kumpulan oneshot twoshot giselle aespa.
cerita ini mengandung unsur dewasa, harap untuk yang masih di bawah umur segera meninggalkan lapak ini.
be smart for choose a good reading!
"Nanti malem nggak boleh kemana-mana ya, Mami udah telepon guru privat kamu."
"Hah guru privat apaan Mi?!"
"Heh semester kemaren nilai matematika kamu tuh rendah. Mami nggak mau tau ya pokoknya ntar malem harus belajar nggak boleh kabur lagi!"
"Hadeh iya iya Mi."
Gue menghembuskan napas kasar. Kali ini gue harus menuruti perintah mami sebelum semua akses kartu dan fasilitas gue di ambil sama beliau.
Nama gue Sergio, akrab disapa Gio. Gue ini anaknya pemalas banget apalagi kalo soal belajar. Balapan dan pergi ke club malam itu hobi gue. Di sekolah gue sering banget bolos pelajar. Tapi jangan salah, karena gue ini aslinya pinter cuma males aja. Orang yang belum kenal gue pasti mikirnya gue serem kayak preman. Padahal gini gini aslinya gue soft boy, tengil, dan anak mami. Tapi ya jangan salah, kalo diluar ada yang nyenggol anak-anak Beatless gue bisa bikin mereka masuk IGD. Nggak bisa bunuh anak orang ya, dosa.
Pintu kamar gue dikunci dari luar oleh mami. Padahal sebenernya gue bisa aja kabur lompat lewat jendela kamar gue yang ada di lantai dua. Tapi karena gue nggak mau bikin mami tambah murka, yaudah gue nurut aja nunggu guru privat gue disini.
Setelah menunggu selama beberapa menit, pintu kamar gue terbuka. Menampilkan mami dan satu lagi seorang perempuan yang masih muda mengenakan pakaian khas gurunya.
Gue dibuat melongo seketika. Pikiran gue ya guru ini mungkin hampir mirip sama bu Elga, guru matematika killer yang ngajar di kelas gue. Mirip kaya cikgu besar yang ada di film upin ipin. Seketika bayangan itu menghilang dari pikiran gue. Ini sih kesempatan emas ya namanya, mami pinter banget nih nyarinya.
Bodynya bak gitar spanyol, pinggangnya ramping pengen banget gue peluk dari belakang, wajahnya manis, dan tentunya guru itu masih muda hampir mirip seusia gue.
Mami menutup pintu meninggalkan kita berdua di kamar gue. Dia tersenyum tipis membuat hati gue meleleh dibuatnya. Perempuan itu mengulurkan tangannya di depan gue.
"Vanessa."
Gue membalas menjabat tangannya. "Sergio. Panggil gue Gio aja."
Tanpa basa-basi lebih lanjut, Vanessa langsung meraih alat tulisnya dan memulai sesi belajarnya malam ini.
"Oke Gio, di sekolah kamu belajarnya udah sampe mana?" Tolonglah jangan tanya udah sampe mana belajarnya. Seorang Gio mau mengikuti kelas matematika aja udah syukur apalagi menyimak pelajarannya.
Gue berusaha cool membolak-balik buku paket di hadapan gue. Yang padahal belum pernah sekalipun gue buka itu. Gue hanya menunjuk asal materi pada buku tersebut, kemudian menyerahkannya.
Mereka duduk di lantai dengan sebuah meja di hadapannya. Jangan tanya bagaimana gue sekarang, karena gue masih aja memandangi Vanessa yang berhasil duduk di sebelah gue.
Bagaimana tidak, body Vanessa sangat seksi. Dengan kemeja transparan yang menutupi tubuh atasnya beserta rok span yang panjangnya hanya sebatas lututnya saja membuat gue dibuat ngiler sewaktu melihatnya. Mimik wajahnya yang polos dengan kacamata yang membingkai mata cantiknya. Ditambah bibir ranum tipis yang terus ia gigit menambah kadar kecantikan Vanessa terus bertambah di mata gue.
Dua kancing kemeja teratasnya dibiarkan terbuka. Tanpa disadari belahan payudara besarnya itu mengintip dari balik kemeja putih yang ia kenakan. Gue sampai beberapa kali menelan ludah. Telapak tangan gue udah nggak tahan buat nggak meremas gundukan kenyal itu. Rok spannya terangkat akibat duduk bersimpuh di bawah lantai hingga memperlihatkan paha mulusnya. Karena gerah, Vanessa menguncir rambut panjangnya hingga bulir bulir keringat itu mengalir melalui ceruk leher jenjangnya.
Gue menggelengkan kepala, berusaha mengusir pikiran kotor yang semakin membuat libido gue naik.
"Tahan Gio lo harus belajar, bukan ngewe sekarang!" batin gue dalam hati.
15 menit pertama benar fokus gue masih kepada materi yang dijelaskan. Tapi lama kelamaan pandangan mata gue mulai menjelajah tubuh seksinya. Vanessa jelas menyadari kalau sedari tadi gue tidak fokus memperhatikannya.
***
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.