Dua tahun sudah berlalu dengan cepat, melewati banyak hal baik dan buruk secara bergantian. Begitupun dengan umur si kembar athalla yang sudah bertambah lebih dewasa dari sebelumnya
Anak laki-laki itu menutup matanya perlahan saat angin malam berhembus lembut menerpa wajah tampannya, menikmati setiap detik yang ia miliki sebelum akhirnya harus kembali ke dalam dan berkutat dengan benda yang sudah menjadi ciri khasnya
Buku. Ia harus belajar
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu terdengar bergema disana, suasana hening yang sedang ia nikmati seketika hancur karena seseorang datang ke dalam kamar nya dengan nampan yang berisi susu hangat dan beberapa cemilan ringan
"Selamat malam, den yoel. Ini bibi antarkan susu sama cemilan yang nyonya minta buat jadi temen den yoel belajar" pembantu rumah tangga yang sudah berkerja cukup lama dirumahnya berujar lembut, menaruh nampan yang ia bawa ke atas meja belajar yoel
"Terima kasih, bi" anak itu membalasnya dengan suara yang pelan, tidak mengalihkan tatapannya dari langit malam yang dihias dengan sempurna oleh ribuan cahaya bintang dan juga sang rembulan
Paham akan keadaan putra dari tuannya malam ini, pembantu rumah tangga itu secara perlahan mulai berjalan mundur meninggalkan kamar yoel tanpa menimbulkan suara
Arsenio Yoel Athalla Kavindra, anak laki-laki yang dulu datang ke ruang kerja samuel untuk memberi kabar jika sang kembaran sudah pulang dari acara berkumpul dengan teman-temannya
Saat ini baik yoel ataupun daniel, keduanya sudah menginjak usia 16 tahun beberapa bulan yang lalu. Menduduki bangku Sekolah Menengah Atas dikelas 11, si kembar hanya tinggal menunggu beberapa bulan lagi untuk naik kelas ke kelas akhir
Hanya saja keadaan sudah benar-benar berubah dari kejadian dua tahun yang lalu, malam dimana yoel menyesali perbuatannya karena sudah diam dan membiarkan sang kembaran dimarahi oleh samuel di ruang tengah rumah mewahnya
"Kangen niel" lirih yoel seraya menelusupkan wajah tampannya ke dalam lipatan tangan yang sudah memeluk lututnya sendiri, membiarkan dinginnya malam menusuk kulit hingga tulang
Yoel merindukan daniel
Bahu itu perlahan bergetar disusul dengan suara isakan kecil setelahnya, semakin tenggelam di kerinduan yang semakin hari membuat hatinya sesak bukan main
"Niel... pulang hiks" yoel menangis keras setelah nya, mengepalkan tangan dengan erat sebelum akhirnya dibawa untuk memukul dadanya sendiri. Berharap agar sesak yang ia rasakan sekarang bisa perlahan-lahan menghilang
Yoel rasa semuanya benar-benar tak adil untuknya, ia hanya ingin masa kecilnya kembali seperti semula. Yoel dan daniel, si kembar yang saling menyayangi satu sama lain tanpa ada satu orang pun yang bisa memisahkan keduanya
Mengapa? apa alasan takdir dunia begitu kejam membiarkan yoel dan daniel menjadi asing saat ini? keduanya benar-benar seperti dua orang yang tak saling mengenal, ahh... bukan dua, hanya satu
Daniel, anak itu tidak mau menganggap kehadiran yoel
Yoel selalu bertanya-tanya kepada sang pencipta tentang takdir kehidupannya, apa sesakit ini? apa dirinya memang tak pantas untuk bahagia? kalau memang daniel tidak ingin mengakui dirinya sebagai saudara kembar, mengapa tuhan malah memberikan takdir sebagai anak kembar?
Bukankah anak kembar adalah satu kesatuan?
"Sayang, el kenapa, nak?" suara lembut itu mengalun dengan lembut di rungu yoel, mendongak dan semakin meneteskan air matanya dengan deras saat melihat jelas bagaimana senyuman tulus itu melengkung di wajah cantik sang bunda
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAMAWA
FanfictionHitam dan putih, keduanya sangat jauh berbeda bukan? menjadi warna netral yang bisa kapan saja dinodai oleh warna lainnya. Si hitam masih bisa untuk melindungi dirinya sendiri karena ciri khasnya adalah gelap, tetapi si putih? dia cerah, sekali dino...