"Si cakra main duitnya mantep cuy" haidar berujar pelan, melirik kearah teman-temannya yang masih membereskan buku mata pelajaran untuk ditaruh ke dalam tas
"Tapi tuh anak dimarahin bapaknya gasi?" aresh manatap alden lekat, satu-satunya orang yang bisa ditanyai tentang cakra karena masih ada hubungan darah
"Ya menurut lo aja anak kesayangan macam tuh anak bakal dimarahin gak?" bukan alden yang menjawab pertanyaan aresh tadi, tetapi narendra yang sudah berpindah posisi duduk kearah yoga disampingnya
"Tapi maksudnya ini duit gak mungkin keluar satu dua digit doang cuy, pasti banyak" yoga menyahut pelan, melirik kearah teman kelasnya yang sudah sibuk sendiri karena belum ada guru datang
"Bukan bokapnya cakra doang kok, bokap gue juga ikut andil soalnya udah gue ceritain alasan gue pengen pindah kenapa" alden memberikan jawabannya, menatap teman-temannya satu persatu dan terkekeh geli karena haidar malah melongo disana
"Lo semua udah bilang pindah sekolah?" alden balik bertanya, membuat teman-temannya malah saling memandang satu sama lain sekarang
"Gue udah, ayah sama bunda cuman ngangguk doang aja sih" narendra menjawab dengan santai, mengambil botol minumnya dan membuka pelan karena merasa haus
"Bjirr kenapa anak tunggal kaya raya pasti bakal dapet jawaban iya mulu ya?" heran yoga dengan tangan dibawah dagu nya, lalu meringis kesakitan karena alden malah memukulnya pakai buku
"Iya iya mulu tapi tekanannya kaya mau mati" ujar alden dengan kesal, menatap tajam kearah yoga yang malah menyengir konyol setelahnya
"Gue udah sih, sempet kaget juga kok bisa pindah tiba-tiba tapi pas gue bilang bayarannya gak jauh dari sekolah sebelumnya mereka langsung oke" haidar mengalihkan pembicaraan, dia tau kalau alden kadang masih ditekan karena anak tunggal
"Gue juga udah" yoga kembali menyahut, sedikit menggoda alden agar anak laki-laki itu tak berada di suasana hati yang buruk karena ucapannya tadi
"Gue belum, baru mau bilang hari ini. Dar, nanti temenin gue biar kagak kena damprat" aresh ikut menyengir konyol, menatap haidar yang langsung saja memutarkan matanya malas
"El seminggu kemarin dirumah ngapain aja?" dan suara kanaya tadi berhasil membuat anggota phoenix yang memiliki niat terselubung dengan pindah sekolah langsung memasang telinganya
"Aku istirahat, yaya"
"Aneh banget lagian, udah tau orang sakit malah ditanya ngapain" gerutu taheem yang langsung saja mengundang delikan kesal dari kanaya, tak memperdulikan senggolan siku dari yoel karena dengan terang-terangan mengajak perang
"Ya emang kenapa sih? 'kan aku cuman tanya aja soalnya penasaran el ngapain aja pas sakit" ujar kanaya mencebikkan bibirnya kesal, menatap nyalang kearah taheem yang sudah terkekeh geli dikursi nya
"Aku istirahat doang, yaya. Badan aku lemes jadi gak bisa ngapa-ngapain" balas yoel dengan nada pelan, tersenyum tipis seolah meyakinkan sang teman jika perkataannya tak berbohong
"Makanya jaga kesehatan, el. Kamu udah sering banget loh belajar sampe lupa waktu, jangan gitu lagi oke?" audrey tersenyum lebar, menunjukkan jempolnya yang langsung saja dibalas anggukan paham dari yoel sendiri
"Makasi yaa..."
"Kita sahabat, el. Gausah bilang makasi segala" taheem menyahut dengan santai, dan untuk kali pertamanya kanaya setuju dengan ucapan sang sahabat laki-lakinya itu
Yoel sendiri hanya tersenyum tipis, ikut terkekeh geli karena kanaya kembali memekik kesal ketika dijahili oleh taheem disana. Lalu melirik sekilas kearah teman-temannya daniel yang ternyata sudah menatapnya lekat disana
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAMAWA
FanficHitam dan putih, keduanya sangat jauh berbeda bukan? menjadi warna netral yang bisa kapan saja dinodai oleh warna lainnya. Si hitam masih bisa untuk melindungi dirinya sendiri karena ciri khasnya adalah gelap, tetapi si putih? dia cerah, sekali dino...