11. berita duka

105 16 2
                                    

"Kamu gak bisa begini terus, mas! yoel itu anak kita, dia gak berhak dapet perlakuan kasar dari kamu, mas" gentari menatap tajam kearah sang suami, menahan diri untuk tak bergerak mundur karena tubuh yang bergemetar hebat

Jangan lupakan jika gentari di didik keras untuk menuruti suaminya, anak perempuan dari salah satu keluarga yang menjunjung tinggi dejarat antara anak perempuan dan anak laki-laki

"Kamu gak punya hak buat ikut campur, gentari" samuel membalas dengan santai, tetap menatap kearah laptop miliknya karena sedang mengecek berkas perusahaan yang harus ditandatangani

"Aku ibunya! aku punya hak atas yoel dan daniel, mas. Mereka anak-anakku!" sentak gentari yang menaikkan nada bicaranya, berhasil membuat sang suami langsung mendongakkan kepalanya

"Turunkan nada bicara kamu, gentari" geraman penuh amarah berhasil gentari dengar dari sang suami, mengepalkan kedua tangannya erat dan meyakinkan diri untuk tetap berani

"Mas, kamu keterlaluan.. yoel, dia cuman dianter pulang sama temen-temennya daniel, seharusnya kamu berterimakasih sama mereka! gak semua teman daniel itu membawa pengaruh buruk, mas!"

BRAKKKKK!!!

"DIAM GENTARI!" bentak samuel dengan keras, memukul meja kerjanya dan menatap nyalang penuh amarah kearah sang istri yang tiba-tiba saja menjadi pemberontak

"Aku cuman minta keadilan buat kedua anakku, mas! apa gak cukup dengan kamu yang ngirim daniel ke luar negeri?! jangan kamu sakitin yoel juga, mas!" gentari memejamkan matanya erat, mundur secara perlahan ketika samuel mulai mendekat kearahnya sekarang

"Lebih baik kamu diam dan gak ikut campur, biar kedua anakku menjadi urusanku sendiri, gentari"

"MEREKA JUGA ANAKKU, MAS!!!!"

PLAKKKK!!!

Suara tamparan begitu nyaring terdengar disana, gentari menoleh kearah samping ketika tangan sang suami mendarat begitu sempurna di pipi kanannya tadi

"Yoel sudah begitu sempurna, mas. Cukup, jangan kamu tekan dia lagi. Aku mohon, mas" lirih wanita kelahiran jawa itu dengan terisak pelan, ia begitu sakit ketika mendengar setiap suara kesakitan dan tangisan sang putra bungsu

"Yoel butuh kebebasan, mas. Setidaknya kasih dia izin untuk ketemu sama daniel!" tambah gentari yang langsung saja membulatkan mata indahnya sempurna, karena setelah ia selesai berucap sang suami tiba-tiba saja mendorongnya dengan keras

"Mas!!" pelik gentari yang sudah terbaring dilantai ruangan kerja samuel, memegang tangan samuel yang mencekik lehernya sekarang

"Sudah ku bilang bukan? diam dan jangan pernah ikut campur urusanku, gentari!" samuel semakin mengeratkan cekikan di leher sang istri, tidak memperdulikan keadaan gentari yang semakin mengenaskan dengan wajah memerah padam

"Mas lepas!!" suara gentari tercekat, mencoba mengambil oksigen yang semakin menipis. Ia tidak boleh pergi sekarang, setidaknya gentari harus memastikan jika yoel tak akan sendirian

"Ingat batasanmu, gentari!" dan setelahnya ayah dari si kembar athalla itu melepaskan cekikannya di leher gentari, berhasil membuat wanita cantik itu langsung meraup oksigen sebanyak-banyaknya

"Aku bahkan tak segan membunuhmu, jalang"

🥀

🥀

🥀

Yoel memasuki ruang kelasnya dengan tangan penuh buku tulis, hari ini adalah jadwal piketnya dan kebetulan mendapat tugas mengambil buku tugas yang dikumpulkan di meja guru

CANDRAMAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang