷💐🍷
Kamu membuka matamu perlahan, kemudian mengerjapkan matamu beberapa kali, kamu mendudukkan tubuhmu, kamu merasa badanmu lengket sana sini, akibat malam yang panjang bagi kamu dan Nanami.
Kamu menoleh ke arah sampingmu, tempat Nanami sudah kosong, kemana orangnya pikirmu.
Kamu mencoba untuk beranjak dari duduk mu, namun sia-sia karena jujur saja tubuhmu lemas bukan main, dan bagian pinggulmu rasanya pegal dan bagian bawah mu itu terasa perih.
Bagaimana tidak pegal-pegal dan perih mampus, orang Nanami menggempur mu berjam-jam lamanya. Bayangkan saja, dia memulai permainannya dari pukul 18:01 hingga pukul 03:00 dini hari.
Kamu menoleh ke arah pintu saat mendengar seseorang memutar knop pintu. Siapa lagi orangnya kalau bukan suamimu, Nanami.
Ia tersenyum ke arah mu, “Good morning, honey”
“Morning, mas Ken”
“Ayo sarapan dulu, sayang”
“Mas yang masak?” tanyamu memastikan.
“Iya, ayo makan” jawab Nanami meletakkan nampan di atas nakas.
“Kenapa mas gak bangunin aku?”
“Tidurmu pulas banget, sayang. Mas gak tega. Lagian juga kamu pasti kecapekan melayani mas tadi malam, kan”
“Di-diem, jangan dibahas mas” ujarmu masuk ke dalam selimut lagi, Nanami terkekeh.
“Sayang, ayo dibuka selimutnya. Kita makan dulu”
“Mas Ken...” rengekmu.
“Kenapa, sayangnya mas?”
“Badan aku lemes banget, bagian bawah aku juga perih banget” adu mu.
“Maaf ya, sayang. Mas bablas tadi malam”
“Bablas sih bablas mas, tapi gak berjam-jam juga ih, badan aku pegal sana-sini”
“Mau mas pijitin, sayang?” tawar Nanami.
“Eh-eh, ndak usah, mas. Bentar lagi juga hilang kok pegalnya”
“Biar cepat hilang pegalnya, sayang. Udah sekarang kamu sarapan, selesai makan kamu berendam air hangat yang bakal mas siapin bentar lagi, selagi kamu berendam mas beresin kasurnya biar setelah mandi dan fresh, mas pijitin kamu”
