"AAA OMG gue diundang ke pestanya Kak Laura." Mela teman sebangku Agatha berteriak histeris ketika mendapat secarik undangan pesta ulang tahun tersebut.
"Kak Laura?"
"Iya, kakak kelas kita yang populer itu. Aduh baik banget deh dia ngundang gue."
"Please Agatha lo harus ikut gue," ajak Mela antusias.
"Kan yang diundang cuma lo."
"Disini tertulis boleh ngajak orang lain kok. Gue yang ngundang lo. Jadi please lo ikut ya ya," mohon Mela dengan mata berkaca-kaca.
"Nggak ah, gue aja nggak kenal sama dia."
"Lo pikir gue kenal deket sama dia? Udah ayo dateng aja itung-itung ini pengalaman baru buat lo. Di tempat lo dulu nggak ada pesta pesta kaya gini kan?"
"Gimana nanti balik sekolah kita belanja dulu?! SETUJU NGGAK? PLEASE PLEASE MAUU?!" Karena kasihan melihat Mela yang terus memohon di depannya. Akhirnya Agatha pun mengangguk mengiyakan permintaan teman barunya itu.
Sepulang sekolah mereka benar-benar memesan taksi dan pergi ke mall untuk berbelanja.
Jangan heran mereka saja bersekolah di sekolah elite. Yang tentunya kebanyakan dari mereka adalah memiliki orangtua dengan penghasilan tinggi. Mereka berdua termasuk dari sekian banyak siswi yang berasal dari keluarga kaya. Tidak jarang mereka pergi ke luar negeri hanya untuk berlibur. Dan menghamburkan uangnya untuk berbelanja barang-barang mewah yang menurutnya lucu.
Setelah turun dari taksi, kaki mereka segera melangkah masuk ke sebuah toko dengan brand ternama. Toko yang menjual berbagai dress mahal serta aksesoris menarik lainnya. Mereka berpisah untuk melihat-lihat. Kemudian bertemu untuk saling memberikan pendapat masing-masing mengenai pilihannya.
"Seriously Mela itu nggak terlalu terbuka emangnya?" Gadis gila itu memilih sebuah mini dress yang bisa dikatakan seperti sebuah lingerie seksi. Bahannya sangat menerawang, berwarna maroon, dan sangat terbuka. Tentu saja Agatha langsung mengomel mendapati Mela memilih dress seperti itu.
Lain dengannya yang mengambil sebuah dress berwarna putih tulang. Perbedaannya sangat jelas dari kedua pilihan mereka. Mela terbahak, saat dengan polos Agatha memperlihatkan pilihan dress itu kepadanya. Dress berwarna putih tulang yang panjangnya di bawah lutut, ditambah potongan lengan tiga perempatnya itu membuat Mela otomatis menggelengkan kepalanya.
"Hei baby kita itu mau party. Bukan meeting harus pake dress formal kaya gini. Aduh cantik cantik gini seleranya kurang juga yah."
"Sini ikut gue."
Bilangnya sih cuma belanja pakaian aja. Tapi setelah keduanya menuju kasir mereka nggak nyangka kalo belanjaannya jadi sebanyak itu. Mereka memilih setidaknya dua sampai tiga dress. High heels yang berwarna senada, serta aksesoris lucu lainnya. Keduanya sama-sama tertawa saat melihat perbuatannya masing-masing.
"Kayaknya kita beneran cocok deh," ucap Mela.
Malam harinya tepat jam 8 malam, Mela menjemput Agatha dengan mobil pribadinya. "Wow Wow. Please come in princess Agatha."
"You look so gorgeous tonight."
"You too my baby."
Mobil Lamborghini Aventador itu melaju membelah jalanan ibukota di malam hari ini. Saat tiba di tempat, semuanya terang. Mansion bergaya klasik itu sangat ramai penuh dengan mobil mewah yang berjajar di halamannya. Tempat itu sudah dihias sedemikian rupa menjadi pesta besar-besaran milik Laura. Si pemilik acara menyambut mereka berdua, memberikan pelukan hangat disana.
"Gue tahu ini Mela, tapi ini siapa ya. Gue belum pernah liat lo sebelumnya," ucap Laura dengan tampang menelisik penampilan Agatha dari kepala hingga ujung kakinya.
YOU ARE READING
oneshot giselle aespa
Fiksi Penggemarkumpulan oneshot twoshot giselle aespa. cerita ini mengandung unsur dewasa, harap untuk yang masih di bawah umur segera meninggalkan lapak ini. be smart for choose a good reading!