chapter: 12

76 36 10
                                        

Happy reading

***


"Sam tunggu!" Teriak Willona.

Samuel yang mendengar teriakkan itu mengehentikan langkanya.

"Ada apa?" Tanya Samuel tanpa membalik tubuhnya.

"Apa kau berat menerima perjodohan ini?"

"Aku yakin kau mengetahui jawabannya"

"Tapi kenapa?"

"Kenapa? Karena aku tidak ingin menikah denganmu" Tanya Samuel kembali dengan membalikan tubuhnya menghadap Willona.

"Apa karena kekasihmu yang tidak mampu membeli satu botol saus samyang itu?" Ucap Willona dengan mata yang menatap tajam.

Samuel yang mendengar hal itu mengeratkan kepalannya dan menatap mata gadis itu dengan mata elangnya dengan jarak yang sangat dekat yang membuat Willona ketakutan.

"Kau terlalu berkuasa di atas kekayaan orang tuamu sehingga kau berani mengatakan hal seperti itu kepada kekasihku"

"Tapi itu memang benar, gadismu bahkan tidak bisa membeli saus samyang dengan harga pasar nya, dia tidak pantas untukmu" ucap Willona dengan memegang tangan Samuel.

"Sebegitu inginnya orang tuaku memiliki menantu sepertimu? Nampak tidak berkualitas. Lepaskan sentuhanmu jika kau masih ingin hidup dengan tangan yang lengkap" ucap Samuel dengan menekan setiap kalimatnya yang membuat Willona bergidik ngeri dan langsung melepaskan pegangannya terhadap Samuel.

"Tapi Sam kau tidak bisa menolak walaupun kau tidak menginginkannya karena orang tuamu tidak butuh persetujuanmu" Ucap Willona.

Samuel segera membalikkan tubuhnya dan meninggalkan Willona di lorong lobi sendirian tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia memasuki mobil mewahnya dan melesat sangat laju.

Sementara itu Willona yang di perlakukan tidak baik oleh Samuel hanya mengepalkan tangannya dengan mata yang sedikit memerah dan berair dengan tatapan yang fokus pada lorong sepi itu.

"Sialan, gadis miskin itu mempersulit jalanku dengan Samuel. Bersiaplah Mulai sekarang kau berurusan denganku Josselin" ucap Willona.

Sementara itu di dalam mobil Samuel tengah menatap jalan raya dengan pandangan yang kosong, pikirannya terus berputar pada kejadian beberapa menit yang lalu, ucapan orang tuanya seakan mengisi penuh otak Samuel.

"Sialan!!" Ucap Samuel dengan memukul setir mobil.

"Ini tidak boleh terjadi, aku tidak mencintai Willona aku hanya mencintai Josselin" gumam Samuel.

"Aku sangat mencintai Josselin tapi aku sangat menghormati orang tuaku, apa yang harus aku lakukan" Samuel berucap kepada dirinya sendiri.

Saat tengah bergulat dengan pikirannya tiba-tiba ponselnya berdering, memperlihatkan nama yang tertera yaitu "gadisku❤️"

drtt

drtt

drtt

Ya Josselin melakukan panggilan kepada Samuel, mengingat jika ini sudah pukul 17:55 PM tentu saja Josselin menunggu Samuel yang bahkan mereka memiliki janji yang penting.

Samuel hanya menatap benda pipih tersebut dengan mata yang sendu tanpa niat mengangkatnya, hatinya terasa sakit melihat nama Josselin yang tertera di laya kaca tersebut. Dibiarkannya ponsel tersebut hingga panggilan berhenti berdering, Samuel kembali memfokuskan matanya pada jalan raya kota Los Angeles yang mendung dengan ditemani rintik gerimis kecil, dan tiba-tiba notifikasi pesan masuk.

JOSSELIN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang