"Sialan lo ya! Untung gue masih bisa nyanyi, coba tadi kelewat desah, udah gue bunuh lo di atas sana!" Kesal Giselle sampai berapi-api. Si pelaku cuma cengengesan, tidak merasa bersalah sama sekali.
"Nghh shh.. Jennh~" tubuh kecil itu melengking kedepan, jemarinya meremas lengan kekar milik Jeno. Tangan satunya menahan mulut supaya desahannya teredam disana.
"Jangan disini, ayo ikut gue." Perintah Jeno seraya menarik tangan perempuan tersebut.
Ruang weardrop menjadi tempat tujuannya. Sepi, semua orang sedang kerepotan diluar sana, sebab masih banyak lagi artis dari agensinya yang belum tampil. Jeno mengunci pintunya, kemudian menuntun tubuh kecil itu duduk di atas sofa panjang yang tersedia disana.
Sementara Giselle duduk, Jeno berjongkok di hadapannya. Tangannya menarik rok pendek yang dikenakan oleh perempuan itu. Dibuangnya sehelai kain tersebut ke sembarang arah. Wajahnya mendekat, mengendus selangkangan Giselle. Si manis menarik rambutnya, merasakan sapuan hangat nafas Jeno yang menggelitik paha sekalnya.
"Shh buruan pleasee.. nanti keburu ada orang dateng.." rintihnya frustasi.
Jeno menyeringai, semakin melebarkan selangkangannya. Celana dalam Giselle basah, sedangkan benda kecil itu masih bergetar di dalam lubangnya. Setelahnya Jeno menarik lepas celana dalamnya, tak membiarkan satu kain pun menutup kewanitaannya.
Dalam sekali tarikan, benda itu terlepas, lendir kental membaluri setiap sisi barang kecil tersebut. Cairan deras mengalir dari lubang sempitnya, indah selalu indah, Jeno selalu menyukai keindahan lubang surgawi nya, merah merekah, mengkilap basah, kembang-kempis seakan menyuruh laki-laki itu segera menyantapnya.
Giselle berupaya menutup pahanya karena malu, Jeno menatap intens kewanitaannya. Belum sempat protes, Jeno menarik pinggangnya, memajukan tubuh perempuan itu semakin dekat dengan wajahnya.
"Ahhh.." desahan panjang lolos dari mulut kecilnya. Giselle merasa dirinya terbang, kepalanya pening tidak karuan, sapuan hangat lidah membelai klirotis nya dengan agresif.
Giselle menahan kepala itu, membiarkan memek lacur nya dimakan habis olehnya. Kepalanya menengadah, bibir terus mendesah memanggil-manggil namanya, begitupun jantung yang berdetak kencang memacu adrenalin nya, takut-takut ada orang datang memergoki keduanya.
"Jenn ahh langsung aja pleashh gue nggak tahann~"
"Langsung apa sayang?"
"Masukin ajaa.."
"Masukin apa hm?"
"Masukin kontol lo ke memek lacur gue ahh~ nghhh berhentih dulu jarinyaa.. jangan buat gue tersiksa pleasee.." Jeno tak peduli, ia menikmati wajah tersiksa itu, memainkan kedua jarinya di lubangnya, merojok memek sempit tersebut, ibu jarinya ikut menekan dan mengusap kasar itilnya, membuat tubuh Giselle semakin kelonjotan.
"Nghh ahh mau pipishh.."
"Keluarin aja sayang."
"Nghh pleasee berenti duluu.. nanti sofanya basahh ahh Jennhh~~" telat, Giselle telat mengatakannya. Memeknya bocor, pipisnya ngucur, merembes keluar membasahi sofa dan lantai ruangan itu. Jeno tersenyum kemenangan, meskipun sebelah bajunya ikut basah terkena air pipis milik Giselle.
Giselle masih mengatur nafasnya yang tidak beraturan usai mendapat pelepasannya. Jeno berdiri, melepas gesper dan meloloskan celananya, ia memegang penis berurat itu, kemudian mengurut benda tersebut sambil memandangi pemandangan indah di depannya.
"Nungging!" Dengan tubuh lemas nya, Giselle menuruti perintah Jeno. Dia menungging, Jeno menampar bokong besar yang menggodanya, dia dekatkan kontol panjang tersebut, mengambil lelehan lendir Giselle, kemudian membalurkan nya di penis miliknya.
YOU ARE READING
oneshot giselle aespa
Fanfickumpulan oneshot twoshot giselle aespa. cerita ini mengandung unsur dewasa, harap untuk yang masih di bawah umur segera meninggalkan lapak ini. be smart for choose a good reading!