twins boyfriend

1.5K 47 2
                                    

Aleyya sudah terbiasa sejak dahulu, melayani pacar kembarnya yang sama sama gila di atas ranjang. Ketiganya tinggal bersama di dalam apartemen mewah. Seks mereka dilakukan tidak mengenal waktu. Dari pagi hingga pagi, setiap ada waktu luang, bahkan berani sekali ketika sedang melakukan zoom meeting dengan dosen.

Namanya Marko dan Marlo, sulit sekali membedakan keduanya, sangat mirip, yang berbeda hanya kepribadiannya saja. Marko tipikal badboy yang punya kesabaran setipis tisu. Punya perilaku yang buruk, sering melanggar aturan, dan gemar sekali membolos mata kuliah. Hobinya balapan dan clubbing, dia paling tidak bisa menahan nafsu, suka dengan perempuan seksi, juga coblos sana sini. Parahnya lagi, Marko sangat terobsesi dengan public sex, dia suka mempertontonkan kegiatannya, serta suka melakukannya di depan umum.

Berbeda dengan Marlo, dia dijuluki sebagai goodboy, anak baik-baik, keliatan polos padahal aslinya sama saja dengan kembarannya. Orang tidak akan menyangka dengan sisi lain dari ketua BEM kampus itu. Sisi lainnya ketika bersama dengan Aleyya. Marlo menyukai bdsm, Marlo suka ketika Leya menangis saat disetubuhi olehnya, Marlo girang saat melihat tubuh Leya penuh lebam karna tamparan kasarnya. He's really real devil. Semua orang berhasil ia tipu dengan tampilan luarnya.

Weekend adalah waktu yang paling menyenangkan bagi si kembar, namun sebaliknya neraka bagi seorang Leya. Dia tidak diizinkan pergi kemanapun, dia akan terkapar seharian di ranjang dengan kondisi yang mengenaskan.

Awal mulanya Leya hanya mengenal Marlo, siapa juga yang tidak naksir lelaki sebaik dia?? Lalu Leya tarik kembali ucapannya saat tahu sisi iblis dari laki-laki tersebut. Ia terlanjur masuk kedalam jurang neraka yang dia buat. Semakin dalam ketika Marlo mengenalkan si bejat Marko dalam hidupnya. Tetapi dia yang akhirnya menerima semua itu, kemudian tenggelam dalam kubangan peju keduanya. Dia menyukainya, sangat menyukai saat dirinya disetubuhi dengan brutal, suka sekali memeknya dipenuhi oleh dua kontol besar sekaligus, suka sekali di kasari dan dikotori oleh mereka.

Leya melenguh, dia merasa badannya pegal seperti ditindih, depan belakangnya terasa sempit. Ia membuka matanya, netra coklat itu langsung bertabrakan dengan cahaya pagi yang mengintip dari celah gorden kamarnya.

"Mmmhh.." dia mendesah, lubang analnya terasa penuh oleh kontol besar Marko, sedang putingnya masih berada di dalam mulut hangat seorang Marlo. Keduanya tidur menghimpit sambil telanjang bulat.

Leya buka selimut itu, ia lepas puting susu itu dari kuluman mulut Marko. Ia juga lepaskan sumpalan kontol pada analnya. Ia lekas duduk sambil memandangi kedua pacarnya yang tengah tertidur pulas, persis seperti anak kecil, terlihat lugu dan tenang. Sepertinya karna mereka sama sama kelelahan setelah menggempur Leya sampai pagi.

Setelah selesai dengan acara bersih-bersihnya Aleyya turun ke dapur untuk memasak sarapan mereka. Kebiasaannya ketika di rumah adalah memakai dress tanpa dalaman. Peraturan itu berlaku saat hanya ada si kembar di dalam apartemen mereka. Alasannya agar tidak perlu susah payah menelanjangi pelacur tersebut.

Baru beberapa menit dia memasak, terdengar suara langkah kaki berjalan di belakangnya, sudah pasti itu adalah salah satu dari mereka yang sudah terbangun.

"Morning babee.." yang ini adalah suara Marlo, dia suka sekali berbicara dengan bahasa inggris. Dan yang membedakannya dengan Marko juga yaitu kacamata yang dikenakannya.

Lelaki itu langsung menangkup pinggang ramping milik Leya, memeluknya erat dari belakang. Ia bertelanjang dada dan hanya kenakan celana pendeknya saja. Leya hanya diam, bergumam membalas, dan membiarkan si lelaki menjamah tubuhnya.

Tangan kanan Marlo turun merambat ke pahanya, mengusap paha dalamnya, semakin nakal menaikkan dress ketat itu sampai sebatas pinggang. Ia buka selangkangan Leya dan ditahan menggunakan kakinya. Usap usap memek tembam milik leya yang selalu jadi makanan favoritnya. Dibuka labianya, lalu telunjuknya sengaja menekan kelentit Leya yang mungil, dicubit-cubit, dan digesek ke atas ke bawah berulang kali. Kaki leya mulai gemetar, tangannya yang sedang bergerak memotong timun pun jadi kacau tidak karuan.

Marlo mengendus ceruk lehernya, menggigitnya seperti vampir.

"Kenapa vibratornya nggak dipake hm?"

"Mmmh,, masih pagiihh~"

"Nakal ya sekarang nggak nurut sama aturan kita?"

"Nghh bukan gituhh.."

Leya lepaskan cengkraman pisau pada tangannya, ia berganti memegang pinggiran meja dapur untuk menahan kakinya yang selemas jelly.

"You want punishment?" Leya hanya pasrah saat kata-kata itu keluar dari mulutnya. Karna penolakan darinya pun sama sekali tidak akan di dengar.

Marlo masih mengucek memeknya, kali ini ia pakai dua jarinya sekaligus, keluar masuk menggaruk dinding vaginanya, sampai becek, sampai bunyi clok clok clok jorok sekali. Sedang Leya tidak fokus, dia tidak sadar saat Marlo mengambil sebuah timun dari atas mejanya.

"Apalagi sekarang?! Timun??!"

Leya menjerit saat lubangnya seperti terbelah dua, dibuka paksa oleh timun yang panjang dan besar sekali diameternya, menerobos masuk kedalam memeknya yang selalu sempit. Marlo naikkan kaki kiri Leya di atas meja, ia sudah masukkan setengah dari timun tersebut. Maju mundurkan, tak peduli rengekan dan tangisan Leya yang sudah menggema di apartemen mereka sepagi ini. Diremas kuat tetek sekelnya, dicubit putingnya, dan ditampar secara bergantian. Leya pusing bukan main, ia makin menjerit saat ada sebuah benda yang mencoba mencoblos analnya dari belakang. Entah sejak kapan Marlo melepas celana pendeknya, kontol perkasa itu begitu besar, panjang, tegang, dan berurat, mengacung tegak, menusuk lubang anal Leya yang sempit.

Rengekan itu mengundang kembar yang lainnya untuk bangun. Masih dengan muka bantalnya, ia tarik dress leya hingga sobek tak berbentuk, menampakkan tetek gondal-gandul Leya yang menantang untuk ditampar, dikasari, diludahi bagian putingnya yang bengkak berwarna pink.

Marlo cabut timun itu yang sudah kotor karna lendir kental Leya. Ia pakai timun itu untuk menyumpal mulut Leya yang berisik, di dorong hingga pangkal mulutnya, sampai wajahnya merah menahan tangis.

Leya susah payah menahan stimulasi yang diberikan oleh kedua kembar itu. Sama seperti Marlo, Marko ikut melucuti celananya, mengurut penisnya yang tegang minta dipijat dengan lubang legit milik Leya. Marko angkat kedua kaki Leya, ia lingkarkan pada pinggulnya setelah seluruh kontolnya berhasil tenggelam dalam sekali hentakan. Leya kewalahan, kedua lubangnya terasa penuh, tubuhnya diangkat, tersentak-sentak ke atas, matanya juling, liurnya penuh menetes sampai ke batas dadanya.

Dua kontol itu mengoyak lubangnya dengan brutal, secara berlawanan, masuk keluar dengan tempo acak yang makin membuat Leya menggila. Susunya dikenyot kuat oleh Marko, sedangkan yang lain di remat dari belakang dengan tangan Marlo. Nikmatnya tiada tara, sarapan pagi ini kenyang oleh semburan peju dari si iblis kembar.

oneshot giselle aespaWhere stories live. Discover now