Happy reading
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 11:23 PM. Itu artinya waktu sudah mulai larut, tapi kedua manusia ini masih senantiasa menikmati malam yang berbintang ini. Walaupun waktu sudah larut tapi itu tidak menjadi penghalang untuk orang-orang yang sedang di mabuk asmara termasuk Samuel dan Josselin.
"Sam apa kau belum mengantuk?" Tanya Josselin dengan nada yang lembut.
"Tidak terlalu, hanya sedikit"
"Benarkah? Apa perlu kita pulang dan beristirahat?"
"Tidak!!" Samuel menolak dengan sedikit meninggikan suaranya.
"W-why? Jika kau lelah kita pulang saja"
"Tidak sayang aku tidak lelah atau mengantuk, sungguh"
"Benarkah? Apa kekasihku sedang berbohong hm?" Josselin menggoda Samuel dengan mengusap lembut pipi pria itu.
Samuel yang mendapat perlakuan seperti itu justru merasa gugup dan hatinya merasa senang.
"Aku masih merindukanmu, beri waktu beberapa jam lagi setelah rindu ini sembuh sepenuhnya setelah itu kita pulang"
Josselin terkekeh mendengar jawaban Samuel. Dia tidak habis pikir dengan kekasihnya ini, terkadang di garang seperti singa dan bahkan dia bisa lembut dan manja seperti bayi sangat menggemaskan.
"Baiklah aku tidak akan memaksa, tapi jika kau lelah atau mengantuk jangan memaksakannya, oke?"
"Oke Mommy haha" mereka tertawa bersama.
"Ah ya apa besok kau mengadakan meeting kembali?" Tanya Josselin
"Iya, aku ada meeting dengan beberapa klien besok"
"Apa sangat penting?"
"Tentu saja, ini sangat penting. Tapi kau jangan khawatir aku akan mengatar jemput dirimu seperti biasanya"
"Apa kau tidak keberatan? Sedangkan kau akan mengadakan meeting dengan klien penting"
"Kau jauh lebih penting untukku. lagipula orang tuaku akan ikut hadir dalam meeting besok, karena merekalah yang paling berperan dalam meeting ini. Jadi aku bisa sedikit bersantai bersamamu"
Josselin terdiam saat rungu nya mendengar Samuel menyebutkan kata orang tua, terlintas di pikirannya teringat dengan ucapan Marsha sewaktu di toko tadi. Josselin hampir melupakan hal penting itu karena terlalu asik bercanda dan bercerita bersama Samuel.
"Sayang you oke?" Tanya Samuel dengan menggenggam tangan josselin.
"A-ah ya a-aku baik-baik saja"
"Ada apa? Katakan padaku"
Lagi dan lagi josselin terdiam, dia bingung dengan pikirannya, haruskah dia bertanya atau memendamnya?
"Josselin katakan ada apa?!" Samuel nampak geram dengan tingkah josselin.
Josselin menatap mata Samuel dengan takut "Aku ingin bertanya"
"Katakan" jawab Samuel dengan datar.
"Sam apa kau mengingat sudah berapa lama kita menjalin hubungan?"
"Tentu saja bagaimana aku bisa melupakan momen penting di hidupku"
"Katakan berapa lama"
"Dua tahun"
"Sudah lama bukan?" Tanya Josselin dan Samuel mengangguk sebagai jawaban.
"Ada apa? Kenapa kau menanyakan hal itu?"
"Kita sudah lama berhubungan, kau mengetahui hidupku bahkan kedua orang tuaku, tapi aku tidak mengetahui kehidupan penting mu termasuk keluargamu" josselin berucap dengan menundukkan kepalanya.
Samuel yang faham kemana arah percakapan ini segera menangup pipi gadis itu dan menatap mata indahnya.
"Apa kau ingin bertemu dengan orang tuaku hm?" Tanya Samuel.
"Em, aku ingin bertemu dengan mereka dan dengan hal itu aku bisa percaya sepenuhnya padamu jika kau serius dengan hubungan ini"
"Apa memperkenalkan orang tua dalam sebuah hubungan itu penting?"
"Mungkin menurutmu tidak, tapi menurutku itu sangat penting, dimana aku bisa bersapa dengan keluargamu, dimana aku bisa merasakan di terima di keluargamu, percayalah masuk kedalam keluarga orang lain itu tidak mudah, semuanya harus di mulai dari hal kecil"
"Seperti itu?
"Ya, tapi jika kau keberatan, tidak apa-apa aku tidak akan memaksamu"
Samuel nampak terdiam berfikir, entah apa yang dia pikirkan tapi hal itu membuat Josselin merasakan gigitan semut di hatinya, kecil tapi menyakitkan.
"Apa kau malu mempunyai kekasih sepertiku?" Josselin berucap dengan mata yang sudah hampir basah.
"Apa yang kau katakan?"
"Apa kau malu mempunyai kekasih sepertiku hingga kau tidak memiliki jawaban dari pertanyaan kecilku? Apa kau malu memiliki kekasih yang miskin sepertiku hingga kau enggan memperkenalkanku kepada keluargamu?"
"Oh astaga apa yang kau katakan sayang, itu semuanya tidak benar. Aku bukan tidak ingin memperkenalkanmu kepada keluargaku tapi aku masih mencari waktu yang tepat"
"Tapi sampai kapan? kita sudah berhubungan sejak lama. Kau mengetahui hidupku, orang tuaku bahkan makam mereka, tapi aku? Aku tidak mengetahui apapun tentang keluargamu" josselin sudah tidak sanggup menahan air matanya, kini air matanya sudah membasahi pipi mulusnya.
"Sayang ku mohon jangan menangis, dengarkan aku" Samuel mengusap air mata kekasihnya dengan ibu jarinya "aku pasti akan memperkenalkanmu dengan mereka, tapi jika kau bertanya kapan aku memperkenalkanmu jawabannya adalah di saat mereka sudah berada di rumah dengan santai tanpa kesibukan. mereka sibuk dengan pekerjaannya jadi aku tidak bisa mengatur jadwal untuk mempertemukanmu dengan mereka. Maafkan aku" jelas Samuel panjang.
Josselin yang mendengar penjelasan Samuel merasa bersalah "apa aku tidak pernah mengerti dirimu?"
"Tidak-tidak kau selalu mengerti diriku"
"Apa aku memaksamu?"
"Tidak sayang, kau selalu mengerti keadaanku dan kau tidak memaksaku. Justru aku yang salah seharusnya apapun keadaannya aku harus pintar memilih waktu untuk mempertemukanmu dengan keluargaku, maafkan aku"
"Maafkan aku" cicit Josselin
"Jangan seperti ini aku tidak menyukainya"
"Apa kau tertekan dengan keinginanku?"
"Tidak sayang. Aku akan mengajakmu bertemu mereka akhir pekan nanti"
Josselin terkejut dengan ucapan Samuel, mata yang sedari tadi berair kini kembali mengering dengan tatapan kebahagiaan.
"Benarkah?!"
"Tentu! Aku tidak ingin kau berfikir seolah-olah aku mempermainkanmu dengan hubungan kita. Aku akan membawamu agar kau menghilangkan keraguan yang ada di hatimu"
"Terimakasih!" Josselin berhamburan kepelukan Samuel.
Samuel mengusap punggung gadisnya dengan senyum di bibirnya, ada rasa bersalah karena tidak pernah membahas keluarganya di depan josselin dan membuat Josselin meragukan hubungan ini. Ada rasa bahagia karena gadis ini terlihat bersemangat menyambut keluarga Samuel dengan senang hati bahkan Josselin sendiri yang meminta.
"Apa aku memaksamu?" Tanya Josselin lagi.
"Tidak sayang"
Josselin mengecup bibir Samuel singkat dan kembali menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pria itu. Hatinya terasa menghangat setelah mendengar jika Samuel akan memperkenalkan dirinya kepada keluarganya.
"Aku mencintaimu Sam"
"Me too baby"
_TBC_

KAMU SEDANG MEMBACA
JOSSELIN [ON GOING]
Teen Fictionjosselin seorang gadis yang harus merasakan sakit hati yang teramat sangat ketika kekasihnya sekaligus kebahagiaannya di jodohkan dengan orang lain. *** Josselin gadis 22 tahun yang hidup sebatang kara. Orang tuanya telah meninggal saat josselin ber...