10. permintaan tolong

75 13 3
                                    

Yoel menundukkan kepalanya dalam, tangan yang bergetar hebat itu sudah menggenggam dengan erat buku tulis miliknya yang tadi ia sengaja bawa dari kelas. Memejamkan matanya erat ketika ada tangan yang mendarat di pipinya sebelah kanan

"Bagus lo bikin gue nunggu?" bobby langsung saja mencengkram kedua pipi yoel dengan erat, lirikan tajam ia layangkan kepada teman-temannya yang hanya berdiri diam menyaksikan dari belakang

"Maaf, tapi tadi el lagi sama temen-temen" yoel mencari pembelaan, suaranya begitu pelan seolah tercekat karena saking takutnya dengan bobby

"Gue gak butuh penjelasan lo anjing, sekarang jam istirahat gue kebuang gara-gara nungguin lo disini kaya orang orang bego" sentak bobby dengan satu tangan mendorong kepala yoel, berhasil membuat anak itu mundur beberapa langkah dengan panik

"Maaf"

"Lo tau 'kan gue paling gasuka nunggu?" bobby melangkah maju, semakin mendekati yoel yang sudah menganggukkan kepalanya dengan cepat

"Fuck! gue kesel banget sama lo sialan" bobby memekik tertahan, mengacak rambutnya brutal dan menatap yoel dengan begitu merendahkan, "Hajar dia sekarang"

Suara dengan penuh perintah itu tentu berhasil membuat yoel mendongak panik, memundurkan langkahnya dengan terburu-buru ketika melihat teman-temannya bobby mulai berjalan kearahnya

"Jangan.. maaf" cicit yoel yang sudah terpojok di dekat tangga darurat, memejamkan matanya erat berharap sakit yang ia rasakan sekarang tidak begitu menyiksa seperti sebelumnya

"Gue gatau kalau ternyata lo pengecut kaya begini kalau disini, bob" suara asing yang tiba-tiba saja terdengar berhasil membuat semua orang yang ada disana menoleh dengan kompak, termasuk yoel yang diam-diam berterima kasih karena sudah menyelamatkannya hari ini

Di ambang pintu masuk tangga darurat sudah ada aresh yang bersedekap dada, menatap remeh dan mengejek kearah bobby disana. Sedangkan haidar hanya menatap sekilas sebelum melirik kearah yoel yang sudah menatap kearah mereka berdua

"Lo?! sejak kapan lo disini? dan... oh wow, sejak kapan kita satu seragam?" bobby membalasnya dengan senyum miring khasnya, menatap kearah aresh yang hanya memasang wajah tengil dan menggedikkan bahunya acuh

"Gue pikir kita gak sedeket itu buat basa-basi tai anjing kaya begini, bob" aresh mulai memiringkan kepalanya ke kanan dan kiri, menatap bobby dan juga komplotannya bergantian

"Kalau lo semua laki, lawan gue sekarang. Kecuali lo pada banci yang cuman bisa mukul orang yang gak berdaya, cemen banget??? lawan tuh minimal seimbang dong" lanjut aresh dengan tangan yang sudah bersiap siaga di depan tubuhnya, kemudian tersenyum tengil saat berhasil memancing emosi bobby dan para komplotannya disana

"Bajingan!" dan setelahnya semua orang langsung menargetkan aresh sebagai lawan mereka saat ini, sedangkan haidar langsung berlari mendekati yoel diujung tangga

"Lo keluar, pergi ke kelas sekarang" titah haidar setelah berhasil mengeluarkan yoel dari area tangga darurat, menyuruh adik kembar daniel itu pergi meninggalkan tempat ini

"Tapi.. tapi ar—"

"Aresh bakal baik-baik aja, dia mah punya nyawa banyak gausah khawatir begitu. Pergi sekarang" haidar mau tak mau mendorong pelan tubuh yoel agar pergi dari sana, dia hanya takut jika yoel akan kembali dijadikan target jika masih ada disini dan semakin mempersulit dirinya dan aresh

Urusannya bakal sama daniel nantinya

"Pergi yoel!"

Dan yoel langsung berlari pergi dari sana, haidar sendiri hanya menggelengkan kepala sebelum menoleh kearah sahabatnya yang berteriak keras, "HAIDAR ANJING BANTUIN GUE BABI"

CANDRAMAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang