Pagi menyambut hari baru, sang mentari mulai muncul menerangi permukaan bumi yang sudah dipenuhi para manusia yang sudah siap menjalani aktivitas rutinnya. Termasuk yoel dengan seragam putih abu ditubuhnya, memasukkan beberapa buku kedalam tas sebelum akhirnya berjalan pergi keluar kamar
Hari senin yang menjadi awal minggu ini, kegiatan sekolah akan kembali dimulai setelah dua hari tak beroperasi. Upacara menjadi rutinitas yang setiap minggu akan dilakukan dilapangan sekolah
Yoel melangkahkan tungkai jenjangnya perlahan, membuka pintu kamar dan terdiam sesaat ketika menatap kamar yang berada tepat dihadapannya. Dua tahun yang lalu, yoel masih sering bertemu dan saling menatap satu sama lain walau hanya dalam hitungan detik dengan sang kembaran
Menutup pintu kamarnya dan menyempatkan diri mengelus papan nama milik daniel, "El kangen tau sama niel, cepet pulang ya" kebiasaan kecil yang selalu yoel lakukan setiap kali dirinya keluar dari kamar, terlalu merindukan sosok sang kembaran membuatnya merasa hampa
"YOEL AYO TURUN, NAK" suara teriakan dari sang ibunda sudah terdengar, menjadi alarm tersendiri untuk yoel cepat-cepat pergi dan menghampiri kedua orang tuanya di ruang makan
Berlari kecil dan tersenyum sebagai formalitas kepada sang ibunda, menarik pelan kursi yang selalu ia pakai ketika makan, kemudian melirik kearah sang ayah yang masih menatap layar laptopnya dengan penuh keseriusan
"El mau bekel gak?" tanya gentari dengan tangan yang menaruh sepiring nasi goreng ke depan sang putra bungsu, tersenyum lembut seraya memberi segelas susu untuk yoel
"Boleh, asal gak repotin bunda" balas yoel santai, mulai mengambil sendok dan juga garpu sebelum dirinya memulai sarapan pagi ini. Melipat kedua tangannya didepan dada dan menutup dua netra indahnya, memanjatkan doa kepada tuhan yang sudah memberikan kesempatan untuknya tetap bernafas pagi ini
"Hari ini kamu ada ulangan 'kan, yoel?" samuel tiba-tiba bersuara, membuat yoel yang baru saja memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya langsung terdiam kaku
"Iya"
"Pastikan kamu yang paling besar nilainya" ujar samuel dengan sangat teramat santai, bahkan laki-laki paruh baya itu sudah merapihkan segala keperluan kantornya dan beranjak pergi tanpa menyentuh piring sarapannya sama sekali
Sedangkan gentari yang menyaksikan kejadian tadi hanya bisa menatap kepergian sang suami dengan tatapan sendunya, mulai berjalan kearah sang putra bungsu dan mengelus surainya lembut
"Jangan didengerin, gapapa kalau gak sempurna oke? yang penting el jujur pas ngerjain ulangannya nanti" ujar gentari dengan senyum teduh khasnya, menatap lekat sang putra dan tak lupa memberi anggukan kepala pelan
"Iya, bunda~"
🍀
🍀
🍀
Yoel berjalan santai melewati koridor sekolahnya, melirik kearah beberapa kelas yang ia lewati dan menundukkan kepalanya ketika bersitatap dengan anak kelas lain. Si bungsu athalla memang belum terbiasa dengan orang lain, yoel sedikit lebih dekat dengan teman sekelasnya saja
Yoel menatap ragu kearah pintu kelasnya, mulai meyakinkan dirinya sampai akhirnya membuka pintu bewarna cokelat muda itu terbuka secara perlahan. Memperlihatkan ruangan yang dipenuhi oleh meja dan kursi siswa disana
Kembali menunduk ketika menyadari belum ada temannya yang datang, hanya ada beberapa anak kelas yang berkutat dengan buku catatannya
Menaruh tas gendongnya ke kursi dan melihat jadwal piket, yoel ingat hari ini adalah jadwalnya untuk membersihkan kelas. Maka dari itu, si bungsu athalla langsung saja berjalan kearah belakang kelas, mengambil plastik sampah yang sudah penuh dengan beberapa bungkus cemilan
KAMU SEDANG MEMBACA
CANDRAMAWA
FanficHitam dan putih, keduanya sangat jauh berbeda bukan? menjadi warna netral yang bisa kapan saja dinodai oleh warna lainnya. Si hitam masih bisa untuk melindungi dirinya sendiri karena ciri khasnya adalah gelap, tetapi si putih? dia cerah, sekali dino...